Feature Italia

Steven Zhang, Belajarlah Mencintai Inter Milan Seperti Donald Bebek

Johan Kristiandi - Rabu, 07 November 2018

BolaSkor.com - "Kwek kwek kwek kwek kwek kwek (cintailah Inter Milan dengan sepenuh hati)," ujar Donald Bebek kepada Steven Zhang dengan tatapan tajam.

Bulu lebat di sekujur tubuh, kaki dan paruh dengan warna dominan kuning serta baju ala pelaut menjadi ciri khas Donald Fauntleroy Duck atau yang beken disebut Donald Bebek. Ia merupakan satu di antara ikon paling termasyhur milik Disney.

Sejak 9 Juni 1934, Donald Bebek pertama kali mewarnai hari-hari bocah di penjuru dunia. Kala itu, ia beraksi dalam judul The Wise Little Hen. Walt Disney mengisahkan Donald adalah seekor bebek yang mudah marah dan bertingkah konyol. Selain itu, dia juga sering beradu mulut dengan paman Gober dan direpotkan oleh ulah ketiga keponakannya, Kwik, Kwek dan Kwak.

Perjalanan Donald Bebek di industri hiburan bukanlah seumur jagung. Bahkan, ia mampu mengalahkan Micky Mouse sebagai karakter Disney paling populer pada 1949.

Meski hanya tokoh animasi, Donald Bebek punya pengaruh yang cukup besar. Pada era Perang Dunia II, Donald Bebek digunakan sebagai alat propaganda yang dikemas dalam bentuk film. Pada judul Der Reuhrer's Face, sang pencipta memasukkan unsur satire dengan menceritakan Donald Bebek menjadi pasukan Nazi. Meskipun, pada akhirnya apa yang dialami sang bebek hanyalah mimpi.

Sisi kehidupan lain yang menarik dari Donald Bebek adalah kecintaanya kepada klub asal Italia, Inter Milan. Fakta tersebut terungkap pada sampul Topolino edisi 31 Oktober 1976. Donald Bebek terlihat mengenakan seragam kebesaran Inter Milan.

Inter Milan pun juga mengamini bila Donald Bebek adalah satu di antara penggemarnya. Inter menyebut: "Di balik bulu yang menutupi tubuhnya, berdegup jantung hitam dan biru." Hubungan Inter dengan Donald Bebek kian kentara setelah peraih treble tersebut memberikan ucapan selamat ulang tahun.

"Ada suporter tertentu yang memiliki sesuatu yang berbeda dengan fans kebanyakan. Fans yang selalu mendapatkan cara untuk membuat semua orang terlibat. Anak-anak dari beberapa generasi mencintainya dan selalu mengikuti petualangannya," bunyi pernyataan Inter pada laman pribadinya 10 Juni empat tahun silam.

"Kita sedang berbicara tentang Donald Bebek yang hari ini merayakan haru ulang tahunnya ke-80. Mungkin Anda tidak mengetahui jika dia adalah seorang fans Inter," sambung La Beneamata.

Komik Donald Bebek (Sky Sport)

Hari terus berlalu, Donald Bebek terus mengeluarkan edisi terbaru, sampai pada akhirnya ia berkesempatan bersua penggawa Inter Milan seperti Mauro Icardi, Javier Zanetti, Francesco Toldo dan Luciano Spalletti.

Disney dikenal gemar memperhatikan peristiwa terkini untuk menjadi inspirasi membuat karya anyar. Kali ini, Donald Bebek akan mewawancarai Icarduck, Zampetti, Poldo dan Spallucci pada hari ulang tahun Inter Milan ke-110, 13 Maret 2018.

Pada kesempatan itu, buku komik yang paling terkenal di Italia tersebut mengumpulkan 17 suporter muda Inter untuk bertamu ke Appiano Gentile. Mereka diberikan kesempatan mewawancarai sosok penting di Inter yakni Icardi, Zanetti, Spalletti dan Toldo.

Pada edisi itu juga diselipkan tiga cerita pendek lucu yang ditulis Francesca Agrati dan dirancang Alessandro Perina. Adapun, kebersamaan melawan diskriminasi dalam sepak bola menjadi tajuk utama.

"Toporeporter muda telah mewujudkan impiannya yaitu memenuhi hati juara dengan dibantu sedikit keajaiban Mickey Mouse: Membuat mimpi besar dan kecil serta menghadapi kenyataan dengan senyum," kata kepala proyek Mickey Mouse, Valentina De Poli seperti dilansir lopinionista.

Membaca narasi di atas, jelas tergambar hubungan yang kuat antara Donald Bebek dan Inter Milan. Bagi Donald dan keseluruhan suporter, Nerazzurri lebih dari sekedar klub sepak bola. Mereka terus mencintai meski sang klub belum kembali meraih prestasi.

Harapan Baru

Steven Zhang (Inter Milan)

Kini, harapan Donald Bebek dan suporter Inter Milan lainnya berada di tangan Steven Zhang. Pria asal China yang baru berusia 26 tahun.

Steven resmi menggantikan posisi Erick Thohir sebagai orang nomor satu di Inter Milan pada Jumat (26/10). Hal itu tak terlepas karena dirinya merupakan anak Zhang Jindong, pemilik Suning Holdings Group, yang menguasai saham mayoritas Inter.

Isu lengsernya Thohir dari jabatan presiden Inter Milan memang sudah santer terdengar sejak beberapa bulan ke belakang. Kabar tersebut mulai meyeruak setelah dirinya mencemplungkan diri ke dunia politik. Thohir merasa, saat ini prioritasnya adalah menjadi politikus.

Terpilihnya Steven kemudian memunculkan sejumlah pertanyaan seperti: Apakah Steven adalah sosok yang tepat?" Pertanyaan itu dijawabnya dengan rasa optimistis pada pernyataan resmi pertama.

"Hari ini, saya sangat bangga bisa memimpin klub ini menuju era baru. Saya sadar akan tanggung jawab untuk memuaskan jutaan fans di seluruh dunia dan saya lebih dari siap untuk menerima tantangan sebagai presiden klub yang berusia 110 tahun," ujar Zhang pada laman resmi Inter.

"Misi utama dan bisnis inti kami sebagai klub sepak bola adalah kinerja olahraga yang optimal di lapangan. Kami akan terus membuat performa di bidang olahraga sebagai fokus utama kami, dan memastikan tim ini memiliki dukungan terbaik untuk berkompetisi dan sukses di level tertinggi, dalam kancah domestik dan internasional.

Dengan pengetahuannya di bidang bisnis yang ditimba dari Wharton School of the University of Pennsylvania, Steven ingin membuat Inter Milan lebih kuat dari segi pemasaran. Namun, ia juga sadar bahwa kesuksesan ditentukan pemain yang berada di dalam lapangan.

"Di luar lapangan, kami akan membuat Inter sebagai perusahaan yang kuat seperti di dalam lapangan. Kami harus membangun kemampuan yang kuat dalam area komersial dan pemasaran serta memperkuat manajemen. Tim di luar lapangan harus profesional, bekerja keras dan rajin untuk mendukung tim di atas lapangan," tegas Steven.

"Saya yakin dengan bantuan kalian semua, saya telah siap untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya. Bersama-sama, kita bisa membawa Klub ini ke era baru yang penuh kesuksesan" lanjutnya.

Steven Zhang (Inter Milan)

Sebagai langkah awal, Steven dikabarkan sedang mejalin komunikasi untuk memboyong Beppe Marotta ke Inter. Mantan juru transfer Juventus tersebut diberitakan akan menduduki posisi CEO.

Meski sempat membantah kabar itu, sejumlah media di Italia belum menghentikan pendistribusian kabar dengan tema serupa hingga saat ini. Meskipun, dari belahan dunia lain ada Manchester Unite, Paris Saint-Germain hingga Arsenal yang juga kepincut dengan Marotta.

Bila terealisai, itu adalah langkah maju bagi Inter. Sebab, Marotta adalah satu di antara sosok yang berpengaruh membawa Juventus dari masa kelam ke gehemoni juara.

Marotta mulai berkecimpung di Juventus sejak 2010, tahun yang sama di mana Inter meraih treble. Saat itu, ia melakukan gebrakan dengan melepas sekitar 11 pemain. Dedengkot seperti Mauro Camoranesi, David Trezeguet hingga Fabio Cannavero tak lagi mendapatkan tempat.

Sebagai gantinya, Andrea Pirlo, Paul Pogba, Kingsley Coman, Arturo Vidal, Carlos Tevez, Sami Khedira serta sederet pemain lainnya meneken kontrak dengan La Vecchia Signora. Garis besarnya, ia memilih mendatangkan pemain dengan banderol minim, namun punya potensi "cukup".

Keputusan tersebut terbukti tepat. Juventus menjadi penguasa Serie A dalam beberapa tahun terakhir, meskipun titel Liga Champions masih sebatas impian.

Beberapa kalangan menilai Inter akan melakukan blunder bila mendatangkan Marotta. Sebab, saat ini sudah bersandar Piero Ausillio sebagai direktur olahraga.

Namun, kekhawatiran itu bisa ditepikan. Menurut beberapa sumber, Inter tidak akan punya dua matahari dalam satu tim. Nantinya, kedua figur tersebut akan punya tugas yang berbeda, namun tetap bersinergi.

Belajar dari Kisah Massimo Moratti

Massimo Moratti dan Erick Thohir (Zimbio)

Sulit memisahkan Inter Milan dengan Massimo Moratti. Nerazzurri dan Moratti bak dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Di tangan sang presiden Inter meraih kesuksesan, meskipun pada bagian kulit terdalam ada borok yang tak terlihat.

Massimo Moratti mengikuti jejak ayahnya, Angelo Moratti, menjadi presiden Inter Milan setelah membeli dari tangan Ernsto Pellegrini pada 1995. Sejak saat itu, Inter menikmati kucuran dana dari taipan asal Italia tersebut.

Pada sebuah kesempatan, Moratti mengaku mengeluarkan dana lebih dari 1,5 miliar euro untuk membenahi Inter. Latarnya, ia sangat mencintai klub yang identik dengan warna hitam dan biru tersebut.

Seperti presiden klub pada umumnya, Moratti dengan setia menemani pasukan Il Biscione berlaga baik di Giuseppe Meazza atau kandang lawan. Dengan cerutu di tangan, pandangan Moratti fokus ke dalam lapangan.

Pada masanya, Moratti tidak segan-segan merogoh kocek dari kantong pribadinya untuk memboyong pemain anyar. Pesepak bola dengan nama besar seperti Christian Vieri, Robero Carlos, Adriano, Samuel Eto'o, Zlatan Ibrahimovic, Roberto Baggio, Luis Figo hingga Hernan Crespo silih berganti mendarat di Milano.

Moratti pun turut merasakan timbal balik. Pada eranya, Inter Milan meraih berbagai piala seperti trebele winners pada musim 2009-2010, lima scudetto beruntun, 4 Coppa Italia, 1 Piala Dunia Antarklub dan 1 Liga Europa.

Akan tetapi, seperti cerita di negeri dongeng, pun terselip kisah tragis. Saat meninggalkan Inter pada 2013, Moratti mewariskan utang yang ditaksir mencapai 250 juta euro.

Bak bola salju yang semakin membesar, lambat laun utang tersebut menyulitkan pergerakan Inter. Thohir yang saat itu ketumpuan melunasi utang, mulai berstrategi dengan mengencangkan ikat pingang di bursa transfer. Apalagi ada peraturan Financial Fair Play (FFP) yang menjadi momok.

Thohir memperkuat pondasi Inter Milan dengan mendatangkan orang-orang profesional yang mengerti seluk-beluk manajerial. Selain itu, beberapa pemain dengan harga cukup tinggi didatangkan sebagai "hadiah" penghibur bagi para suporter.

Ditambah dengan bantuan Suning, utang Inter yang seabrek mulai menyusut. Bahkan, menurut kabar yang beredar, La Beneamata akan terbebas dari pengawasan FFP pada bursa transfer musim panas mendatang. Itu artinya, Suning bisa lebih leluasa dalam mendatangkan pemain yang diincar.

Sudah ada sederet nama mengilap yang dikaitkan dengan Inter Milan. Mulai dari Luka Modric hingga megabintang dunia, Lionel Messi. Namun, Steven sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan perlu berpikir secara cermat.

Inter Milan (Twitter Inter Milan)

Steven pantang membuat Inter Milan jatuh ke dalam dosa yang sama seperti pada era Moratti. Rasa sayang yang begitu besar kepada Inter justru menjadi bumerang. Belum lagi, cita-cita memiliki stadion pribadi yang masih sebatas mimpi.

Setiap langkah yang diambil harus dalam perhitungan yang akurat agar tak tergelincir pada ujungnya. Apalagi, saat ini Inter sedang dalam fase menanjak setelah beberapa tahun jalan di tempat.

Mauro Icardi dan kawan-kawan kembali unjuk gigi di Liga Champions usai menempati posisi keempat klasemen musim lalu. Sejauh ini, lajunya pun cukup baik. Inter menduduki peringat kedua klasemen Grup B dan berpeluang menemani Barcelona ke fase gugur.

Sementara itu, di Serie A, meski masih tertinggal beberapa langkah dari Juventus, Inter mulai tampil konsisten. Tujuh pertandingan dilibas dengan kemenangan. Walhasil, Milan Skriniar dan kolega nangkring pada posisi kedua klasemen sementara.

Mulai sekarang, hari-hari Steven Zhang sudah berubah, ia bukan lagi bocah ingusan yang menikmati hidup mewah. Steven menjadi nakhoda yang menjadi penentu arah berlayar kapal yang bernama Inter Milan.

Moratti pernah berkata seseorang akan dengan cepat mencintai klub jika ditunjuk menjadi presiden. Dengan untaian kalimat yang keluar dari mulut Steven pada bagian atas tulisan ini tentu hal itu sudah tercermin.

Kini, Steven perlu menjiplak cinta sejati Donald Bebek untuk Inter Milan yang sudah bertahan lebih dari 80 tahun. Sebab, cinta sejati adalah bukan dari kapan itu dimulai, tetapi sampai kapan itu berakhir.

Selamat bertugas Steven Zhang!

Bagikan

Baca Original Artikel