Union Vs Hertha: Alasan Derby Berlin Jadi Laga Spesial
BolaSkor.com - Ketika Union Berlin menjamu Hertha Berlin di Stadion an der Alten Forsterei, Minggu (3/11) dini hari WIB, mata dunia fokus ke Ibu Kota Jerman untuk pertandingan yang mempertemukan sepak bola, politik, dan sejarah di kota yang pernah terpecah.
Pertandingan ini bukan derby Berlin pertama di Bundesliga. Promosi pertama Union musim lalu menjadikan mereka tim kelima asal ibu kota yang bermain di papan atas. Sebelumnya sudah ada Tasmania 1900 Berlin, Blau-Weiss Berlin, Tennis Borussia Berlin, dan Hertha.
Meski memproduksi lebih banyak klub Bundesliga daripada kota lain, hanya empat pertandingan yang pernah dimainkan antara klub-klub ibu kota di papan atas.
Dari 56 musim Bundesliga sebelumnya, Hertha paling banyak tampil (36), sedangkan Tasmania dan Blau-Weiss masing-masing hanya sekali pada 1965/66 dan 1986/87. Namun, Hertha tidak hadir di liga saat itu. Tennis Borussia sejauh ini merupakan satu-satunya klub Berlin lainnya yang menghabiskan lebih dari satu kampanye di level teratas pada 1974/75 dan 1976/77.
Derby ibu kota pertama terjadi pada 16 November 1974 atau hampir 45 tahun lalu. Ketika itu Hertha menang 3-0 di markas Tennis Borussia di Olympiastadion. Hertha kemudian memenangkan dua laga berikutnya di kandang pada 1975 (2-1) dan 1976 (2-0) sebelum kalah 2-0 pada 1977.
Meski itu tidak diragukan lagi adalah derby Berlin dan persaingan sengit, duel tersebut merupakan derby Berlin Barat. Itulah perbedaan krusial antara pertandingan musim ini yang melibatkan Union, karena Die Eisernen adalah tim pertama dari Berlin Timur yang berhasil mencapai Bundesliga.
Untuk benar-benar menghargai besarnya derby yang akan datang, perlu memahami sejarah modern Berlin sebagai kota.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Jerman dan ibu kotanya dibagi di antara kekuatan Sekutu. Zona pendudukan di bawah kendali Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis akan membentuk Jerman Barat, sementara wilayah di bawah kendali Uni Soviet menjadi Jerman Timur. Sebagai ibu kota, Berlin sendiri juga terbagi.
Wilayah Berlin terletak sepenuhnya di wilayah Jerman Timur dan pada 1948 Soviet memberlakukan blokade di sebelah barat kota.
Ketika Perang Dingin memanas, pemerintah Jerman Timur memulai pembangunan Tembok Berlin mengelilingi Berlin Barat pada 1961. Sementara orang Barat diizinkan untuk masuk ke wilayah Jerman Timur melalui pos pemeriksaan yang dikontrol ketat, orang Timur dilarang memasuki Barat tanpa persetujuan terlebih dahulu. Apa yang dimulai sebagai perpecahan politik akan bermanifestasi menjadi sosial dan ekonomi.
Di bidang olahraga, tim Berlin Timur berkompetisi dalam sistem liga Jerman Timur. Klub-klub seperti Vorwarts Berlin dan BFC Dynamo mendominasi lanskap sepak bola Tirai Besi. Union Berlin didirikan pada 1966 dari SC Union Oberschoneweide dan menikmati kesuksesan terbesar mereka pada 1968 ketika mereka memenangkan Piala Jerman Timur.
Pada 9 November 1989 peristiwa bersejarah terjadi, Tembok Berlin yang menjadi pemisah diruntuhkan. Akses antara kedua sisi kota terbuka untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade.
Sampai titik ini telah terjadi persahabatan antara fans Hertha dan Union. Dengan orang Barat diizinkan melewati Berlin Timur, para pendukung Hertha biasanya pergi dan menonton pertandingan di Alte Forsterei. Sebagai imbalannya, penggemar Union akan menemani Hertha pada pertandingan kompetisi Eropa mereka di Eropa Timur, termasuk perempat final Piala UEFA di Praha pada 1979. Kala itu separuh dari 30.000 suporter yang hadir telah melakukan perjalanan dari kedua sisi Berlin.
Solidaritas ini berlanjut ketika tembok runtuh. Karena itu, ketika Hertha menjamu Wattenscheid di Bundesliga 2 hanya dua hari setelah runtuhnya tembok, 44.000 orang datang ke Olympiastadion untuk menyaksikan laga. Di antara suporter itu beberapa ribu warga Berlin Timur yang telah menerima tiket gratis.
Hanya beberapa bulan kemudian, pada 27 Januari 1990, pertandingan pertama antara Hertha dan Union dalam 28 tahun digelar. Sebanyak 51.270 orang memadati Olympiastadion, meskipun total sebenarnya diyakini lebih tinggi.
"Para penonton sepanjang laga saling berpegangan tangan. Mereka berpelukan dalam suasana perayaan," kenang mantan penyerang Hertha Sven Kretschmer.
Namun suporter Hertha yang juga penyiar Hertha Manfred Sangel mengungkapkan, persahabatan itu hanya berlangsung sesaat. "Persahabatan yang sunggung mengharukan. Tapi itu cepat sekali berakhir."
30 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin
30 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin
Hal itu dikarenakan besarnya jurang perbedaan ekonomi dan sosial antara timur dan barat. Sedangkan di sisi sepak bola, Hertha berhasil promosi kembali ke Bundesliga musim itu. Sedangkan Union tidak kebagian jatah.
Ketika kedua sistem liga digabungkan seiring dengan reunifikasi, Union yang ada di peringkat tiga Liga Jerman Timur membuat mereka promosi. Namun, keuangan klub menjadi masalah serius.
Meskipun sudah menjual pemain andalan untuk tetap bertahan, Union mencapai Bundesliga 2 pada 2001. Pada tahun yang sama mereka menjadi runner-up di Piala Jerman.
Dekade berikutnya seperti rollercoaster. Tiga musim di level kedua diikuti degradasi beruntun. Union kesulitan untuk mendapatkan 1,46 juta euro dalam kas mereka sebagai syarat ikut kompetisi profesional. Bahkan para suporter harus menjual darah mereka untuk membantu klub.
Union kemudian kembali ke Bundesliga 2 pada 2009. Baru sepuluh tahun kemudian Union bisa tampil di Bundesliga.
Menurut kepala Hertha saat ini, Ante Covic, klub ini adalah "klub untuk seluruh Berlin. Anda bisa lihat, kenyataannya kami berlatih di semua 12 distrik di Berlin".
Itu berbeda dengan basis penggemar Union di lingkungan Kopenick, yang secara tradisional terdiri dari pendukung kelas pekerja. Perbedaan sosial inilah yang membuat hubungan kedua klub menjadi sangat dingin.
Fans melihat persaingan sebagai konsep yang digembar-gemborkan media. Bagi mereka persaingan ini tidak sampai ke level kebencian yang berlebihan, seperti di derby lainnya.
Promosi pertama Union ke Bundesliga juga terjadi pada saat yang tepat bagi banyak orang. Pasalnya ini bertepatan dengan peringatan 30 tahun jatuhnya Tembok Berlin. Bahkan semula sempat muncul rencana pertandingan akan digelar pada 9 November, hari peringatan jatuhnya tembok.
Namun presiden Union Dirk Zingler, melihat hal-hal secara berbeda. "Bagi saya itu adalah derby, itu berarti persaingan, demarkasi, dan perang kelas sepak bola. Saya pikir konyol mengaitkan laga ini sebagai simbol persatuan."
Dua pernyataan yang bertolak belakang ini menunjukkan pentingnya derby bagi Berlin, dan juga Jerman bersatu.
Duel ini disebut-sebut sebagai derby Berlin pertama di Berlin antara Timur dan Barat. Ada aspek historis dan politis yang mendasari membuat pertandingan ini begitu istimewa.
Derby ini adalah gambaran dari persahabatan yang dibangun di atas solidaritas yang telah berkembang menjadi persaingan di ibu kota.