Fabio Quartararo Ada di Titik Terendah
BolaSkor.com - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, akhirnya angkat bicara terkait kegagalan total Fabio Quartarato. Pria berusia 74 tahun itu menilai pembalap berjuluk El Diablo tersebut sedang berada di titik terendahnya.
Sebagaimana diketahui, Yamaha harus menutup musim 2022 dengan penuh rasa kecewa. Tim yang dinakhodai Lin Jarvis ini gagal menuntaskan misinya mempertahankan gelar juara.
Padahal pabrikan asal Hamamatsu, Jepang ini mampu mengawali musim ini dengan hasil positif. Melalui ujung tombaknya, Fabio Quartararo, Yamaha berhasil memimpin klasemen sementara.
Sayangnya Quartararo gagal menjaga konsistensinya. Setelah MotoGP Australia, Francesco Bagnaia justru berhasil menggeser posisi El Diablo dari puncak klasemen sementara.
“Di paruh pertama musim ini, tidak ada seorang pun yang membicarakan krisis teknis Yamaha, karena Quartararo memimpin 91 poin di klasemen sementara. Semua orang juga tidak mengira dia akan kalah,” ujar, Carlo, dilansir dari motosan.es.
Menurut Carlo kegagalan ini akibat permasalahan mental.Carlo menilai Quartararo tidak sanggup lagi menahan tekanan, imbasnya performa yang ditampilkan turut memburuk.
“Saya melihat ini lebih kepada krisis pembalap, karena Quartararo yang secara teknis lebih superior dari pembalap lain justru mengulangi kesalahan sama. Di musim sebelumnya, saat dia meraih gelar juara, 4/5 balapan terakhir dia kesulitan. Dia bukan lagi Quartararo yang biasanya.
“Di musim sebelumnya juga dia mengatakan tidak dapat menangani tekanan. Ini merupakan poin kritikal dari Quartararo, ketika dia berada di bawah tekanan. Menurut saya dia kehilangan kejernihan (berpikir),” tambahnya.
Tidak hanya Quartararo, Carlo juga ikut mengomentari performa Franco Morbidelli. Menurutnya, pembalap berjuluk Franky itu masih memiliki kesempatan untuk bersinar. Oleh sebab itu Morbidelli harus bisa memanfaatkan musim 2023 sebagai ajang unjuk gigi di hadapan Yamaha.
“2023 akan menjadi tahun krusial untuk Morbidelli. Saya tidak berpikir pembalap yang menunjukkan apa yang dia sudah perlihatkan di masa lalu, berjuang di kejuaraan ini, dan meraih kemenangan bisa kehilangan talentanya. Talenta tidak bisa dijual atau dibeli, baik kamu memilikinya atau tidak, jadi saya pikir musim depan akan menjadi tahun penebusan,” kata Carlo.
“Jelas baginya itu akan lebih menentukan. Karena jika tidak memiliki performa yang bagus, dia akan tetap berada di MotoGP, tetapi akan berakhir di tim kedua. Itu akan menjadi perbedaan besar bagi dia,” tandasnya.
Penulis: Bintang Rahmat
Andhika Putra
8.253
Berita Terkait
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Rabu (17/12): Tambah 10 Medali Emas, Tim Indonesia Nyaman di Urutan Kedua
SEA Games 2025: Pecah Telur Medali Emas, Tim Equestrian Indonesia Bidik Target Lebih Tinggi
Talavera vs Real Madrid: Los Blancos Pantang Anggap Enteng Lawan
SEA Games 2025: Tim Berkuda dan Gulat Rebut Medali Emas Pertama
Chelsea ke Semifinal Piala Liga Inggris, Enzo Maresca Kembali Tersenyum
SEA Games 2025: Riau Ega Raih Medali Emas, Tim Panahan Indonesia Mendominasi
SEA Games 2025: Rendi dan Memo Ungkap Kisah di Balik Medali Emas Nomor Men's Double Sculls
Kylian Mbappe Menang Gugatan, PSG Harus Bayar Rp1 Triliun Lebih
SEA Games 2025: Resep Panahan Indonesia Kawinkan Emas Beregu Recurve
Jadi Kiper Terbaik FIFA 2025, Gianluigi Donnarumma Bidik Banyak Trofi di Manchester City