Gagal Datangkan Dybala dan Bremer, Kini Bos Inter Diklaim Punya Utang Rp3,83 Triliun

BolaSkor.com - Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah pribahasa yang tepat digambarkan untuk Inter Milan. Setelah gagal memboyong Paulo Dybala dan Gleison Bremer, kini sang pemilik, Steven Zhang, diisukan terlilit utang.

Inter Milan kehilangan Paulo Dybala dan Gleison Bremer dalam waktu kurang dari satu hari. Padahal, kedua pemain itu sangat dekat bergabung dengan Nerazzurri.

Untuk Dybala, Inter Milan ditikung AS Roma. Inter tidak juga merampungkan transfer Dybala kendati sudah mendapatkan kesepakatan personal dengan sang pemain sejak beberapa pekan lalu.

Baca Juga:

Ditanya Peluang Dybala Gabung Inter, Inzaghi Mengaku Sudah Puas

Soal Bremer, Ada Klausul yang Untungkan Inter Milan

Inter dan Juventus Rebutan Bremer, Torino Full Senyum

Kondisi tersebut tidak terlepas dari kegagalan Inter mendepak Alexis Sanchez sesuai waktu yang diharapkan. Oleh karena itu, tidak ada ruang untuk Dybala bergabung.

Setelah itu, Inter kembali gagal menggaet Gleison Bremer. Bek asal Brasil itu lebih memilih pindah ke Juventus. Bianconeri menawarkan uang transfer dan gaji lebih tinggi.

Kini, CalcioeFinanza melaporkan perusahaan yang menaungi Inter Milan, Suning, dinyatakan memiliki kewajiban membayar 250 juta euro. Sejumlah kreditor memenangi pengadilan melawan Steven Zhang.

Steven Zhang dianggap gagal membayar peminjaman pada tempo yang sudah ditetapkan. Zhang meminjam uang tersebut melalui perusahaan bernama Great Matriz Ltd.

Dalam pembelaannya, Zhang merasa tidak pernah menandatangani dokumen peminjaman. Tanda tangan Zhang dipalsukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Namun, hakim pengadilan tinggi, Anthony Chan, berkata lain. Menurutnya, lima dari enam dokumen yang diteken Zhang benar-benar asli. Kemudian, ada satu dokumen yang ditandatangani secara digital.

Walhasil, Zhang kalah dalam gugatan melawan China Construction Bank senilai 250 juta euro atau sekitar Rp3,83 triliun. Keputusan itu diyakini akan menjadi pukulan keras untuk Suning Grup yang mengalami masalah keuangan sejak pandemi virus corona.