Ragam Feature

Trio Penyerang Getafe, Wine di Sepak Bola Spanyol

Johan Kristiandi - Rabu, 20 Maret 2019

BolaSkor.com - Sudah menjadi rahasia umum setiap tegukan wine akan semakin nikmat rasanya bila durasi penyimpanan semakin lama. Minuman hasil fermentasi anggur tersebut akan memberikan sensasi lebih pada usia tua daripada muda.

Wine adalah satu di antara minuman unik dibanding alkohol lainnya. Untuk mendapatkan cita rasa terbaik, setidaknya dibutuhkan waktu hingga enam bulan.

Selain itu, kualitas anggur, suhu, cuaca hingga kondisi tanah tempat pohon berdiri juga mengambil peranan penting. Konon, rasa terbaik wine akan muncul saat memasuki usia puluhan tahun.

Manarik benang merah, dalam dunia sepak bola, biasanya pemain akan berada pada puncak karier di usia 20-an. Saat itu, pemain sudah memiliki pengalam yang cukup dan kondisi fisik sedang menyentuh batas tertinggi.

Akan tetapi, seperti wine, ada antitesis yang mematahkan pandangan tersebut. Menuju ke kompetisi paling bergengsi di Spanyol, LaLiga, Anda akan menemukan fakta jika usia bukanlah segalanya.

Melirik klasemen papan atas saat ini, ada satu klub yang mencuri perhatian. Bukan Real Madrid atau Barcelona, melainkan Getafe.

Pada musim lalu, Getafe hanya menduduki peringkat kedelapan klasemen akhir usai mengumpulkan 55 poin dari 38 pertandingan. Azulones terpaut 38 poin dari sang juara, Barcelona.

Lantas, apa yang menyebabkan Getafe saat ini bisa bercokol pada peringkat keempat klasemen sementara? Kinerja trio penyerang Jaime Mata, Angel Rodriguez dan Jorge Molina bisa dikedepankan sebagai jawaban.

Jaime Mata
Jaime Mata

Selain punya kesamaan masih asing di telinga penggemar sepak bola, ketiga pemain tersebut juga sudah berusia lebih dari 30 tahun. Pada Oktober nanti, pemain termuda pada trio itu, Jaime Mata, akan menginjak usia 31 tahun.

Meski begitu, jangan pernah memandang sebelah mata ketajaman trio maut Getafe. Sejauh ini, sudah 37 gol tercipta dari aksi trisula maut tersebut.

Pelatih Getafe, Pepe Bordalas biasanya memainkan formasi 4-4-2. Molina dan Mata sering mendapatkan kesempatan mengisi dua slot di lini depan. Ketika sudah buntu, Rodriguez bisa masuk sebagai kartu as.

Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, mari menilik perjalan karier satu per satu pemain tersebut.

Dimulai dari yang paling belia, Jaime Mata. Mata mengawali karier di klub lokal Spanyol Pegaso. Sebagian besar waktunya dihabiskan di Rayo Vallecano B. Selain itu, ia juga pernah membela Girona dan Real Valladolid.

Sejatinya, Jaime Mata adalah pemain anyar untuk Getafe. Namun, ia langsung tampil moncer dengan mengemas 15 gol plus enam assist di berbagai ajang.

Whoscored mencatat, Mata menjadi pemain terbaik Getafe untuk urusan ketajaman. Sang pemain menorehkan rata-rata 1,7 tendangan per pertandinan di LaLiga. Sedangkan, keberhasilan umpannya mencapai 63,3 persen.

Penampilan impresif tersebut membuat pelatih tim nasional Spanyol, Luis Enrique, melirik. Mata masuk dalam skuat La Furia Roja yang akan menghadapi Norwegia dan Malta.

Baca juga: 3 Pemain Sayap yang Tampil Memukau Usai Meninggalkan Manchester United

Angel Rodriguez
Angel Rodriguez

Berikutnya, Getafe punya penyerang yang tak kalah tajam yakni Angel Rodriguez. Jebolan Real Madrid Castilla tersebut saat ini sudah berusia 31 tahun.

Catatan Rodriguez juga tak kalah mengilap daripada Mata. Dari 32 laga, sang pemain telah 10 kali membobol gawang lawan dan tiga kali memberikan assist.

CD Tenerife mendominasi sebagian besar perjalanan karier Rodriguez. Sementara itu, Real Zaragoza menjadi klub terakhir yang ia bela sebelum menuju Getafe pada awal Juli 2017. Menariknya, saat itu Getafe tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk mendapatkan sang pemain.

Pemain bernomor punggung 9 tersebut memiliki kelebihan dalam hal tendangan jarak jauh. Menurut Whoscored, Rodriguez menyukai permainan dengan bola-bola panjang. Hingga saat ini, ia rata-rata melepaskan 1,6 tembakan per pertandingan di LaLiga.

Aroma wine kian tercium pada jugador selanjutnya, Jorge Molina. Saat ini, sang kapten sudah berusia 36 tahun.

Perjalan karier Jorge Molina adalah anomali bagi pesepak bola lainnya. Meski saat ini sedang bermain pada kompetisi tertinggi di Spanyol, ia baru masuk klub profesional pada Juli 2009. Itu artinya, Molina mencicipi kompetisi profesional ketika sudah berusia 27 tahun.

Ketika itu, klub profesional pertama yang mau mengontrak Molina adalah Elche. Setelah itu, ia hijrah ke Real Betis pada musim 2010-2011.

Molina memperkuat Betis selama enam tahun. Pada periode tersebut, sang bomber mengemas 77 gol dan 19 assist dalam 212 laga.

Baca juga: Menguasai Bola Tak Lagi Segalanya buat Barcelona

Jorge Molina
Jorge Molina

Seperti Rodriguez, Molina juga bergabung ke Getafe secara cuma-cuma. Kendati demikian, pada musim ini ia sudah mencetak 12 gol di berbagai ajang.

Ketika Rodriguez menyukai asupan bola-bola panjang, Molina lebih condong ke umpan terobosan. Ia kuat dalam perebutan bola yang tercermin dari statistik. Molina memiliki rata-rata menang duel 2,6 per pertandingan.

Kini, pada usia tuanya, ketiga pemain tersebut punya misi membawa Getafe berlaga di Liga Champions musim depan. Jika berhasil, itu adalah pencapaian yang serasa memenangi LaLiga untuk klub sekelas El Geta.

Andai bertemu Mata, Rodriguez dan Molina saat ini, mungkin diva musik Indonesia, Anggun C Sasmi, akan mengganti lirik lagu tua-tua keladi menjadi: "Mengaku sudah uzur, kepada setiap lawan. Ternyata, gol-golnya segudang"

Bagikan

Baca Original Artikel