Real Madrid Terpuruk di LaLiga, Publik Turin Kian Mencintai Cristiano Ronaldo
BolaSkor.com – Jika ada satu hal yang dapat menjadi bahan candaan fans sepak bola Eropa saat ini, maka hal itu adalah membayangkan wajah (ekspresi) Florentino Perez, Presiden Real Madrid. Di kala timnya sedang kepayahan di LaLiga, Cristiano Ronaldo menikmati romansa dalam petualangan barunya dengan Juventus.
Ronaldo baru ini menorehkan gol kesembilannya di Serie A dari hanya 13 laga yang dimainkannya. Torehannya itu membawanya menyamai catatan gol legenda Bianconeri, Pietro Anastasi, yang menorehkan jumlah yang sama pada musim 1968-69.
Juventus meraih kemenangan 2-0 atas SPAL di pekan 13 Serie A dan kian mengokohkan posisi mereka di puncak klasemen dengan perolehan 37 poin – 12 kemenangan dan satu hasil imbang.
Dominasi Juventus itu berkebalikan 180 derajat dengan Madrid di LaLiga, mantan klub Ronaldo yang sudah dibawanya menjuarai tiga titel Liga Champions beruntun. El Real menelan kekalahan kelima mereka di LaLiga akhir pekan lalu.
Secara mengejutkan Madrid ditaklukkan Eibar dengan skor 0-3 di Ipurua. Eibar meraih kemenangan pertamanya sejak didirikan 77 tahun lalu dan kian menjadikan Madrid sebagai sorotan tajam publik.
Tidak hanya sudah lima kali kalah dan saat ini terpaut enam poin dengan Sevilla di puncak klasemen, Madrid juga telah kebobolan 19 gol. Permasalahan mereka sesungguhnya bukan dari segi pelatih.
Sebab, hal yang sama terulang kembali meski saat ini dilatih Santiago Solari, pelatih yang diberi kontrak pelatih tetap pasca menggantikan Julen Lopetegui yang dipecat. Tidak mudah memang menggantikan sosok Zinedine Zidane yang sudah memberikan banyak trofi hanya dari dua tahun masa kepelatihannya di Madrid.
Tapi, satu kesalahan terbesar Madrid adalah tidak mencari pendulang gol atau pemain yang bisa memotivasi pemain lain dengan contoh yang diberikannya seperti Cristiano Ronaldo.
Sembilan tahun pengabdian megabintang Portugal di Madrid bukanlah hanya untuk sekedar mencetak gol, melainkan menyuntikkan semangat yang menular kepada rekan setimnya. Kerja keras tanpa kenal lelah menjadikan Ronaldo sebagai salah satu pemain terbaik dunia.
Selama lebih dari lima tahun Ronaldo merasakan cinta dari publik Santiago Bernabeu. Dan di musim-musim terakhirnya rasa cinta itu telah memudar. Tidak jarang fans Madrid menyiulinya ketika Ronaldo, yang juga manusia biasa, mengalami kesulitan di beberapa laga tertentu.
Sikap fans itu tidak dibantu dengan sikap yang diperlihatkan Perez. Alih-alih membantunya untuk keluar dari tekanan, Perez justru tidak banyak berkomentar ketika Madrid santer dihubungkan dengan Neymar atau Kylian Mbappe.
Kesabaran Ronaldo sudah memuncak. Dengan fakta ia sudah memberikan dan meraih segalanya di Madrid, Ronaldo mulai mencari tempat baru untuk mencari kenyamanan yang diinginkan bak seorang karyawan yang berpindah kantor.
"Saya mendapat banyak hal bagus di Real Madrid dan punya banyak momen luar biasa dengan teman-teman berharga yang tentunya akan selalu saya ingat. Saya juga akan mengingat para suporter, namun saya rasa setelah sembilan tahun, waktunya bagi saya untuk perubahan dan pergi dari klub," tutur Ronaldo beberapa waktu lalu.
"Saya merasa internal klub, terutama dari Presiden, mereka tak lagi mempertimbangkan dan melihat saya seperti halnya yang mereka lakukan di awal. Presiden tak lagi melihat saya sebagai sosok yang tak tergantikan untuk mereka.”
Cinta dari Fans Juventus
Ronaldo yang sudah dianggap ‘tua’ oleh Perez dijual seharga 100 juta euro ke Juventus. Di Turin, Ronaldo merasakan kembali rasa cinta dari fans, dari klub yang sangat menginginkannya. Bukti sembilan gol dari 13 laga Serie A sudah membuktikannya.
Tidak berhenti sampai di situ, pada usia 33 tahun Ronaldo memperlihatkan satu momen – yang sebenarnya biasa-biasa saja – yang menahbiskannya sebagai pemain terbaik dunia, sebagai pesepakbola yang selalu bekerja keras, meski sudah berkepala tiga.
Satu momen itu terlihat ketika melawan SPAL. Di proses gol kedua yang dicetak Mario Mandzukic, Ronaldo melakukan sprint mengejar bola lambung dari lini belakang yang diarahkan ke kanan pertahanan SPAL, dan mengawali serangan balik yang berbuah gol Juventus.
Tampak biasa saja, tapi bagi pemain berusia 33 tahun, sprint di menit 60 untuk mengejar bola bukanlah hal yang biasa. Dibutuhkan semangat, motivasi tinggi, dan latihan ekstra keras di sesi latihan untuk melakukannya. Ketiga hal itulah yang terus dijaga peraih lima Ballon d’Or tersebut.
Senyum ikhlas yang tulus muncul dari lubuk hatinya terpancar dari wajah Ronaldo. Bak gayung bersambut, tidak ada siulan dari fans di Turin, yang ada hanyalah rasa cinta dan respek tingkat dewa.
Seperti di Liga Champions musim lalu, fans Juve mencintai Ronaldo sampai saat ini semenjak gol saltonya di Juventus Stadium mendapak tepukan tangan. Selebrasi gol CR7 pun semakin bermakna di Turin.
Kala melawan SPAL, suporter Juventus di Turin sama-sama meneriakkan ucapan “Siii” ketika Ronaldo mulai meloncat dan melakukan selebrasi gol yang sudah menjadi trademark. Ah, betapa indahnya melihat romansa baru Ronaldo dengan fans tersebut.