Tania Rasidi Menembus Batas dengan Semangat Kartini
BolaSkor.com - Setiap 21 April, Indonesia merayakan hari lahir dari wanita kalangan priyayi bernama Raden Adjeng Kartini. Sosoknya dianggap sebagai pejuang emansipasi wanita.
Kartini yang hidup di lingkungan bangsawan Jawa tak bisa melakukan hal yang disukainya semasa remaja yakni membaca dan menulis. Di masa itu, kebebasan wanita mendapat pendidikan masih terbatas.
Padahal, Kartini memiliki minat tinggi terhadap pendidikan. Literatur lahapannya setiap hari beragam mulai dari Max Haveeelar, Louis Caperus, hingga buku roman anti perang karya Berta Von Suttner.
Beragam informasi yang didapatnya membuat Kartini tumbuh sebagai wanita berpikiran terbuka, yang sayangnya ditentang oleh kebudayaan masyarakat Jawa di masa itu. Pilihan Kartini untuk menuntut ilmu dan menjadi penulis mendapat tentangan, tetapi semangatnya tidak pernah padam.
Dalam keterbatasan, Kartini tetap rajin menulis. Buah pikirnya dituangkan ke dalam surat-surat yang pada akhirnya dirangkum menjadi buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Baca Juga:
Lucas Hernandez, Si Raja Tekel dari Tanah Matador
Selinting Basket dalam Isapan Tuan Tiga Belas
Kartini tidak berusia panjang, ia meninggal di umur 25 tahun. Namun, api semangat Kartini tidak pernah padam dan menginspirasi generasi setelahnya.
Saat ini tak ada lagi perbedaan antara wanita dan pria. Kaum wanita kini berhak mendapat pendidikan setara bahkan menempati posisi-posisi penting seperti kepala negara.
Kisah Kartini yang dipandang sebelah mata sebagai seorang wanita ketika ingin mengenyam pendidikan juga telah menginspirasi Tania Rasidi dalam menjalani hidup. Tania menganggap sosok Kartini sebagai pembuka jalan untuk wanita Indonesia memiliki karier yang setara dengan kaum pria.
(Klik Halaman Berikutnya)
Warisan Kartini pula yang membuat Tania bisa menjalani hidup sebagai atlet, mahasiswa, hingga bekerja di institusi bergengsi seperti Bank Indonesia.
Kecintaan Tania terhadap basket tak membuatnya lupa menjalani pendidikan. Di sela-sela kesibukannya menjadi atlet, dara kelahiran 8 April 1991 tetap tekun menempuh pendidikan.
Tak hanya menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Psikologi, Tania juga menyelesaikan pasca sarjana dan mendapat gelar Magister Manajemen. Semua itu dilalui Tania sembari menjadi atlet.
Tania menempuh kedua jenjang pendidikan tersebut di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta sembari menjalani karier profesional sebagai pemain Sritex Solo bersama kembarannya, Lamia Rasidi, dan menjadi juara.
Keseriusan Tania dalam menempuh pendidikan juga berbuah hasil. Ia lolos seleksi penerimaan pegawai Bank Indonesia melalui jalur atlet.
"Sebelumnya Bank Indonesia belum pernah menerima pegawai baru melalui jalur Atlet. Saya dan beberapa orang lainnya menjadi angkatan pertama," ujar Tania kepada BolaSkor.com.
Berhasil masuk Bank Indonesia, Tania tetap tidak meninggalkan basket. Gadis berusia 27 tahun ini masih tergabung dalam klub Merpati Bali.
Prestasi di Merpati Bali juga menjadi tolok ukur indeks prestasi Tania di Bank Indonesia. Bagi Tania, tidak sulit membagi waktu di antara dua kesibukannya tersebut.
"Sebelumnya saya juga sudah pernah kerja. Jadi sudah tahu bagaimana mengatur waktunya. Di Bank Indonesia juga ada dispensasi waktu," tutur Tania.
(Klik Halaman Berikutnya)
Layaknya Kartini, Tania menembus batas dengan menekuni dua profesi sekaligus. Anggapan bahwa atlet hanya jago di lapangan adalah hal yang ingin didobrak Tania.
"Pada dasarnya, atlet itu mudah dibentuk. Seperti saya atau yang lainnya tentu sudah tahu bagaimana menjaga kedisiplinan dan membagi waktu. Kesempatan yang diberikan perusahaan juga membuat masa depan atlet menjadi lebih terjamin," tutur alumni SMA Negeri 70 tersebut.
Kartini mungkin tidak pernah berharap menjadi pahlawan nasional. Perjuangannya bahkan masih dianggap sepele jika dibandingkan dengan sosok lain macam Cut Nyak Dien.
Namun, satu yang perlu diingat, berjuang tak melulu soal berada di medan tempur dan angkat senjata. Berjuang juga bisa dengan duduk, menuangkan buah pikir, dan menyalakan api semangat yang tak akan pernah padam.*