Menilik Performa Enam Klub Inggris di Turnamen Antarklub Eropa
BolaSkor.com - Fase gugur telah dan sudah dilalui klub-klub Inggris di turnamen antarklub Eropa, baik itu di Liga Champions atau Liga Europa. Ada enam klub asal Negeri Ratu Elisabeth yang masih berpatisipasi di dalamnya. Mereka adalah Manchester United, Manchester City, Arsenal, Chelsea, Liverpool, dan Tottenham Hotspur.
Sejauh ini, keenam klub tersebut tampil baik dalam mengatasi rintangan yang berbeda-beda dari lawannya. Terkecuali Arsenal yang sudah menjalani dua leg dan dipastikan lolos ke-16 besar Liga Europa, kelima klub lainnya masih akan memainkan leg kedua pada Maret mendatang.
Lantas, bagaimana performa mereka saat menghadapi lawannya masing-masing? Berikut analisa kami menyoal kiprah enam tim Inggris di Liga Europa dan Liga Champions.
1. Arsenal
Pada fase 32 besar Liga Europa, Arsenal melawan klub asal Swedia, Ostersunds, yang dilatih pelatih asal Inggris, Graham Potter. Oleh karenanya, wajar jika dalam skuat Ostersunds saat ini ada tiga pemain asal Inggris: Jamie Hopcutt, Curtis Edwards, dan Andrew Mills.
Ada fakta menarik mengenai Ostersunds. Mereka dibentuk untuk kali pertamanya pada tahun 1996, dan tahun itu, merupakan tahun kedatangan Arsene Wenger ke Arsenal dari Nagoya Grampus Eight.
Melawan Ostersunds, Wenger kali ini tidak banyak berjudi dengan menurunkan banyak pemain muda. Ia tetap menyertakan pemain-pemain andalan seperti Mesut Ozil, Henrikh Mkhitaryan, Hector Bellerin, Nacho Monreal, David Ospina, dan Shkodran Mustafi. Hasilnya pun bagus. Di leg pertama yang berlangsung di Swedia, Arsenal menang 3-0 melalui gol Monreal, Sotirios Papagiannopoulos, dan Ozil.
Arsenal memanfaatkan dengan baik keunggulan individu pemain yang mereka miliki. Namun, keunggulan agregat gol Arsenal nyaris hilang di babak kedua, karena fokus dan rasa puas diri para pemain. Ostersunds sempat unggul 2-0 melalui gol Hosam Aiesh dan Ken Sema, sebelum membalasnya via gol Sead Kolasinac.
Pada akhirnya, Arsenal tetap lolos dengan agregat gol 4-2. Namun, kekalahan dari Ostersunds seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi Wenger sebagai peringatan untuk timnya. Khususnya akhir pekan ini, mereka akan melawan Manchester City di final Piala Liga.
2. Manchester United
Pasukan Jose Mourinho memulai perjalanan 16 besar Liga Champions melawan juara lima kali Liga Europa, Sevilla. Menyambangi Ramon Sanchez Pizjuan, Man United bisa dibilang babak belur karena terus diserang oleh Sevilla yang bermain dengan intensitas tinggi.
Sevilla memang terkenal sangat sulit ditaklukkan ketika bermain di depan pendukungnya sendiri. Tetapi, Sevilla lebih leluasa menyerang karena taktik defensif yang diterapkan Mourinho. Red Devils tidak memiliki niat untuk menyerang dan hanya sesekali melakukan serangan balik, atau coba memaksimalkan situasi bola mati.
Alhasil, dengan sedikit dinaungi dewi fortuna dan ketangguhan David De Gea di bawah mistar gawang, Man United sanggup menjaga gawangnya tetap aman dari kebobolan dan mengakhiri laga dengan skor kacamata. Leg kedua akan berlangsung di Old Trafford Maret mendatang.
Meski berlangsung di Old Trafford, agregat gol sama kuat itu tetap berbahaya bagi Man United, karena apabila Sevilla mencetak gol, maka situasi akan semakin bertambah sulit bagi mereka. Tak pelak leg kedua masih terbuka untuk kedua tim, untuk lolos ke fase berikutnya.
3. Manchester City
The Citizens bertemu dengan lawan yang relatif mudah di atas kertas untuk ditaklukkan. Man City unggul kualitas individu pemain, memiliki permainan terbaik di Eropa saat ini, dan dilatih Pep Guardiola yang sarat pengalaman di Eropa.
Benar saja, Man City tanpa halangan menang telak 4-0 melalui dua gol Ilkay Gundogan, Bernardo Silva, dan Sergio Aguero. Hebatnya lagi, kemenangan itu diraih di St. Jakob-Park, markas Basel. Man City pun hanya perlu tidak kalah lebih dari empat gol tanpa balas jika ingin memastikan tempat di perempat final Liga Champions.
Man City juga takkan mau dipermalukan Basel, meski sudah unggul jauh agregat gol, di Etihad Stadium. Sulit rasanya melihat Basel asuhan Raphael Wicky lolos ke fase berikutnya, dan mengulang kejutan di grup, kala menaklukkan Man United dengan skor 1-0.
4. Liverpool
The Reds juga tidak mengalami kendala berarti melawan Porto yang punya tradisi bagus di Eropa, melalui dua trofi Liga Champions yang diraih pada tahun 1987 dan 2004. Sama halnya dengan Man City, Liverpool juga memiliki lini serang mematikan, dan mereka memilikinya pada diri: Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino.
Ketiga pemain tersebut meliuk-liuk di pertahanan Porto untuk memberikan kemenangan 5-0 di Portugal, melalui hattrick Mane, dan gol Salah serta Firmino. Liverpool juga memainkan pressing dengan baik kepada Porto, hingga tim tuan rumah tidak mampu berbuat banyak untuk mengembangkan permainan mereka.
Harapan Porto untuk melaju lebih jauh pun tampak telah sirna, meski masih ada pertandingan leg kedua di Anfield. Berkat penampilan hebatnya itu, tim besutan Jurgen Klopp dijadikan kandidat favorit juara Liga Champions musim ini.
5. Chelsea
Di antara enam tim asal Inggris yang bermain di turnamen antarklub Eropa, Chelsea bertemu lawan terberat: Barcelona. Klub asuhan Ernesto Valverde belum pernah kalah di La Liga. Di tangan Valverde, Barca memiliki keseimbangan yang lebih baik dari sisi bertahan dan ofensif.
Chelsea pun meladeni permainan mereka lebih bijak kala menjamu Barca di Stamford Bridge. Eden Hazard cs menjalankan instruksi Antonio Conte dengan baik: menutup tiap celah yang bisa dieksploitasi para pemain Barca, bertahan solid, dan mengincar serangan melalui serangan balik.
Laiknya permainan catur, Chelsea meladeni dengan sabar permainan Barca, dan Barca juga bermain sabar menanti kesalahan yang dapat dilakukan Chelsea. Benar saja, keunggulan 1-0 Chelsea via gol Willian, disamakan oleh Lionel Messi, melalui kesalahan yang dilakukan pemain Chelsea.
Messi memecahkan rekor tidak pernah membobol gawang Chelsea. The Blues pun cukup menyesali hasil tersebut. Sebab, mereka bisa saja meraih kemenangan atau unggul lebih, andai dua peluang dari Willian tidak mengenai mistar gawang. Alhasil, kini Chelsea memiliki misi berat untuk mencetak gol di Camp Nou.
6. Tottenham Hotspur
Tidak banyak yang mengunggulkan Tottenham di 16 besar Liga Champions melawan Juventus. Tottenham merupakan tim "muda" di Liga Champions tanpa banyak pengalaman sukses di Eropa. Namun, mereka membuktikan mental bermain yang hebat kala menyambangi J-Stadium.
Sempat tertinggal 0-2 dari dua gol Gonzalo Higuain, Tottenham pantang menyerang meningkatkan intensitas serangan, hingga akhirnya mampu mencetak dua gol penyama kedudukan via gol Harry Kane dan Christian Eriksen. Kini, mereka memiliki keunggulan dua gol tandang yang sangat berharga, untuk dibawa ke leg kedua yang berlangsung di Wembley Stadium.