Wawancara Eks Persija Galih Sudaryono: Blak-blakan soal Match Fixing Sepak Bola Indonesia

BolaSkor.com - Galih Sudaryono menjadi pemain paling gembira, setelah pemerintah ikut turun tangan memberantas mafia sepak bola Indonesia. Ia merasa hal itu harus dilakukan sekarang agar pemain tak selalu dikambinghitamkan ketika membuat kesalahan.
Galih menjadi salah satu pemain yang jadi sasaran "tuduhan" saat Persis Solo tak lolos ke babak 8 besar Liga 2 2018. Galih disebut sengaja meloloskan gol dalam pertandingan lawan Persibat Batang.
Tuduhan itu justru berbanding terbalik dengan prestasi Galih bersama Persis Solo. Gawang Persis Solo menjadi yang paling sedikit kebobolan di grup barat.
Baca Juga:
Dihukum Seumur Hidup oleh Komdis PSSI, Vigit Waluyo Berpeluang Kena Sanksi dari FIFA
Tanggapan PSSI soal Penangkapan Wasit oleh Satgas Anti Mafia Bola
Kongres Tahunan PSSI Resmi Digelar di Bali
Dalam 22 pertandingan, Laskar Sambernyawa hanya kebobolan 16 gol saja. Sementara tim-tim lain lebih dari 20 bahkan 30 gol. Galih pun berharap Satgas Anti Mafia bola mengungkap seluruh ketidakberesan di persepak bolaan nasional.
Bolaskor.com berkesempatan mewawancarai mantan kiper Persija Jakarta tersebut. Ia termasuk pihak yang sangat gembira, pemerintah dan PSSI serius menangani mafia bola. Berikut wawancara kami:
Bagaimana Galih melihat pergerakan pihak kepolisian yang ikut mengungkap kasus mafia bola di Indonesia?
Itu sangat bagus. Kalau mau dibersihkan ya bersihkan semuanya sekarang. Pemerintah bisa melihat anggaran yang dikeluarkan PSSI dan klub. Semua jajaran pemain dan manajemen, ponselnya disadap saja nggak apa-apa. Jadi tidak ada permainan seperti itu lagi.
Sebagai penjaga gawang, Galih pernah menerima ajakan dari seseorang untuk mengalah?
Kalau Galih mau kaya, Galih ambil semua. Tapi saya tidak mau makan rezeki yang seperti itu. Buktinya musim ini saya kebobolan paling sedikit. Godaan itu banyak, tinggal kita mau tergoda atau tidak.
Menurut Galih, apakah sekarang pemberantasan mafia bola sudah maksimal?
Belum semua, itu baru kroco-krocone (anak buah). Masih ada banyak yang harus diberantas lagi.
Lanjut di halaman selanjutnya
Tengku Sufiyanto
17.550
Berita Terkait
Jordi Amat Bicara soal Terdepaknya Patrick Kluivert sampai Pelatih Baru Timnas Indonesia

Terinspirasi Carlo Ancelotti di Brasil, Xabi Alonso Buka Peluang Ubah Posisi Vinicius Junior

Hasil Super League 2025/2026: Arema FC Bungkam PSM, Bali United Menang di Kandang Persijap

Thom Haye Makin Percaya Diri Bermain bersama Persib Bandung

Laga Persis Solo Lawan Malut United Berpotensi Tentukan Nasib Peter de Roo

Live Sebentar Lagi, Cara Menonton dan Link Streaming Liverpool vs Manchester United

Manchester City Tidak Bisa Hanya Mengandalkan Erling Haaland

Hasil Serie A: Bekuk Juventus 2-0, Como Akhiri Puasa 73 Tahun

Ruben Amorim Masih Jadikan Bruno Fernandes Algojo Penalti Manchester United

Link Streaming Getafe vs Real Madrid, Senin 20 Oktober 2025
