Argentina adalah Lionel Messi dan 10 Pemain Pendukung, Seperti Maradona di Piala Dunia 1986

Pada Piala Dunia 2022, tim nasional Argentina dibangun untuk mendukung Lionel Messi.
Yusuf AbdillahYusuf Abdillah - Kamis, 15 Desember 2022
Argentina adalah Lionel Messi dan 10 Pemain Pendukung, Seperti Maradona di Piala Dunia 1986
Lionel Messi (fifa)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Pada Piala Dunia 2022, tim nasional Argentina dibangun untuk mendukung Lionel Messi. Ini seakan merupakan "template" dari yang pernah dilakukan sebelumnya. Akankah kali ini berhasil?

Dalam laga perempat final, saat Argentina melawan Belanda, sebuah bangunan serangan Lionel Messi melepaskan sebuah tembakan yang masih melebar. Sesaat kemudian, sebuah bangunan serangan yang murip dilakukan Argentina.

Messi menggiring bola untuk mencari ruang tembak. Para pemain belakang Belanda seperti Daley Blind, Nathan Ake, dan Virgil van Dijk mengira sudah tahu apa yang akan dilakukan Messi, seperti sesaat sebelumnya.

Namun, Messi tanpa melihat, secara insting mengetahui kalau Nahuel Molina bergerak. Messi melepaskan umpan berlawanan dari arah larinya dan itulah awal dari gol pertama Argentina ke gawang Belanda.

Baca Juga:

Argentina 3-0 Kroasia: Satu Langkah Lagi Lionel Messi Wujudkan Mimpi

Argentina 3-0 Kroasia, Lionel Messi Banjir Rekor

Piala Dunia 2022: Final dan Momen Perpisahan Lionel Messi



Momen tersebut hanya salah satu contoh dari kejeniusan seorang Messi dan bukti Argantina membangun tim dengan Messi sebagai pusat. Momen gol tersebut juga menunjukkan adanya relasi khusus antara seorang jenius dengan 10 pemain lain yang siap melakukan apa saja untuk membantunya.

Anggapan lama bahwa tim yang penuh dengan Messi tidak akan terkalahkan sudah tidak berlaku lagi. Dia membutuhkan pelari dan pekerja keras.

Untuk momen gol pertama melawan Belanda, Molina adalah pelari tersebut. Molina melakukan pergerakan karena percaya Messi akan menemukannya walau dia juga mengetahui Messi juga bisa mengabaikan pergerakannya.

Momen lain terjadi saat Messi melakukan sihir saat berduel melawan bek Kroasia Josko Gvardiol, pemain Argentina lain berlari mencari posisi, tidak hanya menonton.

Pada Piala Dunia 2022 ini, Messi selalu memiliki pelari yang terus bergerak. Tak peduli mereka akan mendapatkan bola atau tidak. Jika mereka sudah lelah, sang pelatih Lionel Scaloni, akan memasukan pelari baru.

Argentina berusaha tetap padat dan solid di seputar Messi. Semua pemain berlari di sekitar Messi. Dan Messi membutuhkan itu, sebuah tim yang mau bekerja keras membantunya.

Melihat ke belakang, Messi sudah berada dalam tim Argentina yang lebih mentereng. Messi pernah berada dalam satu tim yang dihuni Hernan Crespo, Carlos Tevez, Sergio Aguero, atau Gonzalo Higuain. Tapi kini Messi tidak disertai pemain bintang seperti dulu.

Hal tersebut seakan mencerminkan apa yang terjadi pada Piala Dunia 1986 saat Diego Maradona membawa Argentina menjadi kampiun dunia di Meksiko.

Diego Maradona bermain di Piala Dunia 1982 dengan pahlawan empat tahun sebelumnya, Mario Kempes dan Daniel Passarella. Dia menjalin ikatan di dalam dan luar lapangan dengan Claudio Caniggia pada 1990 dan mereka bergabung dengan Gabriel Batistuta yang brilian pada 1994.

Tapi Maradona memenangkan trofi tanpa satupun dari nama-nama tersebut. Dia melakukannya bersama sekelompok pemain yang awalnya diremehkan, tetapi pada akhirnya menjadi sekelompok saudara. Dalam sistem 3-5-2 yang mirip dengan yang sekarang diadopsi oleh Lionel Scaloni, mereka menemukan cara untuk membuatnya berhasil.

"Di tengah-tengah, seorang jenius yang diberi hak istimewa kebebasan. Pengaruh Maradona begitu signifikan sehingga menyebar ke seluruh tim. Namun tim ini sangat terstruktur dari sudut pandang taktis, Masing-masing dari kami memiliki strategi dan kewajiban," ujar Jorge Valdano tentang tim Argentina 1986.

Tidak sedikit yang mengatakan Maradona mengalahkan Inggris dan Belgia sendirian. Namun, dia membutuhkan pemain lain. Saat dia dijaga ketat melawan Jerman Barat, ada Jorge Burruchaga.

"Maradona adalah kartu as. Tapi tim banyak membantunya." ujar Burruchaga.

Pada Piala Dunia 2022, hal itu kembali terlihat. Argentina tidak membutuhkan 11 pemain seperti Messi. Mereka hanya membutuhkan satu dan sepuluh pekerja yang bersedia melakukan apapun di sekelilingnya.

Sepuluh pemain yang dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing, bekerja lebih keras dan lebih pintar dari lawan. Mau bekerja keras membantu sang bintang, itu menjadi kunci.

Sergio Aguero adalah teman baik Messi dan merupakan pemain yang jauh lebih hebat daripada Julian Alvarez. Ever Banega adalah seorang playmaker yang bagus pada 2018, tetapi Rodrigo De Paul di Qatar bekerja lebih keras. "Kami bermain untuk jersey ini, tapi kami juga bermain untuk dia (Messi)," kata De Paul.

Kapten Jerman yang mengalahkan Argentina di final Piala Dunia 2014, Philipp Lahm, melihat ada yang berbeda dengan Argentina saat ini dibandingkan 2014. Pada delapan tahun lalu, rekan setim Messi seperti menunggu sang bintang untuk memecahkan segala masalah. Kini, mereka bermain untuk membantu Messi memecahkan masalah.

Tentu saja ini semua tidak lepas dari sosok Scaloni. Dia sejak awal mengetahui apa yang akan dilakukan, bahwa mereka harus membangun terlebih dulu sebuah tim solid. Tim yang akan membantu Messi.

"Kami membutuhkan grup untuk menjadi kuat terlebih dahulu (sebelum manambahkan Messi)," kata Scaloni.

Tim penyokong yang solid yang kuat inilah yang membuat Messi bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Sebagai pemain, Messi masih memilik daya sihir. Namun, pada usia 35 tahun, kini tentu Messi memiliki keterbatasan. Jika diperhatikan, lebih dari separuh waktunya di lapangan dihabiskan dengan berjalan.

Meski terlihat lebih banyak berjalan, statistik menunjukkan bahwa Messi telah melakukan lebih banyak tembakan daripada siapa pun di Piala Dunia (27 kali). Dia adalah pencetak dan kreator gol bagi timnya.

Hanya Antoine Griezmann yang memberikan lebih banyak peluang di Piala Dunia ini dibandingkan Messi. Semua itu bisa terjadi karena La Pulga difasilitasi oleh orang-orang di sekitarnya.

Akankah cara ini bisa membaca Argentina menjuarai Piala Dunia 2022, seperti yang terjadi pada 1986? Menarik dinantikan.

Piala Dunia Piala dunia 2022 Lionel Messi Breaking News
Ditulis Oleh

Yusuf Abdillah

Posts

9.233

Berita Terkait

Jadwal
Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Chelsea vs Benfica, Rabu 1 Oktober 2025
Chelsea akan menjamu Benfica pada matchday kedua fase liga Liga Champions 2025-2026 di Stadion Stamford Bridge, Rabu (1/10) pukul 02.00 WIB.
Yusuf Abdillah - Selasa, 30 September 2025
Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Chelsea vs Benfica, Rabu 1 Oktober 2025
Jadwal
Link Live Streaming Liga Champions Kairat vs Real Madrid, Selasa 30 September 2025
Jadwal siaran langsung serta laga link live streaming pertandingan Liga Champions antara Kairat vs Real Madrid di Ortalyq Stadion.
Arief Hadi - Selasa, 30 September 2025
Link Live Streaming Liga Champions Kairat vs Real Madrid, Selasa 30 September 2025
Jadwal
Live Sebentar Lagi, Ini Cara Menonton dan Link Streaming Inter Milan vs Slavia Praha di Liga Champions
Nonton Inter Milan vs Slavia Praha di Liga Champions 2025/2026 malam ini! Simak jadwal siaran langsung, jam tayang, dan link live streaming resmi di Vidio.
Johan Kristiandi - Selasa, 30 September 2025
Live Sebentar Lagi, Ini  Cara Menonton dan Link Streaming Inter Milan vs Slavia Praha di Liga Champions
Liga Champions
Barcelona vs PSG: Les Parisiens Kehilangan Banyak Pilar
PSG harus menghadapi Barcelona pada matchday 2 Liga Champions 2025/2026 dengan kondisi pincang. Sejumlah pemain kunci absen, termasuk Ousmane Dembele dan Marquinhos.
Johan Kristiandi - Selasa, 30 September 2025
Barcelona vs PSG: Les Parisiens Kehilangan Banyak Pilar
Italia
Tijjani Reijnders Doakan AC Milan Tidak Hanya Jadi Penonton di Liga Champions
Tijjani Reijnders berharap AC Milan bisa kembali ke Liga Champions musim depan. Rossoneri kini bangkit di Serie A 2025/2026 dengan skuat baru dan peluang juara Scudetto.
Johan Kristiandi - Selasa, 30 September 2025
Tijjani Reijnders Doakan AC Milan Tidak Hanya Jadi Penonton di Liga Champions
Piala Dunia
TVRI Dapat Hak Siar Piala Dunia 2026, Masyarakat Bisa Nonton Gratis
TVRI diminta meningkatkan kualitas siaran dan produksi oleh DPR-RI.
Rizqi Ariandi - Selasa, 30 September 2025
TVRI Dapat Hak Siar Piala Dunia 2026, Masyarakat Bisa Nonton Gratis
Liga Champions
Galatasaray vs Liverpool: Pantang Mengikuti Jejak Manchester United
Liverpool hadapi Galatasaray di Liga Champions 2025/2026. Simak prediksi, rekor head to head kontra tim Inggris, kondisi skuad The Reds, hingga peluang menang di Rams Park.
Johan Kristiandi - Selasa, 30 September 2025
Galatasaray vs Liverpool: Pantang Mengikuti Jejak Manchester United
Italia
Bangun Stadion Baru, Inter Milan dan AC Milan Gelontorkan Rp3,8 Triliun untuk Beli San Siro
Inter Milan dan AC Milan disebut-sebut sepakat membeli Stadion San Siro seharga Rp3,8 triliun. Lantas, bagaimana rencana pembangunan stadion baru kedua klub raksasa Serie A ini?
Johan Kristiandi - Selasa, 30 September 2025
Bangun Stadion Baru, Inter Milan dan AC Milan Gelontorkan Rp3,8 Triliun untuk Beli San Siro
Liga Champions
Inter Milan vs Slavia Praha: Sesivani Alergi Menang di Italia
Slavia Praha belum pernah menang di Italia jelang laga kontra Inter Milan di Liga Champions 2025/2026. Simak rekor tandang, kondisi skuad, dan prediksi pertandingan.
Johan Kristiandi - Selasa, 30 September 2025
Inter Milan vs Slavia Praha: Sesivani Alergi Menang di Italia
Liga Champions
Atletico Madrid vs Eintracht Frankfurt: Diego Simeone Ingin Lanjutkan Momentum
Diego Simeone berharap tim asuhannya dapat memanfaatkan momentum kemenangan telak 5-2 atas Real Madrid dan melanjutkannya saat menjamu Eintracht Frankfurt.
Yusuf Abdillah - Selasa, 30 September 2025
Atletico Madrid vs Eintracht Frankfurt: Diego Simeone Ingin Lanjutkan Momentum
Bagikan