Profil Tim Liga 1 2019: Persib Bandung
BolaSkor.com - Persib Bandung lahir dari Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB). Tim ini dibentuk oleh perjuangan kaum nasionalis pada masa itu dengan Ketua Umum Syamsudin dan R. Atot yang merupakan putra pejuang wanita Dewi Sartika.
Tepat pada 14 Maret 1933 Persib lahir dari rahim dua perkumpulan yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia, yaitu Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB).
Sebelum bersatu menjadi Persib Bandung, kedua perkumpulan itu muncul setelah BIVB menghilang gaung aktivitasnya.
Pada tahun 1937 berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori orang-orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah dan mengejek Persib sebagai perkumpulan kelas dua.

Maklum, laga-laga yang dilangsungkan oleh Persib ketika itu sering dilakukan di pinggiran Bandung, seperti Tegallega dan Ciroyom.
Namun, Persib akhirnya lebih merebut hari warga dan menegaskan diri sebagai perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung di bawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib.
Bahkan, VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Namun ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang, kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi dihentikan dan organisasinya dibredel. Dengan sendirinya, Persib mengalami masa vakum.
Pada masa revolusi fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu, prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibu kota perjuangan Yogyakarta.
Pada tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung di tengah rongrongan Belanda (NICA) yang kembali datang sekaligus ingin menghidupkan lagi VBBO meski dengan nama yang berbahasa Indonesia.
Perjuangan itu rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yang dilandasi semangat nasionalisme, yakni Persib.
Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa nomaden kantor sekretariat. Sejak saat itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan terus membesar.
Persib kemudian menjadi juara perserikatan pada 1961 setelah mengalahkan PSM Ujung Pandang di final. Karena prestasinya itu, Persib ditunjuk mewakili PSSI di ajang kejuaraan sepak bola “Piala Aga Khan” di Pakistan pada 1962.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1 2019: Arema FC

Namun di tahun 1970-1985 Persib mengalami masa sulit dan miskin gelar. Puncaknya, pada Kompetisi Perserikatan 1978-1979, Persib terdegradasi ke Divisi I.
Revolusi pembinaan dilakukan. Dipersiapkanlah tim junior yang ditangani pelatih Marek Janota (Polandia). Kemudian, tim senior diarsiteki Risnandar Soendoro. Gabungan pemain junior dan senior ini membuahkan hasil karena Persib berhasil promosi ke Divisi Utama dengan materi pemain seperti Sobur (kiper), Giantoro, Kosasih B, Adeng Hudaya, Encas Tonif, dan lainnya.
Hasil polesan Marek ini lahirlah bintang-bintang Persib seperti Robby Darwis, Adeng Hudaya, Adjat Sudrajat, Suryamin, Dede Iskandar, Boyke Adam, Sobur, Sukowiyono, Iwan Sunarya. Hasil binaan Marek membawa Persib lolos ke final bertemu PSMS pada Kompetisi Perserikatan 1982-1983 dan 1984-1985. Dua kali Persib harus puas sebagai runner-up setelah kalah adu penalti.
Pada Kompetisi Perserikatan 1986, Persib yang ditangani pelatih Nandar Iskandar meraih juara setelah di final mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 melalui gol tunggal Djadjang Nurdjaman, di Stadion Senayan. Persib kembali meraih gelar juara pada Kompetisi 1990 setelah mengalahkan Persebaya, 2-0, melalui gol bunuh diri Subangkit dan Dede Rosadi.
Pada kompetisi penutup Perserikatan 1993-1994 Persib meraih gelar juara setelah di final mengalahkan PSM, 2-0, melalui gol Yudi Guntara dan Sutiono Lamso. Persib pun berhak membawa pulang Piala Presiden untuk selamanya karena kompetisi berikutnya berubah nama menjadi Liga Indonesia, yang pesertanya dari tim-tim Galatama dan Perserikatan.
Pada tahun 1994/1995 Persib kembali mencatatkan namanya dalam sejarah kompetisi Liga Indonesia. Persib berhasil mencapai final dan menggengam trofi juara dengan menaklukkan Petrokimia Putra dihadapan lebih-kurang 80.000 penonton di partai final dengan skor 1-0 melalui gol Sutiono Lamso menit ke-76.
Pada tahun 2008 Persib yang awalnya merupakan perserikatan amatir akhirnya menjadi klub profesional setelah terbentuknya sebuah badan hukum bernama PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) pada akhir Desember. Sejak saat itu, Persib tidak lagi mendapatkan kucuran dana pengelolaan dari pemerintah, melainkan dari pengelolaan usaha di bawah naungan PT PBB.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1 2019: Persipura Jayapura

Persib baru bisa kembali mendapatkan gelar juara pada musim 2014. Di bawah kendali pelatih lokal, Djadjang Nurdjaman, Persib mengalahkan Persipura Jayapura melalui drama adu penalti babak final yang berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.
Di tahun 2015 situasi sepak bola dalam negeri suram akibat konflik Pemerintah dengan PSSI, Persib sempat membubarkan tim namun kemudian kembali berkumpul dan sanggup menjaga marwah sebagai tim elite Tanah Air.
Maung Bandung tampil sebagai juara turnamen bergengsi Piala Presiden 2015. Pada babak final, tim asuhan Djadjang Nurdjaman mengalahkan Sriwijaya FC, 2-0.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1 2019: Barito Putera

Namun, kegemilangan pada ajang pengisi kekosongan liga itu tidak berlanjut pada turnamen selanjutnya, Piala Jenderal Sudirman. Langkah Persib terhenti hanya di babak fase grup karena cuma menang sekali dan menelan tiga kekalahan beruntun termasuk di Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 yang hanya menempati peringkat lima.
Mimpi buruk terus berlanjut setelah Liga 1 2017 bergulir Persib hanya mampu berada di peringkat 13 dari 34 laga yang dilakoni. Bahkan di turnamen pramusim Piala Presiden 2018 kandas di fase grup usai mengalami satu kemenangan atas Sriwijaya FC dan dua kekalahan beruntun atas PSMS Medan dan PSM Makassar.
Di musim 2018, Persib kembali bangkit. Sempat menjadi juara di paruh musim, namun di akhir kompetisi Persib berada di peringkat ke-4 klasemen.
Pemain Masuk: Frets Butuan, Erwin Ramdani, Abdul Aziz Lutfi Akbar, Srdan Lopicic (akhirnya dicoret), Esteban Vizcarra, Zalnando, Saepuloh Maulana, Fabiano Beltrame, Artur Gevorkyan, Achmad Jufriyanto.
Pemain keluar: Atep, Airlangga Sucipto, Tony Sucipto, Imam Arief Fadhilah, Eka Ramdani, Jonathan Bauman, Victor Igbonefo, Patrich Wanggai, Oh Inkyun, Wildansyah.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1: Bhayangkara FC

Skuat Sementara Persib Bandung:
Kiper: I Made Wirawan, M Natshir Fadhil Mahbuby, Aqil Savik.
Belakang: Bojan Malisic, Indra Mustafa, Mochamad Al Amin Syukur Fisabillah, Fabiano Beltrame, Achmad Jufriyanto, Saepuloh Maulana, Henhen Herdiana, Supardi Nasir, Ardi Idrus, Zalnando.
Tengah: Puja Abdillah, Agung Mulyadi, Dedi Kusnandar, Hariono, Syafril Lestaluhu, Kim Jeffrey Kurniawan, Abdul Aziz Lutfi Akbar, Gian Zola Nasrulloh, Beckham Putra Nugraha, Artur Gevorkyan, Ghozali Muharam Siregar, Fulgensius Billy Paji Keraf, Febri Hariyadi, Erwin Ramdani, Frets Butuan, Esteban Vizcarra.
Depan: Muhammad Wildan Ramdani, Ezechiel N'Douassel, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh.
Pemain Kunci: Ezechiel N'Douassel
Pemain kunci Persib Bandung di musim 2019 dipastikan ada pada Ezechiel N'Douassel. Terbujti id musim 2018 lalu, striker asal Chad ini mampu menciptakan 17 gol dalam 22 penampilannya.
Sebagai penyerang, Ezechiel N'Douassel punya segalanya untuk bisa menghadirkan masalah di pertahanan lawan-lawan Persib. Postur tinggi besar, olah bola mumpuni, kecepatan hingga tendangan keras adalah kemampuan yang tak terbantahkan lagi ada di pemain 31 tahun itu.
Dalam setiap pertandingannya, Ezechiel N'Douassel juga selalu mampu untuk tampil dengan determinasi tinggi untuk bisa membawa Persib Bandung meraih kemenangan.
Baca Juga: Profil Tim Liga 1 2019: Borneo FC

Prediksi:
Sama seperti musim sebelumnya, Persib memasang target menjadi juara di Liga 1 2019. Terbukti mereka terlihat serius dalam merombak pemain.
Satu di antara buktinya dengan mencoret Srdjan Lopicic hingga pelatih Miljan Radovic dan asistennya Dejan Miljanic dan menggantinya dengan pelatih Robert Rene Alberts.
Sebagai laga pertamanya, Robert mampu mempersembahkan kemenangan saat berhadapan dengan Borneo FC. Sayang skor 3-2 itu tak mampu membawa timnya lolos ke babak semifinal Piala Indonesia karena sebelumnya kalah 1-2 di Samarinda.
Meski gagal, kemenangan itu membuat Persib memiliki semangat untuk menatap Liga 1 2019. Apalagi beberapa pemain anyar belum bisa dimainkan di Piala Indonesia karena cedera hingga terbatasi aturan.
Seperti Fabiano Beltrame dan Achmad Jufriyanto yang akan menjadi tembok pertahanan terbaik bersama Bojan Malisic.
Di lini depan, kehadiran penyerang asal Turkmenistan Artur Gevorkyan juga bisa menjadi angin segar, agar Persib Bandung tak hanya bertumpu pada sosok Ezechiel N'Douassel. (Laporan Kontributor Gigi Gaga/Bandung)