Nostalgia: Ketika Amerika Serikat Membentuk Dream Team Basket
BolaSkor.com - 21 September 1991 menjadi saksi sejarah lahirnya tim olahraga yang disebut-sebut terkuat sepanjang masa. Federasi Basket Amerika Serikat mengumumkan pembentukan timnas untuk Olimpiade 1992.
Olimpiade 1988 meninggalkan sejarah kelam bagi timnas basket Amerika Serikat. Bukan tanpa alasan, mereka menerima hasil terburuk sepanjang sejarah keikutsertaan di ajang empat tahunan itu.
Sebelum 1992, FIBA hanya mengizinkan pebasket amatir untuk berlaga di Olimpiade. Artinya, setiap negara hanya bisa menggunakan pebasket universitas atau non profesional.

Akan tetapi, Amerika Serikat kalah dari Uni Soviet pada Olimpiade 1988. Menariknya, terdapat tuduhan Uni Soviet menggunakan pemain profesional di kejuaraan tersebut.
Alhasil, setelah Olimpiade 1988, FIBA mengadakan pertemuan dengan asosiasi basket dari setiap negara. Mereka mempertimbangkan untuk mengizinkan pemain profesional tampil di Olimpiade.
Setelah diadakan pemungutan suara, hasilnya mayoritas meminta FIBA untuk memperbolehkan pemain profesional tampil di Olimpiade. Aturan baru itu akan diimplementasikan pada Olimpiade 1992.
Amerika Serikat tentu menjadi negara yang paling diuntungkan dari perubahan aturan tersebut. Pasalnya dengan demikian para pemain NBA bisa berlaga di Olimpiade.
Setelah itu, Amerika Serikat pun mulai mengumpulkan pemain dalam membentuk tim. Adalah Sports Illustrated yang pertama kali menyebutnya sebagai Dream Team pada edisi Februari 1991.
Terdapat 10 pemain yang pertama kali diumumkan sebagai anggota Dream Team. Chicago Bulls dan Utah Jazz menjadi penyumbang paling banyak saat itu.
Bulls dan Jazz menyumbang masing-masing dua pemain. Dari Bulls ada Michael Jordan dan Scottie Pippen, sementara Jazz mengirim John Stockton serta Karl Malone.
Sementara enam pemain lain berasal dari tim berbeda, yaitu Magic Johnson (Los Angeles Lakers), Larry Bird (Boston Celtics), Patrick Ewing (New York Knicks), Chris Mullin (Golden State Warriors), David Robinson (San Antonio Spurs), serta Charles Barkley (Philadelphia Sixers).
Hampir semua pemain tengah berada di puncak karier mereka saat itu. Pengecualian mungkin Bird serta Magic yang sudah berada di pengujung karier masing-masing.
Setelah itu, pada Mei 1992 Clyde Drexler dari Portland Trail Blazers dipilih masuk Dream Team. Pemilihan Drexler menjadi kontroversi karena Isiah Thomas asal Detroit Pistons tersingkir.

Menariknya, satu tempat terakhir diberikan untuk pemain asal universitas. Sayangnya Christian Laettner lebih dipilih ketimbang Shaquille O'Neal.
Pada awalnya Jordan dinilai bakal menjadi kapten Dream Team. Namun, pemain Bulls tersebut menolak dan akhirnya Bird serta Magic yang menyandang status tersebut.
Sebelum Olimpiade 1992, Dream Team menjalani sejumlah uji coba. Termasuk di antaranya adalah Tournament of Americas. Jordan dan kawan-kawan meraih enam kemenangan beruntun.
Di Olimpiade 1992, mereka tidak terhentikan. Dream Team selalu meraih kemenangan dengan selisih lebih dari 30 poin, dengan Kroasia jadi lawan paling menyulitkan.
Amerika Serikat dua kali berhadapan dengan Kroasia dan selalu meraih kemenangan. Saat bertanding di final, Dream Team 'hanya' menang dengan selisih 32 poin dari Kroasia.
Sports Illustrated menyebut tidak ada lagi tim dengan skuat sedominan Dream Team di semua cabang olahraga. Banyak pihak yang setuju dengan anggapan tersebut.
Meski demikian, Kobe Bryant dan LeBron James merasa tidak setuju. Keduanya menilai tim Olimpiade 2012 mereka bisa mengalahkan Dream Team andai berkesempatan diadu.