Analisis Feature Liga Champions

Nostalgia - Mahakarya Jose Mourinho di Inter Milan, Mengalahkan Barcelona dengan Memenjarakan Lionel Messi

Johan Kristiandi - Rabu, 02 Oktober 2019

BolaSkor.com - Inter Milan akan bertamu ke markas Barcelona pada matchday 2 Grup F Liga Champions 2019-2020, Rabu (2/10) waktu setempat. Bila menoleh ke masa lalu, laga tersebut menghandirkan satu sosok yang tak bisa dilupakan, Jose Mourinho.

Jose Mourinho adalah legenda, pahlawan, atau segala apa pun yang baik bagi pendukung Inter Milan. The Special One menjadi kunci di balik gelar treble yang diraih pada 2010.

Baca juga:

Jadwal Siaran Langsung Liga Champions: Dortmund, Barcelona Vs Inter Disiarkan Televisi Nasional

Hasil Laga Grup Liga Champions: Real Madrid Imbang, Tottenham Kebobolan 7 Gol

Jose Mourinho
Jose Mourinho

Jose Mourinho mulai menukangi Inter Milan pada Juni 2008. Sebelumnya, ia mencatatkan tinta emas bersama Chelsea.

Pada musim pertamanya, Jose Mourinho langsung mencuri perhatian dengan merengkuh titel Serie A dan Piala Super Italia. Nerazzurri unggul 10 poin dari Juventus yang menempati posisi kedua.

Sukses menguasai Italia, Mourinho pun mengalihkan pandangan ke skala yang lebih besar yakni Liga Champions. Pemain-pemain anyar seperti Samuel Eto'o, Wesley Sneijder, Diego Milito, Lucio, dan Goran Pandev menambah amunisi untuk Mourinho.

Jose Mourinho juga mengambil keputusan berani dengan melego Zlatan Ibrahimovic ke Barcelona. Selain itu, Maxwell juga dikirim Mourinho ke Camp Nou.

Inter Milan berada di Grup F bersama Barcelona, Rubin Kazan, dan Dynamo Kyiv. Setelah putaran penuh babak grup usai, La Beneamata menempati posisi kedua dengan sembilan poin atau dua poin lebih rendah dari Barcelona.

Hasil tersebut membuat Inter Milan bersua juara Grup D, Chelsea, pada babak 16 besar. Julio Cesar dan kawan-kawan mampu mengatasi perlawanan The Blues dengan menang agregat 3-1.

Kemenangan tersebut memberikan suntikan semangat bagi Inter Milan. Walhasil, pada babak perempat final, Inter kembali melaju usai menekuk CSKA Moscow dengan unggul agregat 2-0.

Inter Milan Barcelona
Inter Vs Barcelona

Memasuki babak semifinal, Inter Milan kebagian jatah menghadapi klub yang pernah ditantang pada babak grup, Barcelona. Pada laga itulah mahakarya Mourinho terukir.

Pertandingan leg pertama di Giuseppe Meazza menjadi kunci bagi Inter Milan melaju ke laga puncak. Ketika itu, Inter menang dengan skor cukup meyakinkan 3-1. Skor tersebut berbeda jauh dari pertemuan pada babak grup yang berakhir hasil imbang 0-0.

Jose Mourinho memainkan formasi 4-2-3-1. Empat pemain di belakang ditempati Javier Zanetti, Lucio, Walter Samuel, dan Maicon. Sementara itu, Thiago Motta dan Esteban Cambiaso bertugas membendung serangan Blaugrana di lini tengah.

Tiga gelandang serang Inter Milan yakni Samuel Eto'o, Wesley Sneijder, dan Goran Pandev. Adapun, Diego Milito bertugas sebagai juru gedor.

"Kami sudah menganalisis bagaimana cara menyakiti mereka. Ini adalah pertandingan dua leg. Laga pertama di kandang dan kedua di Barcelona. Itu akan menjadi laga tersulit daripada yang pernah kami hadapi sebelumnya," terang Jose Mourinho pada acara The Coaches' Voice.

Jose Mourinho sadar betul aktor di balik serangan Barcelona adalah Lionel Messi. Mourinho berusaha menutup pergerakan La Pulga dengan membuat "penjara".

"Zlatan Ibrahmovic tampil sebagai pemain nomor sembilan. Sedangkan, Messi bermain dari sisi kanan. Tentu saja dia punya kebebasan bergerak," papar Mourinho.

Mourinho sudah membaca jika Messi akan melakukan tusukan ke tengah untuk memberikan ruang bagi Dani Alves membantu serangan. Mourinho memerintahkan Zanetti terus menjaga Messi. Sedangkan, Pandev wajib menyokong pertahanan ketika Alves ikut menyerang.

"Lionel Messi tidak bisa bermain sendirian. Jadi, dia akan berlari ke tengah. Oleh karena itu, harus ada pemain yang memegang kendali penuh pada posisi tegah pertahanan. Dia harus berkomunikasi dengan bek kiri," ulas The Special One.

"Setelah pertandingan, para wartawan menggunakan diksi penjara untuk Messi. Zanetti, Motta, dan Cambiaso punya kewajiban menahan Messi. Kami bisa membiarkannya memegang bola, namun tidak membuatnya mengkreasikan peluang," kata Mourinho.

Maicon
Maicon

Meski demikian, Inter Milan tertinggal terlebih dahulu melalui gol Pedro pada menit ke-19. Pemain tim nasional Spanyol itu memanfaatkan umpan tarik Maxwell dari sisi kiri.

Gol tersebut melecut semangat pemain Inter Milan. Para pemain Nerazzurri memahami jika perlu meraih kemenangan di Giuseppe Meazza sebagai bekal pada leg kedua.

"Strategi menyakiti Barcelona adalah transisi dari bertahan ke menyerang. Maxwell dan Alves maju dan itu memberikan kami ruang yang sangat besar," ungkap Mourinho.

Jose Mourinho mengutarakan, Inter tidak punya pemain yang bisa menekan dari sisi sayap karena fokus membendung serangan Barcelona. Beruntung, Maicon tampil trengginas pada malam itu.

"Maxwell adalah pemain yang kuat dengan bola, namun ia tidak baik dalam transisi. Kami perlu menyerang melalui lini tengah yang padat," tutur sang pelatih.

Inter Milan menutup babak pertama dengan skor 1-1 usai Wesley Sneijder mencatatkan namanya di papan skor. Eks Real Madrid itu berada di posisi tepat ketika Milito memberikan umpan.

Babak kedua menjadi kunci kebangkitan Inter Milan. Tuan rumah mengkreasikan dua gol pada waktu tersebut.

Gol kedua Inter dicetak Maicon ketika babak kedua baru berjalan tiga menit. Pemain asal Brasil itu melakukan overlap untuk berada di dalam kotak penalti.

"Kami punya pemain yang cepat dalam menyerang. Kami juga punya pemain yang siap secara mental dan taktik untuk menekan pada posisi yang kosong," sebut mantan pelatih FC Porto itu.

"Kami menyerang dengan lima pemain yang punya kecepatan dan itu berhasil. Semua pemain saya perintahkan menyerang dari sisi samping."

"Ketika ada pemain yang sudah berada pada posisi itu, pemain lainnya akan bersama-sama menuju kotak penalti untuk mencetak gol. Pada saat itu, Maicon yang melakukan hal tersebut."

The Special One
Jose Mourinho

Setelah unggul 2-1, Inter Milan tak mengubah taktik. Hasilnya, Nerazzurri terus menjauh menjadi 3-1 usai Milito mencetak gol pada menit ke-61.

Gol tersebut meruntuhkan mental Barcelona. Apalagi, pertahanan Inter Milan juga masih sulit ditembus. Walhasil, skor 3-1 bertahan hingga peluit panjang.

Pada leg kedua, Jose Mourinho tidak mengubah strateginya. Namun, karena Thiago Motta menerima kartu merah pada menit ke-28, tak ada kata lain selain bertahan total.

Barcelona melepaskan tujuh tembakan tepat sasaran. Sedangkan, Inter Milan satu pun tidak. Statistik tersebut menjadi gambaran jika Nerazzurri memang fokus mempertahankan keunggulan agregat.

Hebatnya, Barcelona baru bisa mencetak gol pada menit ke-84. Gol tersebut pun tidak dicetak oleh penyerang melainkan bek, Gerard Pique.

Namun, satu gol saja tidak cukup untuk membawa Barca lolos ke final. Pada akhirnya, Jose Mourinho yang berlari kegirangan usai pertandingan berakhir.

Inter Milan tidak terbendung di laga final. Dua gol Diego Milito membenamkan perjuangan Bayern Munchen yang pada laga semifinal mengalahkan Olympique Lyon.

Jose Mourinho semakin mempertegas dirinya adalah satu di antara pelatih dengan taktik paling jitu. Pelatih 56 tahun itu membuktikan tesis tim yang fokus bertahan tetap bisa meraih kemenangan.

Bagikan

Baca Original Artikel