Plus-Minus Antonio Conte sebagai Pelatih Inter Milan
BolaSkor.com - Inter Milan semakin serius dalam usaha kembali ke jalur juara. Bukti teranyar, La Beneamata menunjuk Antonio Conte sebagai pelatih menggantikan Luciano Spalletti.
Inter Milan tampil angin-anginan dalam sembilan musim terakhir. Usai meraih treble pada 2010, Nerazzurri kesulitan menembus papan atas klasemen Serie A. Hal itu berdampak pada absennya Inter di Liga Champions selama beberapa musim.
Angin segar mulai datang saat Erick Thohir mengambil alih tim dari Massimo Moratti. Pengusaha asal Indonesia itu mulai membenahi Inter dimulai dari manajemen. Beberapa muka lama diganti dengan sosok profesional.
Inter Milan kian berada di jalur yang tepat setelah Suning masuk dalam struktur kepemilikan. Perusahaan dari China itu punya sumber dana melimpah untuk membawa Inter meraih gelar.
Suning terlihat tidak ingin hanya main-main ketika membeli saham Erick Thohir. Kini, Suning mendominasi kepemilikan Inter Milan dan mulai leluasa mengatur trategi.
Baca juga:
Gelandang Sassuolo Bikin Inter Milan dan AC Milan Saling Sikut
Gianluigi Buffon Tidak Melihat Antonio Conte sebagai Pengkhianat bagi Juventus
Mauro Icardi Rancang Siasat Putus Kontrak dengan Inter Milan

Masuknya Luciano Spalletti sebagai pelatih Inter Milan menjadi awal dari era baru Inter Milan. Sang pelatih berhasil membawa Samir Handanovic dan kawan-kawan lolos ke Liga Champions.
Sementara itu, dari sisi keuangan, Inter Milan terus menuju neraca yang seimbang. Bahkan, pada beberapa bulan lalu, UEFA mengonfirmasi Inter telah melewati masa-masa perjanjian terkait Financial Fair Play.
Ketika semua sudah jauh lebih baik, Suning kembali membuat gebrakan. Kali ini, mereka tidak segan memboyong satu di antara pelatih terbaik Italia, Antonio Conte.
Bukan perkara mudah bagi Inter Milan untuk memulangkan Conte ke Italia. Pertama, mereka harus bersaing dengan AS Roma yang juga terpincut dengan sang pelatih.
Berikutnya, Inter Milan harus menggelontorkan pesangon yang cukup besar kepada Luciano Spalletti. Selain itu, Inter juga perlu mengeluarkan dana 11 juta euro per musim untuk membayar gaji Conte. Kini, sang pelatih berada pada posisi kelima dalam daftar manajer dengan gaji tertinggi.
Kini, pertanyaan besarnya adalah apakah Antonio Conte merupakan sosok yang tepat untuk membawa Inter kembali berjaya? BolaSkor.com akan menjabarkan plus-minus dari penunjukkan Conte sebagai pelatih Inter seperti di bawah ini:
Plus

Sulit untuk menepis pernyataan jika Antonio Conte adalah satu di antara pelatih paling hebat yang dimiliki Italia saat ini. Hal itu sudah terbukti dari pencapaiannya dalam beberapa tahun terakhir.
Ketika masih menukangi Juventus, Antonio Conte berhasil meraih tiga gelar Serie A dan satu gelar Piala Super Italia. Sang pelatih meletakan batu pertama dari hegemoni La Vecchia Signora yang bertahan hingga saat ini.
Berikutnya, kemampuan Conte tidak luntur meski diuji di Premier League. Memimpin Chelsea, sang manajer memenangi Premier League 2016-2017 dan Piala FA 2017-2018. Sayangnya cerita berakhir suram karena The Blues mendepaknya demi memboyong Maurizio Sarri.
Untuk urusan taktik, Antonio Conte punya formasi andalan yakni 3-5-2. Formasi tersebut membuat tim asuhannya akan sulit ditembus.
Formasi 3-5-2 sudah terbukti cocok di Italia. Conte menggunakan skema tersebut ketika membawa Juventus meraih tiga gelar Serie A. Selain itu, hingga saat ini sejumlah tim juga masih menerapkan taktik tiga bek tersebut.
Conte juga merupakan pelatih yang sangat detail. Ia bisa meminta pemainnya mengulang hingga 30 kali untuk sebuah skema permainan. Dengan begitu, Conte berharap para pemain mengerti apa yang harus dilakukan.
Antonio Conte juga langsung berusaha mengurai benang kusut antara Mauro Icardi dan Inter. Conte memilih menendang sang bintang daripada mengambil risiko.
Keputusan tersebut menegaskan jika Conte adalah pelatih yang berani dan tegas. Ia tidak segan mengusir pengacau meski berstatus pemain penting.
Untuk urusan pengalaman, Conte tidak bisa diragukan. Dia sudah mulai berada di pinggir lapangan sejak 2005. Selain itu, Conte juga pernah menangani tim nasional Italia.
Conte juga menghadirkan sisi positif pada pergerakan Inter Milan di bursa transfer. Tidak sedikit pemain yang mau bergabung dengan Inter karena faktor Conte.
Berdasarkan kabar yang beredar, Romelu Lukaku dan Nicolo Barella memilih Inter Milan karena ingin dilatih Antonio Conte. Hal serupa juga terjadi pada Valentino Lazaro dan Edin Dzeko.
Tarik napas sebentar, ayo kita lanjut ke halaman berikutnya.
Minus

Antonio Conte juga bukan tanpa celah. Ia punya beberapa kekurangan yang berpotensi membuat Inter Milan justru terbelah.
Satu di antara yang paling mencolok adalah masa lalu sang pelatih bersama Juventus. Sudah tidak bisa ditepikan, Inter Milan dan Juventus bak Tom and Jerry dalam dunia kartun. Mereka saling sikut baik di dalam atau di luar lapangan.
Masa lalu Conte bersama Juventus bisa menjadi bom waktu untuk Inter. Meski tidak perlu diragukan profesionalisme-nya, namun bayang-bayang Juventus bisa membuat konsentrasi sang pelatih kabur.
Faktor lain yang cukup menjadi sorotan adalah soal gaya bermain Conte yang terlalu bertahan. Ketika menakhodai Chelsea, nada-nada sumbang tentang hal tersebut sempat nyaring terdengar. Apalagi, Premier League terkenal dengan sepak bola menyerang.
Meski Serie A lebih lambat dan mengandalkan pertahanan yang kuat sebagai senjata, namun taktik Conte bisa menjadi pisau bermata dua.
Skema 3-5-2 yang diusung Conte juga membuat pengeluaran Inter Milan lebih membengkak. Benang merahnya karena La Beneamata perlu memboyong beberapa pemain anyar untuk menyempurnakan taktik Conte.
Pada era Spalletti, Inter Milan bermain dengan skema 4-2-3-1. Dari warisan taktik tersebut, Conte tidak menemukan pemain yang bisa tampil sebagai pemain sayap bertahan kecuali Kwadwo Asamoah. Selain itu, Inter juga perlu menambah pemain pada sektor depan.
Satu di antara kemampuan Conte yang belum terlihat adalah meraih prestasi di Eropa. Ketika menukangi Juventus dan Chelsea, pelatih 49 tahun itu tak sekalipun membawa pulang trofi kompetisi Eropa.
Meski pada saat ini Inter Milan lebih fokus mengembalikan kejayaan di Italia, namun pada akhirnya Eropa adalah tujuan yang tidak bisa dikesampingkan.'
Kini, Antonio Conte perlu membuktikan jika Inter Milan tak salah menunjuknya menjadi pelatih. Pada sisi lain, ia juga harus siap jika status legenda Juventus yang selama ini tersemat mulai disangsikan.