Ragam Feature Inggris Berita

Nostalgia - Battle of the Buffet, Pizza di Kepala Ferguson, dan Emosi Arsene Wenger

Arief Hadi - Senin, 30 September 2019

BolaSkor.com – Liverpool dan Manchester City saat ini menjadi rival utama dalam perburuan titel Premier League. Tapi di masa lalu, ketika teknologi VAR (Video Asisten Wasit) atau garis gawang belum eksis, rivalitas Arsenal asuhan Arsene Wenger dan Manchester United era Sir Alex Ferguson jadi yang terdepan dibahas media.

Duel keduanya, di dalam dan luar lapangan pertandingan, tak kalah hebohnya dengan pemberitaan El Clasico di Spanyol atau Derby d’Italia di Italia. Apalagi, Arsenal dan Man United berduel dalam merebutkan titel Premier League.

Pertemuan keduanya saat ini atau di era sepak bola modern tidak lagi sepanas dahulu kala, tapi tetap saja, pertemuan dua tim tradisional Inggris memiliki arti duel adu gengsi, meraih kemenangan demi tercapainya tujuan masing-masin yang ingin dikejar di akhir musim.

Baca Juga:

Prediksi Manchester United Vs Arsenal: Taring Ompong The Red Devils

Jadwal Siaran Langsung Kompetisi Eropa: Manchester United Ditantang Arsenal

Unai Emery: Manchester United Vs Arsenal Pertandingan Tepat Menikmati Sepak Bola

"Ini momen yang sangat hebat, laga yang sangat hebat di antara dua tim di masa lalu, kini, dan masa depan. Tiap laga (Man United vs Arsenal) ketika saya menontonnya di Spanyol, Arsenal vs Manchester United, Manchester United vs Arsenal, selalu jadi momen spesial," tutur Unai Emery, manajer Arsenal, melansir dari Mirror.

"Saya pikir Senin (waktu setempat) jam delapan malam, di seluruh dunia, jika seseorang ingin menyaksikan laga sepak bola, maka tontonlah pertandingan ini."

Begitu banyak cerita soal pertemuan Arsenal kontra Manchester United, baik itu dimainkan di Old Trafford, Highbury (markas lama Arsenal) atau Emirates Stadium. Di antara pertempuran-pertempuran itu, pertandingan di Old Trafford pada 24 Oktober 2004 bisa jadi yang paling banyak diperbincangkan di Inggris.

Manchester United dan Arsenal

Battle of the Buffet atau Pizzagate

Pertandingan yang mungkin tidak akan pernah dibicarakan apabila VAR sudah berlaku. Panasnya rivalitas Arsenal dengan Man United mencapai klimaks pada pertandingan yang berlangsung di Old Trafford, 24 Oktober 2004, dalam lanjutan laga Premier League.

Dipimpin oleh Mike Riley, Arsenal datang sebagai juara bertahan Premier League dan tidak pernah terkalahkan dalam 49 laga beruntun (Arsenal menyandang status The Invincibles). Arsenal bermaterikan pemain sekaliber Thierry Henry, Kolo Toure, Ashley Cole, Robert Pires, dan Patrick Vieira.

Arsenal duduk di puncak klasemen, terpaut dua poin dari Chelsea di urutan dua klasemen. Sementara Man United berada di peringkat enam klasemen – tertinggal 11 poin dari Arsenal.

Pertandingan berjalan sengit di Old Trafford dengan banyaknya pelanggaran yang tidak dianggap sebagai pelanggaran oleh Riley, semisal saat Rio Ferdinand melanggar Freddie Ljungberg atau kala Ruud van Nistelrooy menginjak Ashley Cole.

Manchester United vs Arsenal di Old Trafford pada 2004

Arsenal mendominasi jalannya pertandingan, namun Man United meladeninya dengan peningkatan performa kala Arsenal menurunkan intensitas pertandingan. Tuan rumah menang dengan skor 2-0 melalui penalti Van Nistelrooy dan gol Wayne Rooney, mengakhiri catatan tak pernah kalah Arsenal.

Tapi, kemenangan itu, khususnya penalti Van Nistelrooy dianggap kontroversial setelah Sol Campbell dianggap menjatuhkan Rooney di kotak terlarang. Padahal dalam tayangan ulang, terlihat jelas Campbell telah menarik kakinya sebelum Rooney terjatuh (tidak ada kontak). Penalti itu dianggap jadi titik balik pertandingan.

"Riley mempengaruhi hasil pertandingan, kita tahu dia bisa melakukan itu di Old Trafford. Kami dirampok. Sama sekali tidak ada kontak untuk penalti itu, bahkan Rooney mengatakan hal itu. Kami hanya bisa menguasai performa kami sendiri dan bukan performa wasit. Kita semua tahu dia (Nistelrooy), dia hanya bisa mencurangi orang yang tidak tahu siapa dia," tutur Wenger pasca laga.

Drama di Old Trafford itu terjadi setahun setelah “Battle of Old Trafford” terjadi. Dampaknya begitu luar biasa, Arsenal inkonsisten dan mengalami penurunan performa hingga finish di urutan dua klasemen, sementara United di peringkat tiga. Chelsea jadi juara Premier League di musim 2004-05.

Sorotan pada pertandingan itu tidak hanya fokus dengan kontroversi yang terjadi di lapangan pertandingan, melainkan kejadian besar yang terjadi pasca laga berakhir. Ada sebuah cerita yang hanya diketahui pemain-pemain kedua kesebelasan kala itu, staf kepelatihan, yang tersebar ke media tanpa adanya bukti foto atau rekaman video.

Battle of the Buffet, ya, begitulah media-media di Inggris melabeli kejadian tersebut. Kejadian memanas di lorong ruang ganti pemain di antara kedua kesebelasan. Pemain-pemain, staf kepelatihan, saling dorong di depan polisi setelah pertandingan yang berlangsung ‘panas’ di Old Trafford.

Keadaan kian memanas kala Wenger langsung menghampiri Van Nistelrooy atas pelanggaran kerasnya kepada Cole, Ferguson mengintervensinya dan memintanya untuk menjauhi pemainnya. Suasa kian panas ketika makanan – makanan minuman prasmanan yang biasanya ada di lorong ganti pemain – mulai dilemparkan pemain.

"Di lorong itu, Wenger mengkritik pemain saya, menyebut mereka penipu. Jadi saya berkata kepadanya untuk berhenti mengusik pemain saya. Ia (Wenger) marah, tangannya terkepal. Saya tahu saya bisa mengendalikan diri sendiri,” tutur Ferguson.

Mulai dari pizza, air teh, kuah sup makanan, dilemparkan pemain. Satu bagian pizza mengenai wajah Ferguson dan sang manajer berganti baju olahraga untuk berhadapan dengan media setelahnya. Pelempar pizza itu menjadi misteri selama 13 tahun sampai akhirnya Cesc Fabregas angkat bicara.

Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson

"Ya, (saya melempar pizza ke Ferguson). Tiba-tiba saya mendengar suara (dari lorong) dan berpikir apa yang terjadi? Jadi saya pergi mengeceknya dengan membawa sepotong pizza dan saya melihat Sol Campbell, Rio Ferdinand, Martin Keown, dan semuanya saling mendorong," tutur Fabregas dalam acara “A League of Their Own” yang dipandu James Corden.

"Saya seperti ingin menengahi mereka, tapi tidak tahu bagaimana caranya dan kemudian saya melempar pizza dan mengenai wajahnya, yang saya tidak bermaksud melakukannya. Saya meminta maaf kepada Sir Alex, saya benar-benar tidak bermaksud melakukannya," terangnya.

Kejadian itu menjadi titik balik hubungan Wenger dan Ferguson, meski sebelumnya sudah panas karena rivalitas kedua tim dalam merebutkan titel Premier League. Dalam buku autobiografi “Alex Ferguson: My Autobiography”, Ferguson menyebut laga itu memengaruhi hubungannya dengan Wenger.

“Sepertinya, bagi saya, kekalahan itu mulai memengaruhi otak Wenger,” ucap Ferguson di dalam buku autobiografinya.

Kisah itu hanya salah satu dari banyaknya cerita menarik pertemuan Arsenal dan Man United di masa lalu. Saat ini, pertemuan keduanya telah ‘melunak’. Tidak ada lagi duel panas antar dua kapten, Roy Keane dan Patrick Vieira.

Bagikan

Baca Original Artikel