3 Fakta Menarik Keberhasilan Slovakia Masuk Fase Grup Piala Eropa 2020

BolaSkor.com - 24 tim yang akan berpatisipasi di Piala Eropa 2020 sudah lengkap. Keempat tim yang melengkapinya via jalur play-off adalah Skotlandia, Hungaria, Makedonia Utara, dan Slovakia. Kali ini BolaSkor.com akan membahas soal Slovakia.

Slovakia memastikan satu tiket ke Piala Eropa 2020 melalui kemenangan 2-1 atas Irlandia Utara di Windsor Park. Butuh perpanjangan waktu hingga menit 110 untuk Slovakia mencetak gol penentu kemenangan.

Slovakia sempat unggul 1-0 dari gol Juraj Kucka (17') yang dibalas gol bunuh diri Milan Skriniar di menit 87. Lalu pada menit 110 Michal Duris menentukan kemenangan Slovakia dan membawa negara berjuluk Sokoli itu ke fase grup.

Baca Juga:

4 Fakta Menarik dari Kesuksesan Hungaria Lolos ke Piala Eropa 2020

3 Fakta Menarik dari Tim Kejutan Piala Eropa 2020, Makedonia Utara

Empat Tim Lengkapi 24 Negara Peserta Piala Eropa 2020

"Itu adalah kemenangan besar bagi Slovakia. Kami selalu berusaha sebaik mungkin untuk negara dan kami sangat senang bisa mencapai Piala Eropa," ucap kapten Slovakia Marek Hamsik.

"Dalam pertandingan Irlandia Utara mereka melakukan banyak bola panjang, jadi bola tidak terlalu sering dimainkan di lini tengah."

"Setiap kali bola berada di pihak kami, kami mencoba untuk bermain dengan bola, tetapi bagian tengah lapangan tidak dimainkan terlalu banyak karena bola-bola panjang dari Irlandia Utara. Itulah mengapa Anda tidak melihat banyak permainan yang dimainkan di tengah-tengah."

Slovakia tergabung di grup E Piala Eropa 2020 bersama Spanyol, Swedia, dan Polandia. Berikut tiga fakta menarik dari kelolosan Slovakia ke fase grup:

1. Pemain-pemain Kunci

Kolektivitas jadi kunci permainan Slovakia. Tidak ada bintang dalam skuad Slovakia, tetapi ada beberapa pemain menonjol yang punya kualitas di atas rata-rata serta jam terbang yang cukup tinggi di level internasional.

Jika dijabarkan pemain-pemain kunci Slovakia itu adalah Milan Skriniar (Inter Milan), Marek Hamsik (Dalian Professional), Juraj Kucka, dan Ondrej Duda (FC Koln). Selain mereka ada nama senior lainnya berusia 30 tahun lebih seperti Peter Pekarik (Hertha Berlin) dan Tomas Hubocan (Omonia Nicosia).

Slovakia tak punya penyerang andalan dengan naluri mencetak gol hebat selaiknya Robert Lewandowski, namun mereka punya Marek Hamsik. Eks kapten Napoli punya 126 caps dengan torehan 26 gol.

Pengalaman dan kualitas jadi keunggulan Marek Hamsik. Dia dapat mendikte permainan dari lini tengah, punya banyak enerji dan stamina. Pengalamannya diharapkan dapat memimpin Slovakia di Piala Eropa 2020.

2. Efek Instan Stefan Tarkovic

Pelatih berusia 47 tahun bukan nama yang asing lagi bagi Slovakia karena pernah melatih tim pada 2018 setelah sebelumnya jadi asisten pelatih. Siapa sangka Stefan Tarkovic langsung memberikan efek instan membawa Slovakia lolos ke fase grup Piala Eropa 2020.

Tarkovic ditunjuk menggantikan Pavel Hapal yang dipecat meski membawa Slovakia memenangi drama adu penalti kontra Republik Irlandia. Tarkovic membawa pengalamannya saat menjadi asisten pelatih Jan Kozak di Piala Eropa 2016.

Melawan Republik Irlandia Slovakia turun dengan taktik 4-1-4-1. Skema itu memberikan keseimbangan di lini tengah meski lini depan Slovakia bukan yang terbaik. Menarik untuk dinanti kiprah Tarkovic memimpin tim di Piala Eropa.

3. Sekilas Sejarah Slovakia

Ketika masih menjadi bagian dari Cekoslovakia (1918-1938 dan 1945-1993), banyak pesepak bola dari Slovakia yang menjadia bagian sukses timnas Cekoslovakia seperti halnya ketika 16 dari 22 pemain Slovakia dalam skuat timnas bermain di final Piala Eropa 1976 di Yugoslavia.

Timnas Cekoslovakia menjadi dua kali runner-ups Piala Dunia 1934 dan 1962, lalu sekali memenangi Piala Eropa 1976. Namun setelah pecah menjadi negara masing-masing, catatan terbaik Slovakia pada Piala Eropa ada pada 2016 kala mencapai 16 besar.

Regenerasi Slovakia tidak berjalan cepat karena tak banyak talenta sepak bola dari sana, namun satu nama yang dapat dicermati sepak terjangnya nanti di Piala Eropa 2020 adalah gelandang berusia 18 tahun Groningen, Tomas Suslov.