Tottenham Pernah Mengubur Impian Liverpool Meraih Titel Premier League di Musim 2001-02
BolaSkor.com - Musim 2013-14 dikenang sebagai musim terdekat Liverpool meraih titel Premier League yang terakhir diraih tahun 1990. Dua momen menggagalkan jerih payah pasukan Brendan Rodgers yang punya lini depan terbaik di Inggris kala itu.
Satu momen ketika sang kapten, Steven Gerrard, terpeleset saat melawan Chelsea dan momen kedua ketika ditahan imbang oleh Crystal Palace di Selhurst Park. Dua momen itu 'memberikan jalan' kepada Manchester City-nya Manuel Pellegrini untuk menjuarai Premier League.
Liverpool membangun kembali skuat setelah musim 2013-14. Luis Suarez pergi ke Barcelona dan Raheem Sterling menuju Manchester City. Gerrard memasuki penghujung kariernya dan lini belakang butuh regenerasi pemain.
Butuh waktu selama empat tahun bagi Liverpool membentuk skuat dengan keseimbangan yang baik seperti saat ini. Di bawah asuhan Jurgen Klopp Liverpool punya pertahanan terbaik di liga, lini tengah yang kuat, dan lini depan yang tajam.
Baca Juga:
Ketatnya Persaingan di Premier League, Mulai dari Juara Hingga Zona Degradasi
Prediksi Liverpool Vs Tottenham: Duel Tim Beda Misi
Liverpool Vs Tottenham, Catatan Menarik Wasit Martin Atkinson
Liverpool bersaing ketat dengan Man City musim ini untuk merebutkan titel Premier League. Terdekat, The Reds akan melawan Tottenham Hotspur di pekan 32 Premier League di Anfield, Minggu (31/3) pukul 22.30 WIB. Spurs lawan yang cukup rumit.
Ketika bermain di Anfield Liverpool memang jagonya, namun, jangan lupa jika Spurs pernah mengubur impian Liverpool merengkuh titel Premier League di musim 2001-02. Liverpool diasuh Gerard Houllier kala itu dan Spurs dilatih Glenn Hoddle.
"10 laga menuju kehebatan terbesar," ucap Houllier menanggapi kans timnya memenangi trofi Premier League di awal bulan April. Keyakinan yang wajar karena Liverpool memenangi 11 dari 12 laga Premier League terakhir mereka.
Akan tapi dua momen memengaruhi mentalitas dan moral bermain Jamie Redknapp dkk saat itu. Disingkirkan Bayer Levekursen di Liga Champions, Liverpool, secara mengejutkan, kalah 0-1 di White Hart Lane melalui gol tunggal Gustavo Poyet di babak pertama.
14 laga tak pernah kalah Liverpool di Premier League berakhir. BBC Sport menilai: Liverpool tidak bermain dengan meyakinkan di lini belakang dan terlihat tegang (nervous) tiap kali mengontrol bola.
Sebaliknya Tottenham bermain dengan rapih, terorganisir, dan memainkan sepak bola ofensif, khususnya di babak kedua. Sekedar informasi, Tottenham kala itu hanya bersaing di papan tengah klasemen, bukan papan atas klasemen Premier League seperti sekarang ini.
Houllier tidak sepenuhnya mendampingi Liverpool kala itu. Selama lima bulan manajer asal Prancis berjuang dengan penyakit jantung yang dimilikinya dan asistennya, Phil Thompson, mengambilalih pekerjaannya untuk sementara waktu.
Kekalahan itu menambah jarak dengan Arsenal asuhan Arsene Wenger, yang kemudian menjadi juara dengan jarak tujuh poin dengan peringkat dua klasemen, Liverpool.
Lantas, apa pelajaran dari pertandingan tersebut? Tiap detail sangatlah penting dan bisa memengaruhi hasil di akhir musim. Detail itu akan menentukan di antara kehebatan terbesar dan kegagalan yang sangat besar.
Skuat Tottenham dan Liverpool hingga manajer kedua tim saat ini sangat berbeda dari tim-tim yang saling bentrok di tahun 2002. Liverpool (masih) bertarung merebutkan titel Premier League dan Spurs berusaha menjaga tempat di zona Liga Champions.
"Kami telah menciptakan landasan yang sangat baik, sekarang mari menggunakannya. Anda secara konstan telah menyiapkan sebuah landasan untuk pekan-pekan terakhir," ucap Jurgen Klopp.
"Kami sekarang ada di pekan-pekan terakhir dan tidak akan ada gangguan lagi, hanya akan ada pertandingan setelah pertandingan dan setelah pertandingan, dan semua laga itu sangat penting."