Sosok Feature Berita

Serge Gnabry, Mantan Meriam London yang Meledak di Bayern Munchen

Johan Kristiandi - Kamis, 20 Agustus 2020

BolaSkor.com - Arsenal menjadi tempat Serge Gnabry menempa kemampuan olah bola. Namun, ketika sudah matang, sang pemain justru meledak di Bayern Munchen.

Perjalanan karier Serge Gnabry untuk mencapai puncak karier tidak mudah. Ia menemui banyak rintangan untuk mendapatkan pengakuan.

Serge Gnabry mengawali kariernya di klub sepak bola lokal asal Jerman, TSV Weissach, pada 1999. Gnabry yang pada saat itu baru berusia empat tahun tekun berlatih hingga diboyong TSF Ditzingen pada awal Juli 2003.

Kecepatan, kemampuan individu, dan keuletan dalam melewati lawan menjadi senjata andalan Serge Gnabry. Kemudian, aksinya tersebut tercium pemandu bakat Stuttgart.

Sttutgart menjadi rumah bagi Serge Gnabry selama lima tahun. Di sana, kemampuan Gnabry dalam mengelola bola terus diasah. Ia tampil dalam 12 pertandingan dengan torehan tiga gol plus satu assist.

Setelah bersinar di Stuttgart, Serge Gnabry mendapatkan tawaran dari Arsenal. The Gunners menilai, Gnabry merupakan pemain potensial yang bisa bersinar di masa depan.

Baca Juga:

Bayern Munchen 3-0 Lyon: Die Roten Tantang PSG di Final Liga Champions 2019-20

3 Faktor yang Menguatkan Kans Treble Winners Bayern Munchen Musim Ini

5 Fakta Menarik Semifinal Liga Champions antara Bayern Vs Lyon, Die Roten Menang 20 Kali Beruntun

Serge Gnabry

Pada akhirnya, Serge Gnabry pun setuju angkat koper ke London. Ia menjadi penggawa Arsenal U-18 pada 2011.

Namun, Arsenal hanya menjadi sekolah untuk Serge Gnabry. Ia tidak benar-benar mendapatkan kesempatan yang cukup bermain di tim utama. Kemampuan Gnabry melempem setelah hanya bermain dalam 18 pertandingan dengan catatan satu gol plus dua assist.

Arsenal pun meminjamkan Serge Gnabry ke West Bromwich Albion. Harapannya, sang pemain bisa mendapatkan jam terbang yang cukup dan terus mempertajam kemampuannya.

Sayangnya, West Brom juga tidak berjodoh dengan Serge Gnabry. Ia hanya menjadi pemain pelapis. Bahkan, pada level senior, Gnabry hanya tiga kali tampil.

"Serge Gnabry datang ke sini untuk bermain. Namun, dia belum cocok untuk saya pada saat itu. Pada level itu, dia belum bisa terlibat dalam pertandingan," jelas manajaer West Brom pada Oktober 2015, Tony Pulis.

Setelah sadar kariernya akan layu sebelum berkembang jika tetap bertahan di West Brom, Serge Gnabry memutuskan pergi. Ia kembali ke Jerman dengan membela Werder Bremen.

"Saya mencoba memberikan yang terbaik di West Brom dan tidak berhasil. Secara mental, ketika di West Brom, saya mengatakan pada diri sendiri meski peluang bermain nol persen yang bisa dilakukan hanyalah kerja keras," terang Serge Gnabry seperti dilaporkan Daily Mail.

"Anda selalu tahu nilai Anda di luar atau di dalam lapangan. Saya tahu kemampuan saya. Saya akan mengatakan pada saat itu tingkat mentalitas saya berkembang sehingga membantu pada saat ini."

Keputusan tersebut membuat manajer Arsenal saat itu, Arsene Wenger, kecewa. Wenger sadar Gnabry punya potensi mengilap seiring berjalannya waktu.

"Saya meminjamkannya ke West Brom dan dia tidak bermain. Dia kembali dan mengalami cedera. Kami bekerja keras dengannya selama enam bulan dan dia memperkuat tim nasional Jerman. Kemudian, Bayern membuat kesepakatan dengan Werder Bremen.

"Dia tidak ingin memperpanjang kontrak dengan Arsenal dan saya sangat sedih. Saya tidak bisa melupakannnya karena tahu dirinya akan memiliki karier luar biasa."

Serge Gnabry tampil gemilang bersama Green-Whites di Bundesliga. Ia mencetak 11 gol dalam 27 pertandingan. Catatan tersebut sudah cukup bagi Bayern Munchen untuk mengajukan proposal pembelian.

Serge Gnabry

Namun, Serge Gnabry sadar persaingan menembus tim utama Bayern sangat ketat. FC Hollywood memiliki sederet pemain sayap dengan label bintang seperti Arjen Robben, Franck Ribery, dan Kingsley Coman. Untuk itu, ia meminta dipinjamkan ke Hoffenheim untuk terus mengatrol kemampuan.

Keputusan tersebut terbukti bijak. Di bawah asuhan Julian Nagelsmann pada musim 2017-2018, talenta Serge Gnabry terus berkembang.

Sang gelandang belajar bermain di berbagai posisi termasuk penyerang tengah dan bek sayap. Sekali lagi, ia mencapai dobel digit untuk urusan mencetak gol (10 gol dalam 22 pertandingan).

Catatan cemerlang tersebut terus berlanjut ketika Serge Gnabry pulang ke Bayern Munchen. Pada musim debutnya, ia menjadi pemain ketiga dalam sejarah Bundesliga yang mencetak dua digit gol untuk tiga klub berbeda pada musim berturut-turut.

Tak heran, ia terpilih menjadi pemain terbaik Bayern pada musim 2018-2019. Serge Gnabry mengalahkan nama-nama tenar seperti Robert Lewandowski, Thomas Muller, dan Joshua Kimmich. Selain itu, Serge Gnabry juga meraih penghargaan Bundesliga's Player of the Month, Oktober 2019. Total, sang gelandang mengemas 13 gol dan enam assist dalam 42 pertandingan.

Serge Gnabry

Nama pemain 25 tahun tersebut kian harum pada musim ini. Teranyar, ia mencetak dua gol dalam kemenangan Bayern Munchen kontra Olympique Lyon di semifinal Liga Champions 2019-2020.

Torehan tersebut membuat Serge Gnabry mencetak sembilan gol dalam sembilan pertandingan terakhir di Liga Champions. Sementara itu, di Bundesliga, Serge Gnabry mengoleksi 12 gol.

Selain pada level klub, Serge Gnabry juga melejit di tim nasional Jerman. Ia mencetak sembilan gol dalam tujuh pertandingan dengan Die Mannschaft sejak awal 2019. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak pada skuat asuhan Joachim Low.

"Dia bisa menahan bola. Dia bisa berlari ke luar angkasa. Dia mencetak gol sendiri atau memberikan umpan kepada pemain lain. Dia berkembang dengan luar biasa," ujar Joachim Low.

Sulit ditepiskan, saat ini Serge Gnabry sedang menapaki puncak karier sebagai pesepak bola. Ia menjadi mantan pemain Meriam London yang meledak di Bayern Munchen.

Pada 26 September 2012, Serge Gnabry mencatatkan debut bersama Arsenal saat bersua Coventry City di babak ketiga Piala Liga Inggris. Beberapa tahun kemudian atau lebih tepatnya pada 24 Agustus 2020, Serge Gnabry akan tampil di laga puncak Liga Champions.

Bagikan

Baca Original Artikel