Fokus Piala Dunia Internasional

Profil Tim Unggulan Piala Dunia 2018: Jerman

Arief Hadi - Sabtu, 02 Juni 2018

BolaSkor.com - Seluruh pecinta sepak bola di dunia akan menyoroti performa Timnas Jerman di Piala Dunia 2018. Bukan sekedar sebagai kandidat juara, kiprah Jerman di Rusia - tempat berlangsungnya Piala Dunia 2018 - dalam mempertahankan titel akan dilihat publik.

Jerman merupakan juara bertahan yang meraih titel Piala Dunia empat tahun lalu di Brasil. Die Mannschaft - julukan Jerman - mengalahkan Argentina di final melalui gol tunggal Mario Gotze.

Tahun ini, Jerman tergabung di grup F bersama Meksiko, Korea Selatan, dan Meksiko. Di atas kertas, Jerman seharusnya tidak memiliki kendala lolos sebagai pemuncak klasemen. Khususnya jika melihat rekor sempurna Jerman di Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Eropa.

Jerman yang berada di grup C lolos sebagai juara grup yang berisikan Irlandia Utara, Republik Ceko, Norwegia, Azerbaijan, dan San Marino. Statistik Jerman adalah 10 kemenangan tanpa pernah kalah dan imbang, dengan torehan 43 kali mencetak gol, kebobolan hanya empat gol, dan mengoleksi 30 poin.

Kelebihan Jerman adalah kualitas merata di tiap lini. Situs resmi Bundesliga sampai bisa membagi Jerman menjadi empat tim, dari tim A hingga D, dengan isi skuat yang berbeda, tapi tidak mengurangi kualitas bermain. Joachim Low, pelatih Timnas Jerman, memiliki kemewahan dalam memilih pemain.

DFB selaku Federasi Sepakbola Jerman memiliki struktur yang baik dalam mengembangkan pemain muda. Alhasil, Jerman tidak pernah kehabisan talenta yang memiliki jam terbang tinggi di level klub. Baik itu pemain yang bermain di dalam negeri atau di luar Jerman.

Jadi, meskipun Jerman tidak lagi diperkuat Philipp Lahm, Per Mertesacker, dan Miroslav Klose, yang pensiun pasca Piala Dunia 2014, mereka tetaplah jadi kekuatan yang akan disegani lawan-lawannya di Piala Dunia nanti. Kombinasi skuat muda-senior Jerman, yang dibarengi kualitas dan pengalaman bermain, akan jadi kunci kekuatan Jerman.

Patut diingat, Jerman selalu jadi kandidat utama di tiap turnamen besar, baik itu Piala Dunia atau Euro. Mereka sudah menjadi juara dunia empat kali pada tahun 1954, 1974, 1990, dan 2014, serta tiga kali meraih Euro pada tahun 1972, 1980, dan 1996.

Pemain Kunci:

Manuel Neuer, Mats Hummels, Toni Kroos, Mesut Ozil, Thomas Muller, Marco Reus

Memilih pemain kunci untuk Jerman tidaklah mudah. Siapapun bisa jadi pembeda bagi Jerman seperti Gotze di Piala Dunia 2014. Turun dari bangku cadangan, Gotze sukses membobol gawang Argentina yang dijaga Sergio Romero. Sayang, Gotze tidak dipanggil Low ke perhelatan Piala Dunia tahun ini.

Namun, jika harus memilih siapa pemain kunci Jerman di Piala Dunia 2018, kami memprediksi enam pemain, yakni: Manuel Neuer, Mats Hummels, Toni Kroos, Mesut Ozil, Thomas Muller, Marco Reus.

Di antara mereka, nama Neuer masih tentatif, karena dia belum tentu dibawa Low ke Piala Dunia 2018. Pasalnya, Neuer sudah lama tidak bermain sejak September lalu pasca menjalani operasi kaki. Kendati sudah sepenuhnya pulih saat ini, tidak ada jaminan dia akan dibawa Low ke Rusia.

Akan tetapi, jika dibawa ke dalam skuat, Neuer bisa jadi pembeda dalam kondisi prima dengan kemampuannya menjaga gawang. Layaknya Oliver Kahn, legenda sepak bola Jerman, Neuer sosok kiper besar yang mengintimidasi lawan-lawannya. Ia juga berada dalam skuat Jerman saat menjuarai Piala Dunia 2014.

Di depannya, ada sosok yang tidak kalah tangguhnya yang juga bermain untuk Bayern Munchen, Mats Hummels. Meski terlihat lamban dalam pergerakannya, Hummels memiliki ketenangan dalam membaca permainan dan dapat diandalkan dalam situasi bola mati. Di kala tandemnya, Jerome Boateng, belum sepenuhnya fit bermain, Hummels jadi sosok pemimpin di lini belakang.

Kemudian, untuk sosok pemain ofensif yang dapat mengubah jalannya pertandingan, Jerman dapat mengandalkan Toni Kroos, Mesut Ozil, dan Marco Reus di lini tengah. Kroos, dengan kesuksesan besarnya di Real Madrid, merupakan andalan lini tengah Jerman untuk mendominasi penguasaan bola.

Kroos juga dapat mencetak gol dengan tendangan akuratnya dari luar kotak penalti. Begitu juga dengan Ozil. Gelandang serang Arsenal memiliki visi bermain top yang dapat membongkar pertahanan lawan. Permainan sang playmaker akan dinanti fans Jerman.

Sementara untuk Reus, akhirnya, gelandang serang Borussia Dortmund dalam kondisi fit bermain di turnamen besar setelah absen sebelumnya di Piala Dunia dan Euro. Dengan motivasi yang besar, plus kualitasnya bermain, Reus bisa jadi kartu AS bagi Jerman seperti halnya Thomas Muller.

Apa yang paling mengejutkan dari Muller adalah permainannya yang tidak dapat diprediksi. Sekilas, Muller tampak seperti pemain yang tidak punya kemampuan teknik tinggi, namun, tiba-tiba dia berada di ruang yang tepat untuk mencetak gol. Kemampuannya ini sangat langka dimiliki pesepakbola top lainnya dan dikenal dengan istilah Raumdeuter, atau penafsir ruang. Muller selalu tahu cara mencari celah di pertahanan lawan atau celah terbuka untuknya dioper bola.

Pelatih:

Joachim Low

14 tahun berada di staf kepelatihan Jerman. Low memulainya sebagai asisten pelatih Jurgen Klinsmann selama dua tahun (2004-2006), sebelum mulai melatih Jerman sebagai pelatih kepala pada tahun 2006. Dia sudah sangat mengenal skuatnya.

Dengan membawa Jerman menjuarai Piala Dunia 2014, Low melanjutkan regenerasi skuat Jerman dan mengorbitkan beberapa nama ke tim senior seperti Leroy Sane, Julian Brandt, Leon Goretzka, Timo Werner, Jonathan Tah, dan Niklas Sule. Dia menyertakan mereka tanpa harus mendepak pemain senior Jerman layaknya Hummels, Boateng, Kroos, Ozil, dan Muller.

Apa yang dilakukan Jerman seharusnya menjadi contoh bagi negara lainnya. Low memiliki sinergi kuat dengan DBF dalam menjaga kualitas Jerman. Jarang sekali Low tergoda untuk meninggalkan Jerman, untuk kembali melatih klub, setelah terakhir melatih Austria Wien di tahun 2004.

Jerman memiliki identitas bermain yang jelas di tangannya. Kendati Jerman mengandalkan penguasaan bola, tapi, mereka tidak terlalu lama menguasainya dan sabar mencari ruang di pertahanan lawan. Penguasaan bola Jerman dibarengi permainan yang cepat, intens, dan direct yang langsung tertuju ke pertahanan lawan. Ditambah kualitas individu pemain Jerman yang berada di atas rata-rata, Jerman selalu memiliki cara untuk memenangi pertandingan dengan variasi bermain yang berbeda.

Semua permainan itu didalangi oleh Low. Itulah kenapa, di level internasional, Low merupakan salah satu pelatih terbaik dunia saat ini yang banyak mendapatkan godaan melatih klub-klub top Eropa.

Partisipasi dan Pencapaian Jerman di Piala Dunia:

1. Piala Dunia 1934 (Juara Ketiga)
2. Piala Dunia 1938 (Putaran Pertama)
3. Piala Dunia 1954 (Juara)
4. Piala Dunia 1958 (Tempat Keempat)
5. Piala Dunia 1962 (Perempat Final)
6. Piala Dunia 1966 (Juara Kedua)
7. Piala Dunia 1970 (Juara Ketiga)
8. Piala Dunia 1974 (Juara)
9. Piala Dunia 1978 (Urutan Dua Penyisihan Grup)
10. Piala Dunia 1982 (Juara Kedua)
11. Piala Dunia 1986 (Juara Kedua)
12. Piala Dunia 1990 (Juara)
13. Piala Dunia 1994 (Perempat Final)
14. Piala Dunia 1998 (Perempat Final)
15. Piala Dunia 2002 (Juara Kedua)
16. Piala Dunia 2006 (Juara Ketiga)
17. Piala Dunia 2010 (Juara Ketiga)
18. Piala Dunia 2014 (Juara)

27 Nama Sementara dalam Skuat Jerman untuk Piala Dunia 2018:

Kiper: Bernd Leno (Bayer Leverkusen), Manuel Neuer (Bayern Munchen), Marc-Andre ter Stegen (Barcelona), Kevin Trapp (Paris Saint-Germain).

Lini Belakang: Matthias Ginter (Borussia Monchengladbach), Jonas Hector (Cologne), Jerome Boateng, Mats Hummels, Niklas Sule and Joshua Kimmich (Bayern Munchen), Marvin Plattenhardt (Hertha Berlin), Antonio Rudiger (Chelsea), Jonathan Tah (Bayer Leverkusen).

Lini Tengah: Julian Brandt (Bayer Leverkusen), Julian Draxler (Paris Saint-Germain, France), Leon Goretzka (Schalke 04), Ilkay Gundogan (Manchester City), Leroy Sane (Manchester City), Sami Khedira (Juventus), Toni Kroos (Real Madrid), Sebastian Rudy (Bayern Munchen), Mesut Ozil (Arsenal).

Lini Depan: Thomas Muller (Bayern Munchen), Timo Werner (RB Leipzig), Mario Gomez (Vfb Stuttgart), Nils Petersen (SC Freiburg), Marco Reus (Borussia Dortmund).

Bagikan

Baca Original Artikel