Rodri, Suksesor Fernandinho dan Sergio Busquet-nya Pep Guardiola di Manchester City
BolaSkor.com - Manchester City memecahkan rekor transfer klub di era Sheikh Mansour kala merekrut gelandang berusia 23 tahun, Rodri, dari Atletico Madrid sebesar 70 juta euro (62,8 juta poundsterling). The Citizens menebus klausul pembelian Rodri.
Beberapa fans sepak bola Eropa atau dunia barangkali bertanya-tanya ketika City merekrutnya baru ini, "Siapa Rodri? Man City sampai rela menebus klausul pembeliannya." Sesungguhnya jawaban atas pertanyaan itu mudah.
Man City, di bawah asuhan Pep Guardiola, yang bekerja sama dengan Txiki Begiristain, Direktur Olahraga Man City yang dahulu pernah berkolaborasi juga di Barcelona, tidak pernah membeli pemain asal-asalan.
Guardiola dan tim rekrutmen selalu tahu alasan merekrut pemain karena mereka memang dibutuhkan tim di beberapa area tertentu. Sangat jarang Man City, sejak Guardiola melatih tim pada 2016, membeli pemain karena tuntutan fans atau pemain berlabel bintang Eropa.
Baca Juga:
Jual Rodri ke Manchester City, Atletico Madrid Rekrut Dua Pemain Sekaligus
Mantan Pelatih Timnas Indonesia Bicara soal Rodri, Calon Rekrutan Anyar Man City
Manchester City Tebus Klausul Pelepasan Rodri dari Atletico Madrid
Apalagi saat ini, Manchester Biru bukan lagi tim dengan skuat yang baru dibangun melainkan skuat yang sudah jadi, matang, dan dua kali beruntun meraih titel Premier League dengan total 199 poin. Bahkan musim lalu City menyapu bersih titel domestik.
Jadi, semakin wajar saja jika Man City tidak lagi belanja besar-besaran pemain, meski memiliki 'uang tak terbatas' dari pemilik klub. Mereka hanya menambal atau menambah kedalaman di beberapa area tertentu.
Dalam hal penambalan tersebut, Rodri merupakan sosok yang tepat bagi Manchester City. Muda, berkualitas, menjadi investasi jangka panjang, dan yang paling penting lagi, gaya mainnya sesuai dengan filosofi sepak bola Pep Guardiola.
"Apa yang dicapai City dalam dua tahun terakhir sangatlah hebat dan saya menantikan untuk jadi bagian skuat yang sangat bertalenta ini," ucap Rodri pasca gabung City.
"Tidak hanya titel-titel yang mereka menangi, tapi cara mereka meraihnya, bermain sepak bola ofensif sepanjang waktu. Gaya main inilah yang membuat saya bergairah, begitu juga dengan ambisi klub," lanjut Rodri yang teken kontrak berdurasi lima tahun itu.
Pencarian panjang Guardiola dalam mencari gelandang jangkar (pivot) selama tiga tahun terakhir ini telah berakhir. Guardiola menemukan Sergio Busquet-nya sendiri dalam versi yang berbeda dan bisa jadi lebih komplit.
Suksesor Fernandinho, Perpaduan Fisik dan Kreativitas Bermain
Pada bulan Mei mendatang Fernandinho akan berusia 35 tahun. Sementara Ilkay Gundogan belum menemui kejelasan soal kontrak yang berakhir tahun depan. Tak ayal kedatangan Rodri tepat pada waktunya.
Fernandinho, kendati masih prima dan masih jadi andalan Pep di lini tengah, tidak mungkin terus-terusan bermain di empat kompetisi berbeda: Premier League, Piala Liga, Piala FA, dan Liga Champions. Gelandang asal Brasil itu bisa tetap bugar apabila dirotasi.
Selagi memasuki penghujung kariernya bersama klub yang sudah dibelanya dari tahun 2013, Fernandinho akan menjadi mentor untuk Rodri yang memang diplot untuk menggantikannya di masa depan, bukan sekedar pesaing di musim ini.
Rodri bisa belajar dari Fernandinho mengapa ia sangat penting dalam skema bermain yang diterapkan Guardiola di City.
Fernandinho bukan hanya tahu menempatkan posisi dengan tepat dalam fase bertahan, melapis lini belakang, eks pemain Shakhtar Donetsk juga dapat memotong alur serangan lawan dan menjadi kunci dalam transisi bermain cepat City.
Rodri sudah memiliki modal berharga untuk menapaki jejak sukses Fernandinho di City. Di Spanyol, pemain-pemain seperti Rodri disebut sebagai pivote (pivot) yang menyeimbangkan lini tengah permainan.
Sederhananya, pemain-pemain yang bisa menjadi pivot itu seperti: N'Golo Kante, Miralem Pjanic, Tanguy Ndombele, Marco Verratti, dan model (sosok paling pas) terbaiknya adalah Sergio Busquets, gelandang Barcelona.
Gelandang jangkar dalam era sepak bola modern bukan lagi sekedar gelandang petarung yang siap bermain kotor untuk mencegah lawan membangun serangan. Mereka, dewasa ini, kebanyakan memiliki kemampuan membaca permainan dengan baik.
Selama pemain-pemain tersebut dapat mengoper bola dengan akurat dan visi bermain yang bagus, maka mereka bisa dijadikan gelandang jangkar. Daley Blind, bek Ajax Amsterdam, salah satu pemain yang pernah ditempatkan Louis van Gaal di posisi pivot.
Rodri pun demikian. Tugasnya bukan pencetak gol melainkan untuk mengalirkan bola, berada di posisi yang tepat, mengatur permainan, memulai pergerakan, bermain operan dengan rekan setim, membaca permainan, dan menghentikan pergerakan lawan.
Simpelnya, Guardiola telah menemukan pemain nomor 4 yang diinginkannya. Rodri, jika digambarkan dari segi statistik, menjadi salah satu gelandang jangkar terbaik di LaLiga musim lalu.
Mengulik catatan dari BBC Sport, Rodri memenangi duel perebutan bola udara sebesar 67,8 persen (kedua terbaik), operan sukses 1.756 kali (urutan enam terbaik), akurasi operan 91,1 persen (lima terbaik), 280 kali memenangi penguasaan bola (kedua terbaik), dan 103 kali melakukan tekel.
Rodri bak gabungan Claude Makelele sekaligus Busquets: tidak hanya pintar mengoper bola dengan jitu, tapi juga punya kekuatan fisik yang pas untuk Premier League
Dipuji Luis Milla, Mantan Pelatih Timnas Indonesia
Perjalanan karier Rodri tidak semulus yang dibayangkan. Rodri, pada tahun 2013, dilepas oleh Atletico pada usia 16 tahun karena alasan tidak memiliki postur tubuh yang besar. Selepas itu, Rodri bergabung dengan akademi Villarreal dan bermain di tim utama hingga 2018 silam.
Atletico kepincut dengan produk akademi mereka dan membelinya sebesar 25 juta euro dari Villarreal. Semenjak kembali ke Atletico dan berlatih di bawah asuhan Diego Simeone, nama Rodri mulai tercium pemandu bakat klub Eropa.
Kemampuannya semakin terasah dari segi kekuatan fisik dan cara merebut bola - karena filosofi sepak bola Simeone di Atletico. Luis Milla, mantan pelatih Timnas Indonesia, tak luput memerhatikan sepak terjang Rodri.
"Mereka (City) akan mendapatkan pemain dengan tipe Busquets (penempatan posisi bertahan yang sangat hebat, mampu mengoper bola dengan baik) tapi belum di levelnya. Analisis MUFC mengindikasikan dia sedikit lamban dalam bereaksi dan dari tingkat kewaspadaan," tutur Milla kepada Omnisport beberapa waktu lalu.
"Rodri akan sangat cocok di Manchester City karena pelatihnya punya gaya bermain Ajax (Amsterdam) dan Barcelona, terlihat memiliki gagasan bermain yang sama."
"City punya pelatih yang pernah punya pengaruh di Barcelona. Rodri memiliki kemampuan dan nilai-nilai untuk memainkan cara bermain itu. Kita sedang membicarakan soal seorang pemain dengan kemampuan membaca permainan dengan sangat cepat."
"Dia juga mengerti apa yang harus dilakukannya di tiap momen, dia cerdas, hebat secara taktik dan tidak pernah kalah dari segi penempatan posisi, dia tahu cara memainkan permainan posisi," pungkas Milla.
Sepanjang karier kepelatihannya, Guardiola pernah melatih pivot-pivot seperti Busquets, Seydou Keita, Yaya Toure, Xabi Alonso, hingga menempatkan Philipp Lahm di area tersebut. Kini, ia memiliki Rodri sebagai konduktor baru lini tengah Manchester City.