Sosok Feature Liga Indonesia Indonesia

Wawancara Eks Persija Galih Sudaryono: Blak-blakan soal Match Fixing Sepak Bola Indonesia

Tengku Sufiyanto - Rabu, 09 Januari 2019

BolaSkor.com - Galih Sudaryono menjadi pemain paling gembira, setelah pemerintah ikut turun tangan memberantas mafia sepak bola Indonesia. Ia merasa hal itu harus dilakukan sekarang agar pemain tak selalu dikambinghitamkan ketika membuat kesalahan.

Galih menjadi salah satu pemain yang jadi sasaran "tuduhan" saat Persis Solo tak lolos ke babak 8 besar Liga 2 2018. Galih disebut sengaja meloloskan gol dalam pertandingan lawan Persibat Batang.

Tuduhan itu justru berbanding terbalik dengan prestasi Galih bersama Persis Solo. Gawang Persis Solo menjadi yang paling sedikit kebobolan di grup barat.

Baca Juga:

Dihukum Seumur Hidup oleh Komdis PSSI, Vigit Waluyo Berpeluang Kena Sanksi dari FIFA

Tanggapan PSSI soal Penangkapan Wasit oleh Satgas Anti Mafia Bola

Kongres Tahunan PSSI Resmi Digelar di Bali

Dalam 22 pertandingan, Laskar Sambernyawa hanya kebobolan 16 gol saja. Sementara tim-tim lain lebih dari 20 bahkan 30 gol. Galih pun berharap Satgas Anti Mafia bola mengungkap seluruh ketidakberesan di persepak bolaan nasional.

Bolaskor.com berkesempatan mewawancarai mantan kiper Persija Jakarta tersebut. Ia termasuk pihak yang sangat gembira, pemerintah dan PSSI serius menangani mafia bola. Berikut wawancara kami:

Bagaimana Galih melihat pergerakan pihak kepolisian yang ikut mengungkap kasus mafia bola di Indonesia?

Itu sangat bagus. Kalau mau dibersihkan ya bersihkan semuanya sekarang. Pemerintah bisa melihat anggaran yang dikeluarkan PSSI dan klub. Semua jajaran pemain dan manajemen, ponselnya disadap saja nggak apa-apa. Jadi tidak ada permainan seperti itu lagi.

Sebagai penjaga gawang, Galih pernah menerima ajakan dari seseorang untuk mengalah?

Kalau Galih mau kaya, Galih ambil semua. Tapi saya tidak mau makan rezeki yang seperti itu. Buktinya musim ini saya kebobolan paling sedikit. Godaan itu banyak, tinggal kita mau tergoda atau tidak.

Menurut Galih, apakah sekarang pemberantasan mafia bola sudah maksimal?

Belum semua, itu baru kroco-krocone (anak buah). Masih ada banyak yang harus diberantas lagi.

Lanjut di halaman selanjutnya

Kalau menurut Galih, di Indonesia itu sebenarnya ada mafia judi atau manajemen yang tidak siap melihat timnya kalah?

Saya pernah mendengar seperti itu (ada mafia). Tapi saya sendiri tidak pernah melihat secara langsung. Jadi cuma dengar-dengar saja, tapi tidak bisa melihat bagaimananya.

Sebenarnya apa yang dirasakan pemain selama ini, hingga sangat mendukung Satgas Anti Mafia Bola?

Pemain atau wasit yang notabene tidak mau masuk ke lobang itu, malah justru kesulitan. Seperti pemain sulit cari klub. Teman saya ada juga yang nggak mau diatur, kemudian dikeluarkan. Mau ikut tim lain juga jadi susah. Kan tidak bisa seperti itu.

Galih sebagai seorang kiper juga pernah tertuduh?

Kita tahu bersama, gawang saya paling sedikit kebobolan. Tapi kemarin baca-baca di instagram, saya disebut sengaja mengalah saat lawan Persibat Batang. Kalau saya mau main-main, kenapa gawang Persis Solo sulit dibobol lawan?

Galih Sudaryono
Galih Sudaryono (kiri) saat resmi ke Persis Solo. (BolaSkor.com/Al Khairan Ramadhan)

Dengan kejadian seperti yang dialami Galih, apakah ada niatan untuk sang anak dituntun jadi pemain bola?

Dari sekarang anakku sudah tak arahkan, kalau mau jadi pemain bola tidak usah jadi kiper. Bebannya paling berat. Tapi ya sekarang anak saya masih kecil. Saya inginnya kalau besar nanti saya arahkan ke pendidikan saja. Yang main bola cukup papahnya saja. Pemain bola itu dituntut nggak boleh salah. Kasihan teman-teman saya yang tertuduh, dikira main-main karena membuat kesalahan. Padahal kesalahan itu manusiawi

Musim depan ada kompetisi. Galih pun sekarang terus bersiap untuk musim depan. Jika kompetisi dimulai, sembari menunggu Satgas Anti Mafia Bola selesai, apakah Galih setuju?

Saya setuju. Nggak masalah kalau mulainya agak lama, ini demi semua, demi kebaikan yang akan datang. Dari pada diputar sekarang, kemudian kasusnya menguap begitu saja. Kita itu sebagai pemain capek, sudah mati-matian berjuang di lapangan. Tidak apa-apa, HP semua pemain, manajer di sadap saja, biar tidak ada yang main-main. Jadi strategi yang sudah disiapkan saat latihan bisa jalan saat pertandingan. (Laporan Kontributor Al Khairan Ramadhan/Solo)

Bagikan

Baca Original Artikel