5 Klub Premier League yang Menderita Sindrom Musim Kedua
BolaSkor.com - Sindrom musim kedua. Istilah itu bisa diartikan dalam arti negatif ketika klub atau pelatih klub menjalani periode buruk di musim kedua setelah memperlihatkan tanda-tanda positif di musim pertama.
Hal tersebut terjadi kepada Sheffield United. Saat promosi ke Premier League di musim 2019-2020 The Blades memperlihatkan performa yang meyakinkan dan bertahan dengan finish di urutan sembilan klasemen.
Namun musim ini berbalik 180 derajat. Tim ada di dasar klasemen alias zona degradasi dan Chris Wilder meninggalkan jabatannya sebagai manajer. Sheffield terkena dampak sindrom musim kedua. Tapi mereka bukan satu-satunya klub Premier League yang merasakannya, ada juga klub lainnya, siapa saja?
Baca Juga:
John Murtough Mulai Beraksi, Pemain Incaran Man United Terkuak
Keistimewaan Rabona Lamela, Calon Gol Terbaik Premier League 2020-2021
1. Queens Park Rangers (2012-2013)
Masih ingat dengan klub yang pernah merogoh kocek dalam-dalam untuk merekrut nama top seperti Esteban Granero, Park Ji-sung, Julio Cesar ini? Ya itu klub London bernama QPR (Queens Park Rangers).
Ironisnya di musim mereka jor-joran belanja pemain tim malah degradasi karena berada di dasar klasemen di bawah arahan Harry Redknapp. Padahal di musim sebelumnya QPR selamat dari degradasi meski posisi mereka pada musim 2011-2012 juga tidak terlalu aman.
Pergantian pelatih dari Neil Warnock, Mark Hughes, hingga Redknapp turut memengaruhinya. Ditambah para pemain baru tak menjamin performa tim bakal bagus karena mereka butuh waktu beradaptasi.
2. Huddersfield Town (2018-2019)
Usai promosi dan sintas di Premier League pada musim 2017-2018 performa Huddersfield Town anjlok di musim berikutnya. Manajer Huddersfield David Wagner layak diacungi jempol karena dengan skuad pas-pasan mampu menjaga keseimbangan tim.
Pada musim berikutnya Huddersfield bak istilah hidup segan mati pun tak mau. Tidak hanya kesulitan mencetak gol, pertahanan mereka rapuh. Kepergian Wagner pada Januari 2019 dan digantikan Jan Siewart tak menolong tim yang akhirnya degradasi.
3. West Bromwich Albion (2005-2006)
Di bawah arahan Bryan Robson West Brom berhasil sintas di Premier League musim 2004-2005 dengan menduduki posisi akhir peringkat 17 klasemen. Tapi di musim kedua Jason Koumas dkk tak selamat dari jurang degradasi.
West Brom selamat tapi mereka tak bagus-bagus amat dengan Robson karena sempat melalui periode negatif 13 laga tanpa kemenangan. Benar saja di musim kedua segalanya lebih sulit dan rekrutan anyar, Nathan Ellington lebih banyak cedera. West Brom akhirnya degradasi di musim 2005-2006.
4. Hull City (2009-2010 dan 2014-2015)
Mantan klub Andrew Robertson bisa jadi klub yang paling sering naik turun di antara Divisi Satu hingga Premier League. Dua kali Hull City mengalami sindrom musim kedua. Pertama pada musim 2009-2010 dan kedua di musim 2014-2015.
Pada musim 2009-2010 tim arahan Phil Brown tidak tampil sebagus musim sebelumnya. Inkonsisten dan dua striker mereka Jozy Altidore dan Jan Vennegoor of Hesselink tak banyak membantu hingga akhirnya tim degradasi. Brown digantikan Iain Dowie.
Lalu pada musim 2014-2015 Hull jor-joran belanja pemain seperti QPR tapi kontribusi minim, seperti Abel Hernandez yang direkrut sebesar 10 juta poundsterling tapi cuma mencetak satu gol. Dari tim yang selamat di musim sebelumnya dan mencapai final Piala FA menjadi tim pesakitan hingga akhirnya degradasi.
5. Middlesbrough (1996-1997)
Pada musim 1995-1996 Bryan Robson mampu mengombinasikan Nicky Barmby dan Juninho ke dalam skuad yang mengakhiri posisi di urutan 12 klasemen. Pada musim berikutnya Middlesbrough lebih ambisius.
Tapi sisi ambisius itu dengan mendatangkan Emerson dan Fabrizio Ravanelli justru memulai masalah di klub, khususnya di pertahanan. Tak ayal meski bermain bagus di liga dan final Piala FA, The Boro nyaris terdegradasi dan hanya terpaut dua poin dari zona degradasi.
Arief Hadi
15.753
Berita Terkait
Manchester United Kembali Dikritik Cristiano Ronaldo, Ini Jawaban Ruben Amorim
Hasil Liga Europa: Calvin Verdonk dan Dean James Kompak Telan Kekalahan
Jadwal Siaran Langsung dan Link Streaming Pertandingan Liga Europa Pekan Ini, Jumat 7 November 2025
Menuver Real Madrid untuk Rekrut Dayot Upamecano Secara Gratis
Hasil Super League 2025/2026: Catatan Mentereng Persita di 8 Laga Terakhir Dihentikan PSBS Biak
AC Milan Cari Bek Baru, Lima Pemain Masuk dalam Radar
Hasil AFC Champions League Two 2025/2026: Gol Adam Alis Bawa Persib Comeback di Kandang Selangor
3 Statistik yang Memperlihatkan Betapa Buruknya Antonio Conte di Sepak Bola Eropa
Soal Piala Dunia, Lionel Messi Berbeda Pandangan dengan Cristiano Ronaldo
Transfer Manchester United Tidak Lagi Serampangan