Starting XI Legiun Asing Eropa Terbaik Arema FC Versi BolaSkor
BolaSkor.com - Arema FC memang rutin mendatangkan sejumlah pemain asing dari belahan dunia. Ratusan nama bahkan tercatat pernah membela Arema sepanjang sejarah berdirinya klub.
Namun dari ratusan nama itu, pemain asal Eropa lah yang bisa disimpulkan dalam satu formasi. Meski datang pada era berbeda-beda, namun keberadaan mereka sudah cukup komplit untuk mengisi satu per satu lini yang dibutuhkan di tengah lapangan.
Berikut ini susunan 11 pemain terbaik asal Benua Biru versi Bolaskor, yang pernah datang ke tim Singo Edan di dua era berbeda, mulai Indonesia Super League hingga Liga 1.
1. Deniss Romanovs
Keberadaan Deniss di skuat Arema Indonesia, tak lepas dari Dejan Antonic. Kiper asal Latvia ini sebelumnya dikenal setelah menjalani karier di Indonesia dalam kompetisi Liga Primer bersama Cendrawasih Papua FC tahun 2011 silam.
Kedekatan kultur sepak bola di kawasan Balkan, menjadi nilai plus dari kekuatannya. Bersama Marko Krasic, penjaga gawang yang kini berusia 41 tahun itu tampil cemerlang baik di kompetisi IPL hingga mencapai perempat final AFC Cup.
Dua aksi terbaiknya adalah saat mencatat clean sheet dengan sejumlah save gemilang pada dua laga Piala AFC. Deniss membawa Arema mengalahkan Ayeyawady United Myanmar 3-0 di matchday 5 Grup H (24/04) serta 2-0 atas Kitchee FC Hong Kong pada babak 16 besar.
Prestasi di Arema :
- Tiga besar kompetisi IPL 2011/2012
- Babak 8 Besar AFC cup 2012
2. Roman Golian
Roman Golian hadir sebagai pengganti sepadan bagi Pierre Njanka yang hengkang ke kompetisi LPI bersama Aceh United. Faktor adaptasi, menjadi pertimbangan Arema mendatangkan bek tengah yang juga rekan senegara Roman Chmelo asal Slovakia.
Bek yang kini 37 tahun itu menambal barisan pertahanan tim asuhan Almarhum Miroslav Janu, yang hancur lebur di ajang Liga Champions Asia.
Roman pun menjalani debut yang cukup baik, dengan membela Arema Indonesia selama 11 laga ISL serta mencetak satu gol. Ia lalu melanjutkan karir bersama Persela Lamongan di musim berikutnya, dan tidak kembali ke Indonesia sampai kini.
Prestasi di Arema :
- Runner-up kompetisi ISL 2010/2011
3. Kiko Insa Bohigues

Kiko Insa hadir di saat kompetisi ISL mengalami kevakuman akibat sanksi pembekuan FIFA pada 2015 lalu. Kehadirannya diproyeksikan Arema Cronus, untuk mempersiapkan tim jelang turnamen pengganti kompetisi bernama Indonesian Soccer Championship tahun 2016 lalu.
Namun, alumni klub Albacete dan Elche di La Liga Spanyol itu akhirnya gagal bergabung jelang bergulirnya ISC dan dipinjamkan ke Bali United. Kendati demikian, ia sempat mengukir prestasi cemerlang pada dua turnamen bersama Arema Cronus dan nyaris juara.
Prestasi di Arema :
- Babak Semifinal Piala Presiden 2015
- Babak Semifinal Piala Jenderal Sudirman 2015
4. Goran Gancev
Goran Gancev menjadi rekrutan Arema yang paling kilat jelang dimulainya ISC 2016 silam. Keputusan mencoret Kiko Insa, membuat tim Singo Edan mesti mencari bek yang sudah klop dengan kultur sepak bola Indonesia.
Goran kemudian menjawabnya dengan modal kariernya untuk PSMS Medan, Persebaya 1927, Semen Padang, dan Pusamania Borneo. Bek pemegang paspor Makedonia itu tampil gemilang di bawah besutan Milomir Seslija dengan prestasi sepanjang 2016.
Pemain yang terakhir membela Sriwijaya FC musim 2018 lalu itu bahkan nyaris meraih double winner pada turnamen sepanjang 2016. Sayang, perombakan skuat jelang Liga 1 di bawah asuhan Aji Santoso, membuatnya harus hengkang setelah Arema mendatangkan Jad Noureddine, bek Borneo FC asal Lebanon.
Prestasi di Arema :
- Juara Piala Bhayangkara 2016
- Semifinal Piala Gubernur Kaltim 2016
- Runner-up ISC A 2016
5. Balsa Bozovic

Playmaker Montenegro ini datang jelang penutupan waktu bursa transfer Liga 1 2018, sebagai pengganti Rodrigo Ost yang terganjal verifikasi. Joko Susilo mendatangkannya berkat pengalaman membela Persela Lamongan sebelum ISL berhenti pada 2015 silam.
Karirnya pun sebenarnya tidak jelek amat. Sempat nyaris juara pada turnamen pra musim, Balsa akhirnya dicoret pada paruh kedua kompetisi, seiring digantinya Joko Susilo dengan Milan Petrovic yang diikuti masuknya Konate Makan pada paruh kedua Liga 1.
Prestasi di Arema :
- Runner-up Piala Gubernur Kaltim 2018
6. Srdjan Lopicic

Karier Srdjan Lopicic selama membela Arema sama halnya dengan Goran Gancev. Nyaris double winner pada dua turnamen selama 2016, tak membuatnya aman dari pencoretan.
Kebijakan setiap klub merekrut Marquee Player menjadi alasan Arema mendepak gelandang agresif berpaspor Montenegro tersebut. Aji Santoso lebih memilih Juan Pablo Pino, eks Galatasaray dan AS Monaco pada komposisi lini tengahnya di Liga 1 2017.
Namun demikian, kiprahnya di Arema tidak bisa dilupakan begitu saja. Lopicic turut membantu Arema memenangi gelar turnamen pengisi masa kevakuman setelah lepasnya Indoensia dari sanksi FIFA.
Prestasi di Arema :
- Juara Bali Island Cup 2016
- Semifinal Piala Gubernur Kaltim 2016
- Juara Piala Bhayangkara 2016
- Runner-up ISC A 2016
7. Toni Mossi
Toni juga hadir bersama koleganya, Kiko Insa sebagai satu paket legiun asing asal Spanyol. Playmaker stylist ini lalu sempat menjadi idola Aremania, yang merindukan sosok Gustavo Lopez, yang bertipikal sama pada musim 2014 lalu.
Sama halnya seperti Kiko, alumni tim junior Valencia, Villareal dan Atletico Madrid itu juga statunsya batal dipermanenkan Arema. Kiko dipinjamkan ke Bali United, sedangkan Toni Mossi berstatus serupa di Madura United pada helatan ISC 2016.
Prestasi di Arema :
- Babak Semifinal Piala Presiden 2015
- Babak Semifinal Piala Jenderal Sudirman 2015
8. Leo Chitescu
Leo Chitescu datang sebagai solusi dari minimnya Produktivitas gol yang dicatat Arema kala memasuki paruh musim kompetisi ISL 2008/2009 silam. Namun, ia jutsru menjadi peramai komposisi pemain asing hanya dua pertandingan saja.
Dua kekalahan beruntun dari Persik Kediri (0-1) dan Sriwijaya FC (0-4) pada awal putaran kedua, menjadi pemicunya. Tim Singo Edan kemudian melepas Leo dan mendaratkan Chmelo Roman yang justru menjadi solusi sebenarnya.
Chitescu sendiri dipilih Arema berkat pengalamannya beradaptasi dengan kompetisi Indonesia, bersama PSM Makassar (2007/2008) dan Persib Bandung (2008). Namun, aksi cemerlang eks pemain CFR Cluj di Liga Romania itu bahkan tak lebih baik dari deretan gelandang lokal Arema.
Prestasi di Arema : -
9. Marko Krasic
Dejan Antonic sebetulnya sudah menyusun proyeksi tim jelang turun di Piala AFC 2012 silam. Namun, hengkangnya sejumlah pemain lokal maupun asing, membuat Dejan mesti mencari pemain yang paham dengan karakternya.
Jadi lah, Marko Krasic hadir di lini tengah Arema Indonesia pada paruh musim kompetisi IPL. Latar belakang Marko sebagai sepupu Milos Krasic, pilar Juventus asal Serbia waktu itu, menjadi satu-satunya penanda publik Malang menandai keberadaan Marko Krasic.
Meski hanya separuh musim, debutnya di Indonesia lumayan baik setelah membawa Arema Indonesia nyaris menjuarai IPL. Sementara di AFC Cup, Marko nyaris berlaga di babak semifinal setelah dikandaskan Al-Ettihaq Saudi Arabia pada dua leg peetemuan babak perempat final.
Prestasi di Arema :
- Tiga besar kompetisi IPL 2011/2012
- Babak 8 Besar AFC cup 2012
10. Chmelo Roman
Chmelo awalnya datang sebagai pelengkap kuota pemain asing Arema Malang, yang merombak besar-besaran pada paruh kompetisi ISL 2008/2009 silam. Pemain Slovakia ini menggantikan tempat Leo Chitescu, pilar Romania yang hanya dites pada dua laga awal paru kedua.
Namun, kariernya kemudian mengkilap bersama tim Singo Edan. Sempat kurang bersinar di setengah tahun pertama, namun namanya melejit pada tiga tahun berikutnya.
Chmelo Roman menjadi bagian dari tim besutan Robert Rene Alberts yang merajai kompetisi ISL musim 2009/2010 lalu. Kiprahnya kemudian dilanjutkan di Liga Champions Asia musim berikutnya.
Roman pun mengakhiri musimnya secara gemilang bersama Arema yang bertempur di kompetisi IPL musim 2011/2012 lalu. Ia sukses membawa tim Singo Edan finis di babak perempat final AFC Cup bersama skuat Dejan Antonic.
Prestasi di Arema :
- Juara ISL 2009/2010
- Babak Kualifikasi LCA 2010/2011
- Runner-up ISL 2010/2011
- Babak 8 Besar AFC Cup 2011/2012
11. Sylvano Comvalius

Kehadiran Sylvano Comvalius sempat digadang-gadang akan menambah ketajaman lini serang Arema FC, jelang dimulainya Liga 1 musim 2019. Sayang, striker berpaspor Belanda itu gagal mencapai prestasi tinggi.
Padahal, predikatnya cukup mengkilap di Indonesia, setelah meraih trofi top skorer Liga 1 musim 2017 dengan 37 gol kala membela Bali United. Namun setelah hengkang ke Asia Tenggara, produktivitasnya menurun tajam.
Comvalius tak mencatat satu gol pun dari 7 pertandingan Liga Primer Thailand bersama Suphanburi, dan hanya mencetak 1 gol membela Kuala Lumpur FA di Liga Super Malaysia. Progres lumayan baik kemudian dialaminya membela Arema FC, meski hanya 5 gol dari 27 caps hingga akhirnya membela Persipura musim ini.
Prestasi di Arema :
- peringkat 9 Liga 1 2019
(Laporan Kontributor Kristian Joan/Malang)