Nostalgia - Kejayaan Persija dengan Identitas Merah-Putih dan Oranye

Perjalanan sejarah Persija Jakarta dari masa ke masa.
Tengku SufiyantoTengku Sufiyanto - Sabtu, 28 November 2020
Nostalgia - Kejayaan Persija dengan Identitas Merah-Putih dan Oranye
Persija Jakarta. (BolaSkor.com/Grafis)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Persija Jakarta merayakan hari jadinya yang ke-92. Persija lahir pada tanggal 28 November 1928.

Persija dahulu bernama Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ). Layaknya klub-klub Indonesia era Perserikatan, Persija lahir dengan latar belakang sebuah organisasi perjuangan bangsa yang bergerak dalam bidang sepak bola. Tak ayal, tokoh-tokoh pendiri Persija merupakan para pergerakan nasional.

Asal Mula Persija Jakarta

Harian Republika dalam kearsipan sejarahnya mencatat bahwa, VIJ lahir dari sebuah tragedi kebakaran Gang Bunder, Passer Baroe, Batavia-Centrum tahun 1928. Penuturan itu diutarakan saksi sejarah bernama Abah Alwi Shahab.

Ketika itu, para pemuda menggalang aksi sosial melalui sepak bola untuk membantu para korban kebakaran. Di mana, sepak bola adalah olahraga merakyat dan sudah populer ketika Kolonial Belanda menjajah Indonesia.

Sayang, para pemuda pergerakan tersebut tidak dapat memakai lapangan sepak bola Deca Park milik klub Belanda, Hercules. Izin itu tidak diberikan oleh Federasi Sepak Bola Kolonial Belanda di Batavia, Voetbalbond Batavia Omstaken (VBO).

Baca Juga:

Mengintip Perayaan HUT ke-92 Persija di Sawangan

Persija Jakarta Dapat Lisensi Klub Profesional AFC Setelah Banding Diterima

Berjalannya waktu, para pemuda yang dihuni kaum pribumi ini malah membentuk organisasi sepak bola untuk melawan kedigdayaan VBO. Lahirlah VBB (Voetbal Boemipoetera) pada November 1928. Nama tersebut diambil dari kosa kata Kolonial Belanda dan tentu saja kerakyatan atau memunculkan ciri khas pribumi. VBO lahir dari ide Soeri dan A Ali, dikutip dari Surat Kabar Pemandangan pada tahun 1938.

Tentu hal itu memunculkan perlawanan dari VBO. Kolonial Belanda melihat sebuah pergerakan pribumi atau nasionalis dari sepak bola. Maka dari itu, VBO diubah nama menjadi VIJ.

Dalam buku 60 tahun Persija, dijelaskan bahwa lahirnya bond VIJ ini diprakarsai oleh Soeri (klub Setiaki), A. Alie Subrata (klub Ster), A. Hamid (MOS), A. Soerodjo (Setiaki), Soerjadi (MOS), Tamerin (BSVC), R. Soekardi (Ster), Soepardi (MOS) dan M.E. Asra (Ster). Seperti halnya, klub-klub yang lahir dari pergerakan nasionalis dan sebelum PSSI berdiri. Ada beberapa klub naungan di bawahnya.

VIJ. (Sumber: Istimewa/Legendary 1928)

Hal ini menjadi pondasi lahirnya kompetisi Perserikatan. Di mana sistem Perserikatan, klub besar (Persija, Persib, Persis dan lain-lain) mempunyai klub naungan di bawahnya dengan sistem berkompetisi. Pemain yang hebat ditarik untuk membela klub besar, dan berkompetisi di Perserikatan.

Seiring berjalannya waktu, VIJ mulai menunjukkan taringnya membentuk sebuah federasi sepak bola bersama klub-klub yang lahir dari pergerakan nasional. Maka lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) pada tanggal 19 April 1930 dengan ide yang keluar dari Ir Soeratin.

Saat itu, VIJ mendirikan PSSI beserta Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB, R Atot), Persatuan Sepakraga Mataram (PSIM Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo), Vorstenlandsche Voetbal Bond (Persis Solo, Soekarno), Madioensche Voetbal Bond (PSM Madiun, Kartodarmoedjo), Indonesische Voetbal Bond Magelang (PPSM Magelang, E.A Mangindaan), dan Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Persebaya Surabaya, Pamoedji). PSSI pun diubah menjadi Persatoean Sepakbola Seloeroeh Indonesia saat kongres di Solo pada 1930.

Di era Perserikatan, VIJ mampu menjadi juara pada tahun 1931, 1933, 1934 dan 1938. Tobing, Abidin, Soemo, Machmoel, Boengboeng, Enoch, Rachim, Affendi, Hoedoro, Djaimin, Soenarto atau Saridi adalah segelintir andalan VIJ ketika itu.

Baca Juga:

Pemain Persija Akan Dipinjamkan ke Klub Luar Negeri, Ferry Paulus Beri Respons

Diego Maradona yang Terselip di Nama Striker Persija Jakarta

Kejayaan Merah-Putih Persija

Selanjutnya, VIJ berganti nama menjadi Persidja Jakarta. Persidja sendiri terus tumbuh menjadi klub paling disegani di Perserikatan.

Saat itu, Persidja bagaikan bentuk Timnas Indonesia. Mengingat, para pemain Timnas Indonesia di era 1950-an hingga 1960-an adalah penggawa Persidja. Tak hanya itu, Persidja merupakan klub yang memiliki jersey berwarna Merah-Putih. Tak ayal, julukan Merah-Putih melekat di Persidja.

Soetjipto Soentoro, Kwee Tik Liong, Sinyo Aliandoe, Reni Salaki, Liem Soe Liong (Surya Lesmana), dan Rony Paslah adalah beberapa jebolan Persidja yang membela Timnas. Semuanya di bawah kendali sang pelatih hebat Persidja ketika itu, yakni Liem Soen Joe atau yang lebih dikenal dengan nama drg. Endang Witarsa. Persidja akhirnya mampu menjadi juara Perserikatan 1954 dan 1964.

Persidja Jakarta di Tahun 1964. (Sumber: Istimewa/Legendary 1928)

Hebatnya lagi, dengan materi pemain muda, dokter membuktikan tangan dinginnya mampu mengangkat prestasi Persija. Si Merah-Putih dibawanya juara tanpa terkalahkan dengan rekor gol fantastis 34-3. Selain juara, gelar Persija terasa lengkap setelah Soetjipto Soentoro meraih gelar top skor dengan 16 gol. Musim yang lengkap bagi Persija dan Dokter pada Perserikatan tahun 1964.

Di era 1970-an, Persidja menciptakan era baru dengan materi permain seperti Sutan Harharah, Suhanta, Sumirta, Widodo, Anjas Asmara, Oyong Liza, Sofyan Hadi, Risdianto, Wahyu Hidayat, Danurwindo, Benny Dollo, dan Dananjaya. Persidja pun mampu menjuarai Perserikatan tahun 1973, 1975, dan 1979.

Kejayaan Oranye Persija Jakarta

Tahun 1979 merupakan momen terakhir Persidja menggenggam supremasi tertinggi kompetisi sepak bola Tanah Air. Selanjutnya, saat Perserikatan dan Galatama dilebur, Persija baru menjadi juara supremasi tertinggi kompetisi sepak bola Tanah Air pada tahun 2001 dengan tajuk Liga Indonesia.

Persidja Jakarta tahun 1974. (Sumber: Istimewa/Legendary 1928)

Masih ingat betul, Bambang Pamungkas, Luciano Leandro, Antonio Claudio, Imran Nahumarury, Widodo Cahyono Putro, hingga Gendut Doni, Persija menjadi klub paling disegani. Anak-anak asuh Sofyan Hadi yang ber-jersey oranye menjadi juara Liga Indonesia usai mengalahkan PSM Makassar 3-2 di Stadion Senayan (Stadion Utama Gelora Bung Karno).

Dua gol dari Bambang Pamungkas dan satu dari Imam Nahumarury dapat membalas torehan PSM melalui Miro Baldo Bento dan Kurniawan Dwi Yulianto.

Kejayaan Era Modern

Skuat dan jersey Persija diperkenalkan dalam launching, Minggu (23/2). (BolaSkor.com/Hadi Febriansyah)

Setelah kebangkitannya pada tahun 2001, prestasi Persija Jakarta selalu masuk babak delapan besar Liga Indonesia, bahkan Macan Kemayoran pernah meraih runner-up dan peringkat tiga Liga Indonesia.

Ismed Sofyan dan kawan-kawan tidak pernah keluar dari sepuluh besar. Sebelum pada akhirnya tahun 2014, tim Macan Kemayoran mengalami keterpurukan prestasi. Bahkan pada ajang Torabika Soccer Championship A 2016, Persija Jakarta terpuruk hingga berada di posisi 14.

Hingga pada akhirnya, pretasi kembali muncul pada tahun 2017 lalu. Perubahan di tubuh manajemen menjadi faktor setelah Persija kerap diterpa masalah finansial.

Tidak disangka-sangka setelah terpuruk Persija Jakarta kembali meraih prestasi yang cukup baik. Mereka berhasil finis di posisi empat Liga 1.

Persija Jakarta patut berterima kasih kepada sosok pelatih Stefano Cugurra. Ia berhasil membawa Persija Jakarta kembali memiliki karakter bermain dan mengembalikan kepercayaan Jakmania untuk kembali mendukung Persija Jakarta.

Lewat tangan dingin pelatih asal Brasil itu, Persija Jakarta akhirnya kembali meraih gelar yakni dari Piala Presiden 2018 dan yang paling mengesankan ialah menjadi juara kompetisi tertinggi setelah 11 tahun berpuasa gelar. Permainan yang konsisten dan fisik pemain yang prima menjadikan tim ini bisa meraih gelar di Liga 1 2018.

Tidak hanya berjaya di Indonesia, Persija Jakarta juga menunjukan taringnya di kancah ASEAN. Tim Ibu Kota ini berhasil juara Bost SportsFix Super Cup di Malaysia dan mereka juga berhasil lolos menjadi semifinalis Zona ASEAN Piala AFC 2018.

Liga 1 U-19 Persija jakarta
Ditulis Oleh

Tengku Sufiyanto

The author is a senior journalist who has specialized in Indonesian football issues for the past 10 years. Before focusing on sports, the author was also involved in covering political and economic issues. They have covered numerous national and international events, including the 2023 U-17 World Cup, the 2018 Asian Games, and various SEA Games tournaments. Additionally, the author was previously active in the PSSI Pers organization.
Posts

17.728

Berita Terkait

Liga Indonesia
Bojan Hodak Kepikiran Laga Persib Melawan Persija, Apa Alasannya?
Pelatih asal Kroasia ini bahkan menghiraukan Borneo FC yang pada akhirnya mengalami kekalahan dari Bali United.
Tengku Sufiyanto - Selasa, 02 Desember 2025
Bojan Hodak Kepikiran Laga Persib Melawan Persija, Apa Alasannya?
Liga Indonesia
I League Pede Rekor Penonton Laga Persija vs PSIM di SUGBK Bakal Terlewati di Putaran Kedua
Laga Persija vs PSIM di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, sejauh ini memecahkan rekor dengan jumlah 56.150 penonton.
Rizqi Ariandi - Selasa, 02 Desember 2025
I League Pede Rekor Penonton Laga Persija vs PSIM di SUGBK Bakal Terlewati di Putaran Kedua
Liga Indonesia
Debut Lawan Persija di SUGBK, Kiper Ketiga PSIM Yogyakarta Merasa Gugup
Kiper ketiga PSIM, Khairul Fikri Maarif, mendapatkan pengalaman berharga karena menjalani debut di Super League 2025/2026 ketika menghadapi Persija Jakarta.
Rizqi Ariandi - Selasa, 02 Desember 2025
Debut Lawan Persija di SUGBK, Kiper Ketiga PSIM Yogyakarta Merasa Gugup
Liga Indonesia
Persija Bersaing di Papan Atas, Manajemen Bicara Perpanjangan Kontrak Mauricio Souza
Manajemen Persija buka suara soal kontrak Mauricio Souza yang akan habis akhir musim nanti. Sejauh ini Mauricio Souza berhasil membawa Persija ke papan atas.
Rizqi Ariandi - Selasa, 02 Desember 2025
Persija Bersaing di Papan Atas, Manajemen Bicara Perpanjangan Kontrak Mauricio Souza
Liga Indonesia
Persija Jakarta Dijatuhi Sanksi oleh Komdis PSSI, Pemain Persebaya dan Arema FC Juga Dihukum
Persija Jakarta mendapatkan sanksi berupa denda Rp25 juta. Denda ini disebabkan suporter Persija melanggar regulasi larangan away.
Rizqi Ariandi - Senin, 01 Desember 2025
Persija Jakarta Dijatuhi Sanksi oleh Komdis PSSI, Pemain Persebaya dan Arema FC Juga Dihukum
Liga Indonesia
Apresiasi The Jakmania dan Brajamusti, I League Dorong Larangan Suporter Away Dicabut
I League selaku operator Super League berharap larangan suporter away bisa segera dicabut.
Rizqi Ariandi - Senin, 01 Desember 2025
Apresiasi The Jakmania dan Brajamusti, I League Dorong Larangan Suporter Away Dicabut
Klasemen
Klasemen Terkini Super League 2025/2026 hingga Pekan 14, Persija dan Persib Pepet Borneo FC
Persija dan Persib mulai mengancam Borneo FC di papan klasemen. Situasi ini terjadi setelah Pesut Etam mengalami kekalahan perdana.
Rizqi Ariandi - Senin, 01 Desember 2025
Klasemen Terkini Super League 2025/2026 hingga Pekan 14, Persija dan Persib Pepet Borneo FC
Liga Indonesia
Mauricio Souza Tak Mau Bertemu Pemain Persija Dulu Usai Kalahkan PSIM di SUGBK
Skuad Persija akan diliburkan selama dua pekan karena Super League mengalami jeda di tengah bergulirnya SEA Games 2025.
Rizqi Ariandi - Sabtu, 29 November 2025
Mauricio Souza Tak Mau Bertemu Pemain Persija Dulu Usai Kalahkan PSIM di SUGBK
Liga Indonesia
Persija Berharap Kembali ke JIS saat Jamu Bhayangkara FC
Persija akan menjamu Bhayangkara FC pada 29 Desember 2025. Manajemen Persija berharap duel itu bisa diselenggarakan di Jakarta International Stadium.
Rizqi Ariandi - Sabtu, 29 November 2025
Persija Berharap Kembali ke JIS saat Jamu Bhayangkara FC
Liga Indonesia
Pelatih Persija Sebut Rumput SUGBK Lebih Baik dari JIS
Pelatih Persija Mauricio Souza menilai kualitas rumput SUGBK lebih baik dari JIS. Namun, JIS punya satu keunggulan lain.
Rizqi Ariandi - Sabtu, 29 November 2025
Pelatih Persija Sebut Rumput SUGBK Lebih Baik dari JIS
Bagikan