3 Alasan Mengapa Man United Wajib Pertahankan Ten Hag Usai Memenangi Piala FA


BolaSkor.com - Manchester United mengobati 'luka' dari buruknya musim 2023-2024 dengan kesuksesan memenangi Piala FA. Pada musim terburuk Red Devils sejak 1990, karena finish di urutan delapan Premier League, klub tetap mampu memenangi trofi.
Perjalanan Man United menuju titel Piala FA pun tidak dapat dikatakan mudah, sebab mereka menyingkirkan Liverpool dan bangkit setelah hampir menerima comeback gemilang Coventry City di semifinal.
Di final, Man United mengalahkan rival sekota Manchester City dengan performa mereka yang konsisten, terbukti dengan memenangi empat titel liga beruntun, dan menang 2-1 di Wembley - mengakhiri catatan 34 laga tak pernah kalah beruntun Man City di seluruh kompetisi.
Baca Juga:
Bawa Manchester United Juara Piala FA, Erik Ten Hag Takut Tetap Dipecat
Breaking News: Manajemen Manchester United Mulai Merundingkan Masa Depan Erik Ten Hag
Kendati demikian, kabarnya posisi Erik ten Hag belum aman sebagai pelatih klub, apalagi sebelumnya ada kabar Man United akan memecat Ten Hag pasca Piala FA, tak peduli apapun hasilnya.
Namun, menurut kabar terbaru dari Samuel Luckhurst di Manchester Evening News, ada kemungkinan Man United mempertahankan Ten Hag untuk musim depan.
Menilik kabar-kabar tersebut, BolaSkor.com menganalisis alasan mengapa Man United seyogyanya mempertahankan Ten Hag setelah memenangi Piala FA.
1. Raih Titel Dua Musim Beruntun
Bagi pelatih baru yang datang melatih klub, khususnya klub sekaliber Man United yang performanya naik turun pasca era Sir Alex Ferguson, tidaklah mudah untuk meraih trofi.
Titel liga yang terakhir dimenangi pada 2013 memang belum diraih Man United, tetapi Ten Hag datang dan dalam kurun waktu dua musim, pelatih asal Belanda tahu bagaimana caranya menang di laga final.
Musim lalu, Man United mengalahkan Newcastle United di final Piala Liga dengan skor 2-0 di Wembley. Tahun ini lebih gemilang karena mengalahkan salah satu tim terbaik dunia, Man City, dengan skor 2-1 di final Piala FA.
Jika pada akhirnya trofi menjadi tolok ukur kesuksesan pelatih, menjadi penilaian dari manajemen, Ten Hag telah melakukannya meski bukan titel liga atau turnamen antarklub Eropa. Jadi, tak ada alasan memecatnya.
2. Percaya Proses
Dalam kurun waktu dua musim melatih Man United, Ten Hag tentu telah mengetahui kualitas dari pemain yang tersedia. Kendati belum meraih titel liga, perlahan Man United berbenah mencapai level tersebut.
Ten Hag tahu apa yang dibutuhkan dan tidak di dalam timnya, para pemain juga telah memahami keinginan bermain sang pelatih. Apabila ada pelatih baru datang maka segalanya akan dimulai kembali dari awal.
Terlebih, beberapa pemain dari tim saat ini juga direkrut atas keinginan Ten Hag. Pelatih baru nanti belum tentu akan memaksimalkan potensi mereka seperti Ten Hag.
Sudah saatnya bagi Man United mengikuti jejak Man City dalam memercayai Pep Guardiola, Arsenal bersama Mikel Arteta, dan Liverpool kepada Jurgen Klopp (sebelum ia pergi di akhir musim ini).
3. Dukungan Manajemen
Musim panas 2024 akan jadi bursa transfer pertama Man United dengan kepemilikan baru, INEOS yang dimiliki Sir Jim Ratcliffe. Mereka telah mengubah manajemen dengan datangnya Omar Berrada, Jason Wilcox, dan berpotensi disusul Dan Ashworth.
Dengan dukungan manajemen baru, komunikasi yang lebih lancar, Ten Hag akan benar-benar diuji musim depan. Terlebih, masalah utama inkonsistensi Man United musim ini terjadi karena badai cedera pemain.
View this post on Instagram
Jika kebugaran pemain terjaga, lalu Ten Hag mendapatkan dukungan yang tepat dari manajemen dalam urusan merekrut pemain, maka layak bagi publik menilai Ten Hag musim depan.
Arief Hadi
15.321
Berita Terkait
Manchester United Sepakat Pinjamkan Andre Onana ke Trabzonspor
Laris Manis, Harry Maguire Diantre Klub Arab Saudi
Sebelum Gaet Luis Diaz, Bayern Munchen Sempat Dekati Cody Gakpo

Tolak Tawaran Lebih Besar dari Newcastle, Parma Ungkap Alasan Lepas Giovanni Leoni ke Liverpool

Skuad Liverpool Tidak Akan Pernah Bisa Melupakan Tragedi Kematian Diogo Jota

Setelah 25 Tahun, Daniel Levy Mundur dari Tottenham Hotspur

Masih Beradaptasi dengan Manchester United, Benjamin Sesko Akui Level Bermain Premier League Berbeda
10 Transfer yang Gagal Terwujud pada Musim Panas 2025: Manchester United Sering Terkena Harapan Palsu

Belum Padu, Kerja Sama Mohamed Salah dengan Hugo Ekitike di Liverpool
Jumlah Pemain Belanda di Premier League Pecahkan Rekor, Ronald Koeman Semringah
