Nostalgia: Ketika AC Milan Meraih Scudetto 1993/1994 dengan Hanya Mencetak 36 Gol
BolaSkor.com - Pertahanan menjadi kunci AC Milan dalam meraih gelar Scudetto 1993/1994. Bagaimana tidak, meski hanya mengemas 36 gol, Rossoneri keluar sebagai tim terbaik.
Katanya, pertahanan terbaik adalah dengan menyerang. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Milan.
Pada musim tersebut, Milan hanya mengemas 36 gol dari 34 pertandingan.
Baca Juga:
Pertama Kali dalam Sejarah, AC Milan Raup Keuntungan Tiga Tahun Berturut-turut
Massimiliano Allegri, Kunci AC Milan untuk Raih Scudetto dan Maksimalkan Potensi Rafael Leao
Sebagai perbandingan, jumlah tersebut hanya satu gol lebih banyak dari dua tim yang turun kasta, yakni Udinese dan Atalanta.
Lantas, apa yang membuat Milan bisa menjadi pemenang?
Kuncinya adalah pertahanan yang sulit ditembus. Dari 34 pertandingan, Milan hanya kebobolan 15 kali.
Barisan Bek Tangguh
Ketika itu, Milan ditukangi Fabio Capello, satu di antara peramu strategi terbaik milik Italia.
Milan juga mendapatkan ujian karena dalam masa transisi kehilangan trio Belanda, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten.
Kendati demikian, barisan pertahanan Milan tampil solid.

Paolo Maldini, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Christian Panucci, Filippo Galli, dan Mauro Tassoti menjadi andalan Il Diavolo Rosso dalam membendung serangan lawan.
Maldini dan kawan-kawan mengejawantahkan taktik catenaccio dengan sangat apik.
Hasilnya pun patut mendapatkan acungan jempol. Bagaimana tidak, Milan hanya kebobolan lebih dari satu gol dalam dua pertandingan.
Milan merasakannya ketika kalah 3-2 melawan Sampdoria dan ditahan Udinese 2-2.
Kesuksesan Berlanjut di Liga Champions

Tidak hanya sukses di Serie A, Milan juga mengukir sejarah di Liga Champions.
Milan mengalahkan Barcelona yang lebih diunggulkan sebagai pemenang di laga final.
Bahkan, Milan menutup laga dengan keunggulan telak 4-0. Daniele Massaro menjadi bintang ketika itu dengan dua golnya.
Menariknya, pertahanan kembali menjadi kunci Milan meraih titel. Kali ini, Milan hanya kebobolan dua gol sepanjang Liga Champions.