Prediksi dan Analisa Marseille vs Atletico: Jaminan Laga Seru di Final Liga Europa
BolaSkor.com - Banyak yang berkata final Liga Europa musim ini, antara Olympique Marseille dan Atletico Madrid, bukan final yang ideal. Seperti halnya musim lalu antara Manchester United melawan Ajax Amsterdam, publik sudah menduga Man United keluar jadi pemenang dengan segala keunggulan yang mereka miliki - dan prediksi mereka tepat, Man United menang 2-0.
Pun demikian musim ini. Atletico diprediksi akan keluar sebagai pemenang dengan pengalaman besar di Eropa, termasuk raihan dua titel Liga Europa pada tahun 2010 dan 2012. Terlebih, mereka termasuk kategori level tim Liga Champions karena rutin bermain di sana. Musim ini, Atletico hanya menyelesaikan penyisihan grup Liga Champions di peringkat tiga, hingga mereka turun kasta ke Liga Europa.
Akan tetapi, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan menjadi sedikit keuntungan bagi Marseille. Pertama, Atletico tidak akan didampingi Diego Simeone karena hukuman larangan mendampingi timnya yang diberikan UEFA, terkait protes kerasnya kepada wasit di semifinal melawan Arsenal.
"Badan Banding UEFA bertemu pada 11 Mei mengikuti banding dari Atletico Madrid dan Diego Simeone terkait keputusan oleh Badan Kedisiplinan UEFA (CEDB) pada 4 Mei, yang menghukum Diego Simeone dengan suspensi empat laga. Banding dari Atletico Madrid dan Diego Simeone telah selesai dan keputusan UEFA CEDB tetap berjalan," tutur pernyataan resmi dari UEFA.
Hal itu mengartikan bahwa Simeone sudah dipastikan takkan mendampingi timnya di final, yang berlangsung di Parc Olympique Lyonnais, pada Kamis, 17 Mei 2018 pukul 01.45 dini hari WIB. Berbicara mengenai Parc Olympique Lyonnais, inilah salah satu faktor kedua yang menjadi keuntungan Marseille.
Kendati bermain di kandang tim rival di Prancis, intinya Marseille tetap bermain di negerinya sendiri. Jelas, mereka akan mendapatkan suntikkan motivasi dari "pemain ke-12". Terakhir, Marseille belum pernah meraih titel Liga Europa. Mereka hanya pernah meraih titel Liga Champions pada tahun 1993. Ambisi untuk memecahkan rekor akan jadi tambahan motivasi tim asuhan Rudi Garcia.
"Jika kami menang, saya akan mengecat rambut saya dengan warna biru. Saya bahkan belum lahir di tahun 1993 (kala Marseille juara Liga Champions). Ayah saya di sana dan sampai saat ini, dia masih memberitahu saya situasi saat itu. Akan jadi impian jika kami bisa mengulanginya. Kami tahu kami favorit di Marseille. Bagi saya, ini semua pertanyaan tentang harga diri, keluarga, dan keseluruhan kota," tutur gelandang Marseille, Maxime Lopez.
Kedua tim pernah bertemu di Liga Champions 2008. Imbang tanpa gol di Marseille, Atletico meraih kemenangan 2-1 di Vicente Calderon - markas lama Atletico yang kini bermarkas di Wanda Metropolitano. Simeone pun menegaskan kepada rekan setimnya, untuk tidak memikirkan hukuman larangannya dari UEFA. "Kepala tegak ke depan, saya tidak melihat atau mendengar apapun kecuali laga final," tegasnya.
Pemain Kunci:
Dimitri Payet (Gelandang Serang Olympique Marseille)
Perselisihannya dengan West Ham United tidak menghilangkan kualitasnya bermain. Bersama mantan pelatihnya di Lille, Rudi Garcia, Payet menemukan performa terbaiknya kembali di periode kedua membela Marseille. Ia pernah membela Marseille pada medio 2013-2015.
Payet, 31 tahun, telah tampil 46 kali di seluruh kompetisi dengan torehan 10 gol dan 24 assists. Di Europa League, ia menyumbangkan tiga gol dan tujuh assists. Dengan kemampuannya mendistribusikan bola, eksekusi bola mati, hingga insting mencetak gol, Payet merupakan ruh permainan Marseille yang harus diwaspadai lini belakang Atletico.
"Laga nanti bukan laga biasa: final. Kami underdog, tapi kami akan memberikan segalanya. Sama seperti Euro 2016 ketika kami berstatus tuan rumah. Kami bisa merasakan passion dari masyarakat Prancis. Begitulah adanya. Saya pikir ini yang terbaik dan benar-benar bisa menguntungkan kami," tutur Payet.
Antoine Griezmann (Striker Atletico Madrid)
Final Liga Europa bisa jadi laga terakhir Griezmann bersama Atletico di Eropa. Empat tahun berkembang dengan Atletico, Griezmann terus diburu oleh Barcelona. Semua masih bisa terjadi karena saat ini transfernya masih sebatas rumor. Hanya Griezmann yang tahu keputusan terbaik untuk masa depannya.
Satu hal pasti adalah: Griezmann akan memberikan segenap kemampuan untuk Atletico. Striker berusia 27 tahun masih penyerang terbaik andalan Simeone, yang sudah mencetak 27 gol dan memberi 15 assists dari 47 laga di seluruh kompetisi. Empat assists dan gol di antaranya tercipta di Liga Europa.
Pergerakan Griezmann semakin eksplosif karena keberadaan Diego Costa di lini depan. Costa bisa menarik perhatian lini belakang lawan dengan kekuatan fisik dan keberaniannya merebutkan bola dengan lawan. Keduanya bisa jadi ancaman lini belakang Marseille.
Prediksi Susunan Pemain:
Olympique Marseille (4-2-3-1): Yohann Pele; Jordan Amavi, Luiz Gustavo, Adil Rami, Bouna Sarr; Morgan Sanson, Maxime Lopez, Lucas Ocampos, Dimitri Payet, Florian Thauvin; Valere Germain
Atletico Madrid (4-4-2): Jan Oblak; Filipe Luis, Diego Godin, Stefan Savic, Juanfran; Koke, Saul Niguez, Gabi, Angel Correa; Diego Costa, Antoine Griezmann
Head to Head Marseille vs Atletico:
02/10/08 Atletico 2-1 Marseille (Liga Champions)
10/12/08 Marseille 0-0 Atletico (Liga Champions)
Lima Laga Terakhir Marseille di Seluruh Kompetisi:
27/04/18 Marseille 2-0 Salzburg
29/04/18 Angers 1-1 Marseille
04/05/18 Salzburg 2-1 Marseille
07/05/18 Marseille 2-1 Nice
12/05/18 Guingamp 3-3 Marseille
Lima Laga Terakhir Atletico di Seluruh Kompetisi:
27/04/18 Arsenal 1-1 Atletico
29/04/18 Deportivo Alaves 0-1 Atletico
04/05/18 Atletico 1-0 Arsenal
06/05/18 Atletico 0-2 Espanyol
12/05/18 Getafe 0-1 Atletico
Perjalanan Menuju Final (Dari Fase Gugur):
Marseille: Marseille vs Braga (unggul agregat gol 3-2), Marseille vs Bilbao (unggul agregat gol 5-2), Marseille vs Leipzig (unggul agregat gol 5-3), Marseille v Salzburg (unggul agregat gol 3-2).
Atletico: Atletico vs Copenhagen (unggul agregat gol 5-1), Atletico vs Lokomotiv (unggul agregat gol 8-1), Atletico vs Sporting (unggul agregat gol 2-1), Atletico vs Arsenal (unggul agregat gol 2-1)
Analisa dan Opini
Rudi Garcia dan Diego Simeone merupakan dua sosok pelatih dengan isi kepala yang berbeda. Garcia, yang pernah melatih Lille dan Roma, punya filosofi bermain ofensif dalam taktik 4-2-3-1 atau 4-3-3. Serangan yang dibangun biasanya dimulai dari sisi sayap, dengan mengandalkan kualitas penyerang sayap. Dalam hal ini, Marseille, Florian Thauvin dan Lucas Ocampos.
Peran mereka berdua dibantu oleh pergerakan dua full-backs yang rajin membantu serangan (overlap). Berbeda dari filosofi sepak bola Garcia, Simeone justru menjadikan pertahanan sebagai titik terkuat timnya. Terbukti, di La Liga, Atletico penilik pertahanan terbaik dengan kualitas kiper kelas dunia (Jan Oblak) serta bek-bek berpengalaman, yang dipimpin Diego Godin.
Tidak sama seperti strategi parkir bus Jose Mourinho, Simeone lebih menginginkan timnya untuk bertarung dengan gigih merebutkan bola, melancarkan serangan balik cepat yang dibarengi efektivitas penyelesaian akhir. Variasi berbeda dari permainan itu adalah efisiensi situasi bola mati, serta serangan dengan mengandalkan kualitas individu pemain.
"Tim ini punya karakter dan personalitas yang dibutuhkan untuk menang. Satu-satunya hal yang kami miliki dalam pikiran adalah menang," tegas kapten Atletico, Gabi. Komentar itu ditanggapi oleh bek Marseille, Adil Rami, yang pernah menghadapi Atletico kala membela Valencia. "Saya akan mencoba siap untuk pertarungan nanti," tegas Rami.
Inilah mengapa, kendati bukan final ideal sesuai gambaran seperti Milan kontra Atletico atau Arsenal melawan Milan, final nanti tetap akan berjalan seru. Atletico dengan segala keunggulan dan status favorit, serta Marseille yang ingin meraih titel Liga Europa pertama di depan hadapan rakyat Prancis.