Nostalgia - Musim Sulit Chelsea Berakhir Indah di Markas Bayern Munchen
BolaSkor.com - Chelsea against all odds. Kalimat itu sangat layak digunakan untuk menggambarkan perjalanan musim The Blues di musim 2011-12. Musim bersejarah, tapi tidak di Premier League jika melihat perjalanan mereka secara menyeluruh.
Chelsea inkonsisten di bawah asuhan Andre Villas-Boas hingga ia dipecat pada Maret 2012 dan digantikan manajer interim, Roberto Di Matteo. Mantan pemain Chelsea medio 1996-2002 melatih Chelsea setelah sebelumnya membesut MK Dons (2008-09) dan West Bromwich Albion (2009-2011).
Dari asisten Villas-Boas menjadi manajer utama. Wajar jika banyak yang meragukan kiprah Chelsea dalam meraih trofi tersisa di musim 2011-12: Piala FA dan Liga Champions.
Baca Juga:
Prediksi Chelsea Vs Bayern Munchen: Robert Lewandowski Ancaman Nyata Pertahanan The Blues
Peran Penting Olivier Giroud dalam Taktik Anyar Frank Lampard
Akan tapi publik barangkali melupakan satu hal: skuad Chelsea merupakan tim dengan mentalitas jawara yang diperkuat pemain-pemain seperti Petr Cech, Ashley Cole, John Terry, Frank Lampard, Michael Essien, dan Didier Drogba.
Acapkali, meracik tim juara hanya membutuhkan sedikit sentuhan tepat dalam menerapkan strategi, sebab mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan ketika bertanding: mengerahkan segalanya.
Itu bisa dilihat dari peruntungan Chelsea ketika menjuarai Piala FA via dua gol Ramires (11') dan Drogba (52') melawan Liverpool. The Reds kalah 1-2 dan memperkecilnya dari gol Andy Carroll di menit 64. Juara Piala FA merupakan pertanda bagi Chelsea.
Usai mengunci posisi enam klasemen Premier League - posisi terendah sejak musim 2001-02 - di tahun ke-106 Chelsea berdiri, Di Matteo membawa pasukannya mengalahkan Napoli, Benfica, dan Barcelona di fase gugur hingga lolos ke final menantang tuan rumah Liga Champions 2011-12: Bayern Munchen.
Final Dramatis di Allianz Arena
Chelsea memang menyingkirkan Barcelona di semifinal dengan dramatis. Tapi kemenangan itu dibayar mahal dengan kartu merah John Terry, kapten sekaligus bek andalan Chelsea, hingga ia absen di final melawan Bayern.
John Terry absen, begitu juga Ramires, Raul Meireles, dan Branislav Ivanovic. Ditambah final berlangsung di markas Bayern Munchen, wajar jika Allianz Arena dipenuhi warna merah-putih ciri khas warna Bayern Munchen.
"Seluruh stadion berwarna merah dan putih. Suasana luar biasa. Penggemar mereka mencoba mengintimidasi kami," ucap gelandang Chelsea, John Obi Mikel.
"Kami dapat melihat beberapa penggemar Chelsea di belakang gawang tetapi Anda tidak dapat benar-benar mendengarnya. Yang bisa Anda dengar hanyalah para penggemar Bayern. Tapi kami sudah bermain di bawah tekanan besar sebelumnya. Tidak ada yang perlu ditakutkan."
Bek senior Chelsea, Paulo Ferreira, tidak khawatir dengan kans Chelsea yang menurutnya sama kuat 50-50 dengan Bayern, meski bermain di Allianz Arena. Tidak ada jaminan tim tuan rumah 100 persen memenangi pertandingan, apalagi di final.
"Bermain di stadion orang lain, Anda merasa mereka memiliki sedikit keuntungan. Tapi mereka juga mendapat tekanan ekstra. Terkadang bermain di rumah bukan merupakan keuntungan. Kami memilikinya ketika Yunani mengalahkan Portugal di Lisbon di final Piala Eropa 2004. Dan Portugal memenangkan Euro 2016 melawan Prancis di Paris. Terkadang itu bisa baik. Terkadang tidak," imbuh Ferreira.
Di Matteo mengejutkan publik dengan pilihan pemainnya di pertandingan itu. Dia menurunkan produk akademi, Ryan Bertrand, yang minim pengalaman dan belum pernah bermain di kompetisi Eropa sebagai bek kiri.
Di Matteo beralasan memainkan Bertrand untuk membantu Ashley Cole menjaga pergerakan penyerang sayap berbahaya Bayern, Arjen Robben. Sehari sebelum laga, Bertrand menerima kabar itu dari sang manajer.
"Itu di atap hotel di sore hari. Dia (Di Matteo) memanggil saya dan berkata: "Anda akan mulai malam ini. Apakah kamu siap?" Saya seperti: "Ya, mudah, tidak ada masalah." Saya tidak ingin memberinya pikiran: "Ohhh, dia tidak (siap)."
"Saya belum melihat kabar. Kisah itu ada di sana di pagi hari tetapi saya tidak sadar. Mungkin mereka membersihkan koran dari hotel sehingga saya tidak melihat apa pun. Tidak seperti hari ini dengan berita di Instagram," terang Bertrand.
Jalannya Pertandingan
Sesuai dugaan, Bayern mendominasi permainan dan melepaskan 21 tendangan. Untungnya bagi Chelsea, penyelesaian akhir Mario Gomez tidak bagus dan pertahanan Chelsea bermain apik, khususnya Petr Cech.
Sempat ada gol Bayern yang dianulir karena offside, tapi kemudian Thomas Muller mencetak gol yang membawa Chelsea unggul di menit 83. Chelsea belum menyerah. Lima menit berselang mereka menyamakan kedudukan.
Dari satu-satunya tendangan pojok Chelsea di laga tersebut, Chelsea mencetak gol dari tandukkan kepala Drogba yang menerima bola dari Juan Mata. Gol fantastis yang diakui kapten Bayern, Philipp Lahm.
"Itu adalah sudut sempurna dan sundulan sempurna. Anda membutuhkan sekitar 50 upaya untuk mengayunkan sudut tepat di depan gawang seperti itu dan agar penyerang melakukan itu dengan keras dan dengan ketepatan seperti itu. Tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mencegah upaya luar biasa seperti itu," tutur Lahm.
Kedudukan menjadi 1-1 di waktu normal dan di waktu tambahan, Cech menyelamatkan Chelsea dengan penyelamatan penalti dari sepakan Robben. Penalti diberikan setelah pelanggaran Drogba kepada Franck Ribery.
Sejak momen itu, Chelsea memiliki momentum dan keyakinan dapat memenangi pertandingan. Benar saja, Chelsea menang dramatis 4-3 di drama adu penalti dan hanya Juan Mata yang gagal mencetak gol, semenara eksekutor lainnya berhasil menjalankan tugas.
David Luiz, Lampard, Cole, dan Drogba mencetak gol. Dua penalti Bayern yang diambil Ivica Olic dan Bastian Schweinsteiger gagal berbuah gol.
Chelsea meraih titel Liga Champions pertama mereka setelah kandas di semifinal pada 2009 dari Barcelona dan kalah di final 2008 dari Manchester United.
Semua berpesta setelah malam yang dramatis di Jerman. Rokok dan selebrasi liar terjadi di hotel tempat para pemain Chelsea menginap.
"Pesta sesudahnya adalah sesuatu yang lain. Tidak ada yang bisa tidur. Saya harus keluar dari kamar saya karena saya tidak bisa tidur dan ada pesta yang sedang berlangsung, orang-orang melemparkan orang ke kolam renang," tutur Mikel.
"Roman Abramovich (Pemilik Chelsea) ada di sana. Ada beberapa minuman. Apakah ada yang memasukkan Roman? Tidak mungkin. Siapa yang berani melakukan itu?"
Neuer dan Muller, dua pemain Bayern yang masih berada dalam skuat terkini dari final 2012, optimistis kali ini timnya bisa mengalahkan Chelsea.
"Kami sudah tidak sabar untuk melawan Chelsea di London, di sana kami sudah memiliki banyak pengalaman. Mereka tim yang berbahaya, Bayern harus memainkan pertandingan ini dengan serius dan penuh konsentrasi," tutur Neuer.
"Jelas, Anda tidak akan bertemu dengan tim lemah di fase 16 besar. Saya dan rekan setim sangat percaya diri, tapi Chelsea juga memiliki pemain yang berpotensi menyakiti kami sekaligus diperkuat pemain-pemain hebat di lini depan, namun ini soal penampilan secara tim dan bukan individual," pungkas Muller.