Sosok Feature Liga Indonesia Indonesia Berita

Paul Munster dan Kisah Pergantian Pelatih Persebaya di Tengah Musim

Frengky Aruan - Sabtu, 06 Januari 2024

BolaSkor.com - Pergantian pelatih ketika satu musim kompetisi masih berjalan cukup lumrah terjadi di dunia sepak bola. Tak sedikit klub dipoles dua atau lebih pelatih dalam satu musim berjalan.

Persebaya Surabaya, sepanjang Liga 1 2023/2024, merupakan klub pertama yang telah berpisah dengan pelatih sebanyak dua kali dalam satu musim. Sebelumnya, tim asal Kota Pahlawan itu berpisah dengan Aji Santoso, kemudian giliran Josep Gombau Balague.

Kini, Persebaya telah memiliki nahkoda baru setelah meresmikan Paul Munster. Perekrutan juru racik kelahiran Belfast, Irlandia Utara itu menjadi yang ketiga kalinya pada musim ini.

Baca Juga:

Target Tinggi Dimitrios Kolovos pada 2024

Langsung Pimpin Latihan Persebaya, Paul Munster Tanpa Beban Target di Sisa Musim

Artinya, tim yang terseok-seok di posisi ke-13 klasemen sementara dengan enam kali menang, delapan imbang, dan delapan kalah itu menjadi klub paling tega kepada pelatih.

Sejak status keanggotaan dipulihkan kembali oleh PSSI pada 8 Januari 2017, cukup sering Persebaya mengganti pelatih di tengah kompetisi berjalan. Beberapa nama di antaranya berasal dari Eropa ditunjuk sebagai pelatih. Simak ulasan berikut ini:

1. Pelatih Eropa Keempat di Persebaya Sejak Era Liga Indonesia

Paul Munster bukan pelatih Eropa pertama di klub yang berdiri 18 Juni 1927 ini. Dia menjadi pelatih asal Benua Biru keempat dalam lima tahun terakhir.

Sebelumnya adalah Josep Gombau yang ditunjuk menggantikan peran pelatih Aji Santoso. Kemudian ada Wolfgang Pikal yang menangani Persebaya ketika musim 2018/2019 masih berjalan.

Awalnya Pikal diproyeksikan sebagai asisten dari Alfred Riedl di Persebaya. Namun mantan pelatih Timnas Indonesia tak jadi menukangi Persebaya akibat masalah kesehatan.

Melihat lebih jauh ke belakang, sejak kompetisi sepak bola profesional Indonesia bergulir di tahun 1994, muncul nama Arcan Iurie sebagai pelatih asal Eropa pertama. Arsitek asal Moldova itu menggantikan Fredy Mulli pada kompetisi Divisi Utama 2008.

Paul Munster memimpin Persebaya. (BolaSkor.com/Arjuna Pratama)

2. Bayang-bayang Kegagalan Pelatih Eropa di Persebaya

Masa lalu Persebaya dengan pelatih asal Eropa nampaknya tak pernah mulus. Menilik sepak terjang pelatih-pelatih Benua Biru di Persebaya sebelum Paul Munster, tidak ada yang bertahan lama.

Tim yang identik dengan jersey hijau-hijau ini seolah tak berjodoh dengan pelatih-pelatih asal Eropa. Mereka hanya berkarier seumur jagung di Persebaya. Hasil akhirnya pun tak berbeda jauh.

Dimulai dari Josep Gombau yang berpisah dengan Bajol Ijo usai menjalani enam laga. Racikan pelatih berpaspor Spanyol itu hanya mempersembahkan empat poin hasil satu menang, satu seri, dan empat kalah. Satu-satunya kemenangan diraih dari Arema FC.

Berlanjut ke Wolfgang Pikal di musim 2018/2019. Pelatih asal Austria itu gagal dan hanya bertahan selama empat laga saja. Mantan asisten pelatih Timnas Indonesia itu hanya menorehkan satu kali hasil imbang dan tiga kali kekalahan.

Sedangkan 'pelatih asli' Persebaya saat itu, Alfred Riedl malah belum sempat turun ke lapangan. Kondisi kesehatan membuatnya batal menukangi Persebaya.

Sementara nasib Arcan Iurie harus berakhir jelang babak play-off memperebutkan tiket promosi ke Indonesia Super League 2009/2010 melawan PSMS Medan. Kala menggantikan Fredy Mulli, performa Persebaya malah angin-anginan.

Meski nama-nama tersebut menjadi bukti bahwa juru taktik asal Benua Biru tak cocok untuk Persebaya, manajemen berharap Paul Munster mampu mengulang keajaiban bersama Bhayangkara FC pada Liga 1 2019 silam.

3. Kali kedua Persebaya Melakukan Pergantian Pelatih dalam Semusim Sebanyak 3 Kali Setelah 2019

Paul Munster didampingi Uston Nawawi. (BolaSkor.com/Arjuna Pratama)

Masuknya Paul Munster sebagai pelatih ketiga Persebaya dalam satu musim bukan yang pertama kalinya. Mereka sempat mengalami pergantian hingga tiga pelatih pada Liga 1 2019.

Saat itu, adalah masa kepemimpinan Djadjang Nurdjaman. Dia beralih dari PSMS Medan pada pertengahan musim 2018. Hasilnya, Djadjang Nurjaman mampu mengangkat performa Persebaya di pertengahan musim pertama.

Hanya saja, memasuki musim kedua, performa Bajul Ijo justru memburuk dan Djadjang Nurjaman gagal mengangkat prestasi yang berujung dipecat di pekan ke-13 Liga 1. Padahal mereka berada di posisi ketujuh klasemen.

Persebaya lantas mengangkat Wolfgang Pikal pada September 2019. Sejatinya dia ditunjuk sebagai asisten pelatih dimana Persebaya kala itu memilih Alfred Riedl.

Tetapi Green Force gagal meraih hasil memuaskan di bawah asuhan Wolfgang Pikal. Dia hanya bertahan selama empat laga saja. Menorehkan satu kali hasil imbang dan tiga kali kekalahan saat menukangi Persebaya.

Selepas itu, Persebaya menunjuk pelatih lokal yang berpengalaman menangani tim besar di Indonesia, yakni Aji Santoso. Pelatih asal Kepanjen, Kabupaten Malang itu mencatatkan 91 pertandingan dengan rekor kemenangan 43 kali selama tahun 2019-2023.

Dalam periode kepelatihannya, pelatih kelahiran 6 April 1970 itu membawa Persebaya menjadi runner-up Liga 1 pada 2019, serta menjuarai Piala Gubernur Jatim tahun 2020.

Hanya saja, hasil buruk di Liga 1 2023/2024 membuatnya kehilangan posisi di Persebaya. Aji Santoso gagal membawa Bajol Ijo menang dalam lima laga beruntun.

4. Kali Kedua Paul Munster Menjadi pelatih di Pertengahan Musim di Indonesia

Masuk sebagai pelatih di pertengahan musim bukan situasi pertama yang dirasakan Paul Munster. Dia pernah mengalaminya saat ditunjuk sebagai nahkoda Bhayangkara FC pada 2019 silam.

Pria asal Irlandia Utara itu mengisi kursi juru latih The Guardian di pertengahan musim Liga 1. Ketika itu, dirinya menggantikan Alfredo Angel Vera yang berpisah jalan dengan Bhayangkara FC.

Paul Munster berhasil membawa anak asuhnya bertengger di posisi keempat klasemen 2019. Di musim 2021/22, Bhayangkara FC gagal jadi juara. Mereka harus puas finish di urutan ketiga klasemen Liga 2021/2022.

5. Pelatih Termuda Persebaya Sejak 2017

Komposisi skuad Persebaya mayoritas dihuni pemain-pemain usia muda. Mereka dipimpin juru taktik yang terbilang masih cukup muda yang sudah berpengalaman.

Paul Munster yang berusia 41 tahun tersebut diresmikan sebagai pelatih anyar Persebaya pada Kamis (4/1) kemarin. Sebagai head coach, dia lebih muda ketimbang asisten pelatih Uston Nawawi yang berusia 46 tahun, pelatih kiper Benyamin Van Breukelen (60 tahun).

Namun, Paul Munster lebih tua daripada pelatih fisik Muhamad Alimudin yang baru berusia 36 tahun.

Tugas berat akan dihadapi oleh Paul Munster saat menerima tawaran Persebaya. Terutama untuk membawa performa tim berkembang lebih baik setelah mengalami musim kurang menguntungkan. Dia diharapkan membawa Persebaya selamat dari ancaman degradasi yang mengintai. (Laporan Kontributor Keyzie Zahir/Surabaya)

Bagikan

Baca Original Artikel