Profil Vitinha: Maestro Kecil dari Portugal, Bermain bak Andres Iniesta
BolaSkor.com - Sepak bola terus berevolusi setiap tahunnya dan juga sejalan dengan stigma sepak bola lebih dari sekedar olahraga, melainkan juga bisnis berjalan. Tidak heran apabila saat ini penikmatnya disajikan dengan pertandingan sepak bola yang - secara harafiah - tidak berhenti.
Para pemain dan pelatih mengeluhkan jadwal padat dengan potensi riskan cedera akibat kelelahan, tetapi, mereka seyogyanya digaji tinggi sehingga profesional memberikan yang terbaik untuk menghibur fans dan memainkan sepak bola terbaik.
Dampak dari jadwal sepak bola yang seolah tidak pernah berhenti tersebut, sepak bola saat ini bak dimainkan oleh robot karena keseragaman gaya bermain klub dan juga pemain: pressing (menekan), serangan balik, transisi bermain, penguasaan bola, bermain sistematis.
Baca Juga:
Franco Mastantuono, Wonderkid Berusia 17 Tahun yang Direbutkan Real Madrid dan PSG
Team of the Season Liga Champions 2024-2025: PSG Kirim Tujuh Pemain
Menang 5-0 di Final Liga Champions Lawan Inter Milan, PSG bak Memainkan Laga Persahabatan
Dampak lainnya dari sepak bola yang seragam itu adalah pemain-pemain dengan gaya main yang juga setipe, pemain saat ini terpenting adalah dapat bergerak cepat, bersedia melakukan pressing, juga dapat bermain di banyak posisi, serta mengikuti sistem bermain tim.
Alhasil, jarang di sepak bola modern saat ini melihat maestro atau pemain-pemain dengan kualitas yang menjadi pembeda di masa lalu, sebut saja di antaranya Ronaldinho, Zinedine Zidane, Ricardo Kaka, Andrea Pirlo, dan Alessandro Del Piero.
Menemukan pemain seperti itu di zaman sekarang tidaklah mudah sampai muncul satu nama bak oase di tengah gurun: Vitinha.
Maestro Kecil dari Portugal
Bernama lengkap Vitor Machado Ferreira, ia dipanggil Vitinha atau "Little Vitor" karena tubuhnya yang kecil saat masih berada di akademi Porto, namun ia menutupi kekurangannya itu dengan permainan yang cerdas.
Lahir di Vila das Aves, Portugal, 13 Februari 2000, nama Vitinha tidak langsung melejit di Eropa sejak awal kariernya. Vitinha produk akademi Porto yang menembus tim utama pada 2020, bermain hingga 2022 dan sempat dipinjamkan ke klub Inggris, Wolverhampton Wanderers.
Talenta bermain Vitinha tercium pemandu bakat Paris Saint-Germain (PSG) yang memboyongnya pada 2022. PSG tengah memulai proyek baru yang disempurnakan oleh Luis Enrique.
"Dia (Vitinha) pemain yang sempurna untuk pelatih seperti saya. Dia tidak kehilangan bola, itulah yang kami inginkan," ucap Luis Enrique soal performa Vitinha di musim 2024-2025.
Tidak sukses kala dipinjamkan selama semusim di Wolves, Vitinha bermain bagus hingga terpilih sebagai Pemain Terbaik musim dengan Porto di musim 2021-2022 di bawah arahan Sergio Conceicao.
Vitinha mengidolai Andres Iniesta, legenda Barcelona, dan menjadi inspirasinya dengan caranya bermain. Saat ini, Vitinha memainkan sepak bola terbaiknya dan juga menghibur fans.
Bermain bak Andres Iniesta
Dahulu, Iniesta memiliki permainan yang mudah diingat fans: kontrol bola bagus (seolah bola lengket di kaki), visi sepak bola, naluri mencetak gol, dan pergerakan dengan atau tanpa bola bagus di antara celah sempit pertahanan lawan.
Iniesta bagian dalam sejarah besar Barcelona bersama dengan nama seperti Xavi Hernandez, Lionel Messi, Neymar, Luis Suarez, Sergio Busquets, dan Dani Alves.
Ketika Iniesta bermain sepak bola bak olahraga yang mudah dilakukan, faktanya tidak demikian. Mengontrol bola dalam situasi apapun tidak mudah dilakukan, pun demikian dilakukan oleh pemain profesional - namun Iniesta dapat melakukannya dalam situasi sesulit apapun.
Vitinha punya gaya bermain yang sama. Terlebih dengan tubuh kecil dan sosok yang menjadi idolanya, layak apabila Vitinha kini dilihat sebagai titisan Iniesta meski ia tak membela timnas Spanyol, juga bermain di Barcelona.
"Ini adalah Vitinha terbaik yang pernah saya lihat di tim nasional. Ia bermain di level yang sama dengan yang kami lihat di Liga Champions. Ia mengendalikan permainan, membuat keputusan yang sempurna, dan kami melihat Vitinha baru di tim nasional," kata pelatih Vitinha di timnas Portugal, Roberto Martinez.
Bergerak di area yang sempit, kecil di antara pertahanan lawan bukan hal yang baru bagi Vitinha dan ia terbiasa dengannya. Permainannya di PSG disempurnakan oleh Enrique, eks pelatih Barcelona, yang memberikan kebebasan bermain para pemainnya di PSG.
“Tim memulai musim dengan prinsip-prinsip yang sudah diasimilasi dengan baik, dan pelatih mencoba untuk memasukkan lebih banyak mobilitas. Saat ini, pemain nomor 6 bisa menjadi nomor 8, pemain nomor 8 bisa menjadi nomor 10, pemain nomor 10 bisa menjadi nomor 6," tutur Vitinha soal gaya main PSG kala berbincang dengan Rio Ferdinand.
"Dengan para penyerang, Anda tidak pernah tahu apakah mereka ada di kiri, kanan, atau di tengah. Sangat sulit bagi lawan. Pelatih mencoba menerapkannya dan saya pikir itulah kuncinya. Sangat sulit bagi tim lain, apakah mereka menekan satu lawan satu atau apakah mereka tidak menekan dan memilih untuk tetap berada di blok rendah."
Vitinha dapat menjadi gelandang box to box, deep-lying playmaker, dengan kelebihan saat mengoper bola, visi bermain bagus, serba bisa, pergerakan dengan etos kerja tinggi, hingga mendikte permainan di lini tengah.
Puncak permainan dari Vitinha itu terlihat jelas di final Liga Champions kontra Inter Milan, saat PSG menghancurkan La Beneamata dengan skor 5-0. Vitinha memberikan assist juga punya statistik akurasi operan bola 90%, 81 percobaan mengoper bola, 73 operan sukses, menciptakan empat peluang, dan memenangi dua tekel bola.
Di Liga Champions 2024-2025, Vitinha memainkan 17 laga dengan memainkan 1.448 menit pertandingan, mencetak dua gol, dan menjelajah area (banyak berlari) dengan jarak 180,22 km, serta akurasi operan bola 93,53 persen.
Tidak heran apresiasi juga datang dari lawan-lawannya yang memuji kualitas bermain Vitinha.
"Vitinha adalah masalah. Umpan dan visinya di sepertiga akhir lapangan sangat merugikan kami. Kami mencoba menekannya, tetapi ia terlalu pintar menguasai bola," kata Simone Inzaghi, eks pelatih Inter yang kini melatih Al-Hilal.
"Pergerakan Vitinha di lini tengah sulit dilacak. Kemampuannya untuk turun ke belakang dan tetap memengaruhi serangan membuat PSG begitu luwes. Kami harus menyesuaikan tekanan kami hanya untuk menahannya," tambah pelatih Arsenal, Mikel Arteta.
"Dia salah satu pemain yang tidak ingin Anda lawan. Dia selalu berada di posisi yang tepat, tidak pernah kehilangan bola, dan membuat Anda mengejar bayangan. Vitinha menguasai permainan melawan kami," pungkas gelandang Arsenal, Declan Rice.
Pujian dari lawan-lawannya sudah menjadi bukti kuat akan kualitas Vitinha. Menyaksikannya bermain saat ini menjadi hiburan premium ketika sepak bola bak dimainkan oleh robot.
Profil Vitinha
- Nama: Vitor Machado Ferreira
- Tempat, Tanggal Lahir: Vila das Aves, Portugal, 13 Februari 2000
- Kebangsaan: Portugal
Karier Pemain
- Porto B (2019-2020)
- Porto (2020-2022)
- Wolverhampton Wanderers (2020-2021 Dipinjamkan)
- Paris Saint-Germain (2022-)
Karier Internasional
- Portugal U-17 (2017)
- Portugal U-18 (2018)
- Portugal U-19 (2018-2019)
- Portugal U-21 (2019-2021)
- Timnas Portugal (2022-)