Lee Kang-In, Justin Bieber di Sepak Bola Korea Selatan
BolaSkor.com - Untuk menuju kesuksesan, tersedia banyak jalan yang bisa ditempuh. Bahkan, tidak jarang penuh tanda tanya serta kejutan. Contohnya, perjalanan karier yang dialami Justin Bieber. Berawal dari penyanyi rumahan, ia menjelma menjadi bintang di industri hiburan.
Pada awal kariernya, Justin Bieber hanyalah anak yang hobi menyanyi. Berkat inisitif sang ibu yang memasukkan video Justin ke YouTube, sinar terang mulai mengintip. Penyanyi papan atas, Usher, yang melihat aksi Justin mengelolah nada langsung terpincut dan bersedia mengorbitkan. Hasilnya, saat ini posisi Justin sebagai idola remaja sangat sulit digoyahkan.
Narasi serupa tapi tak sama juga dialami pesepak bola muda asal Korea Selatan, Lee Kang-In. Lee membuat pemandu bakat Valencia tersengsem usai tampil memukau pada reality Show asal Korea Selatan, Shoot Dori.
Shoot Dori adalah program televisi yang berisi tentang kompetisi sepak bola usia dini. Pada setiap episodenya, acara tersebut memperlihatkan proses latihan dan perkembangan kemampuan para peserta.
Lee yang pada saat itu masih berusia 6 tahun sudah terlihat menonjol dibanding anak lainnya. Dengan penuh pertimbangan, Valencia pada akhirnya mendaftarkan Lee ke akademi klub.
Pintu sudah terbuka. Kali ini, kemampuan Lee yang akan menentukan masa depannya.
Di akademi Valencia, kemampuan Lee Kang-In semakin mencalak. Dia ditempatkan sebagai gelandang serang, dan tidak jarang digeser ke kedua sisi lapangan.
Baca juga:
Erling Braut Haaland, Didikan Solskjaer yang Sempat Ditolak Klub Jerman
Menilik Kualitas Bermain Jordan Veretout, Gelandang yang Diincar Arsenal dan Napoli

Terus menunjukkan penampilan sensasional, Lee mulus melenggang ke tim senior. Ia pertama kali tampil bersama Valencia senior pada laga kontra Ebro dalam pertandingan babak 32 besar Copa del Rey, 30 Oktober 2018.
Tidak butuh waktu lama bagi Lee untuk menorehkan debut di LaLiga. Pemain 18 tahun tersebut masuk menggantikan Denis Cheryshev pada laga melawan Real Valladolid, Januari 2019.
Saat itu, Lee baru berusia 17 tahun 10 bulan 24 hari. Catatan tersebut membuatnya menjadi pemain termuda kedua yang tampil pada LaLiga 2018-2019 setelah penggawa Real Sociedad, Ander Barrenetxea (16 tahun 11 bulan 24 hari). Musim 2018-2019, sang pemain tampil pada 11 pertandingan bersama Valencia senior.
Bagi Lee, satu di antara momen paling berkesan dalam kariernya adalah ketika tampil pertama kali di depan publik Valencia. Situasi kian tak terlupakan karena saat itu Los Che menghadapi lawa derby melawan Levante.
"Itu adalah pertandingan pertama saya di Mestalla. Itu adalah pengalaman tidak terlupakan bagi saya, keluarga dan semua teman," ujar Lee pada laman resmi FIFA.
Saat ini, Lee mengaku kerasan membela Valencia. Apalagi, ia punya hubungan erat dengan Cheryshev dan Carlos Soler. Padahal, pada bursa transfer awal musim 2018-2019, Lee sempat diincar Real Madrid, Manchester City, dan Paris Saint-Germain.
"Saya bersahabat dengan Denis Cheryshev dan Carlos Soler. Mereka seperti saudara bagi saya. Saya ingin berterima kasih bagi seluruh tim dan pelatih Marcelino. Sebab, mereka semua membantu saya sejak hari pertama," ujar Lee.
Lee ingin terus memperkaya kemampuan dan pengalaman bersama Valencia. Namun, ia menegaskan masa depannya bergantung pada keputusan klub.
"Valencia adalah rumah saya. Bermain di klub ini benar-benar memberikan kesenangan yang luar biasa. Saya ingin bekerja keras untuk merebut satu posisi di tim utama," kata sang pemain.
"Akan tetapi, saya tidak mengambil keputusan. Di mana pun berada, tujuan saya adalah menjadi pemain yang lebih baik dan siap membantu tim meraih kemenangan."
Selain di Valencia, karier Lee juga mengilap bersama timnas Korea Selatan U-20. Ia membawa klub berjuluk Macan Asia itu menembus final Piala Dunia U-20 Polandia.

Lee sudah menjadi tumpuan timnas Korea Selatan U-20 pada babak grup. Sang pemain memberikan assit pada Se-Hun Oh yang mencetak gol pertama Korea Selatan melawan Argentina. Saat itu, tim nasional Korea Selatan membutukan kemenangan untuk bisa melaju ke babak gugur.
“Saya tahu betapa bagusnya dia pada duel udara. Jadi, saya hanya mengirimkan umpan terbaik. Saya tahu dia bisa menyelesaikannya," ujar Lee.
Penampilan Lee di lapangan mengingatkan akan aksi bintang Tottenham Hotspur, Son Heung-Min. Rupa kian senada karena kedua pemain itu sama-sama berasal dari Korea Selatan. Baik Son maupun Lee dikenal punya aksi individu yang tak kalah dengan pemain kaliber dunia.
Saat ini, Son Heung-Min adalah parafrasa terbaik yang bisa ditampilkan sepak bola Korea Selatan. Sang gelandang larat membawa The Lilywhites hingga final Liga Champions 2018-2019. Prestasi kian mengilap karena pada beberapa pertandingan krusial, Son Heung-Min tampil sebagai pahlawan.
Lantas, siapakah yang bisa meneruskan memegang tongkat estafet yang sedang dipegang Son Heung-Min? Lee Kang-In layak untuk dikedepankan. Lee merupakan padanan terdekat untuk Son.
Dengan beberapa poin positif yang telah dijabarkan di atas, Lee tentu berada dalam jalur yang benar untuk mengikuti karier Sonaldo. Apalagi, ia masih punya banyak kesempatan untuk meruak.
Bahkan, Valencia dikabarkan tidak ingin melepas pemain berpostur 1,73 meter itu di bawah angka 80 juta euro atau Rp 1,2 triliun. Diario AS melaporkan, nilai itu menjadikan Lee sebagai pemain muda paling malah di dunia setelah wonderkid Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe.
"Dia berada di Piala Dunia U-20 dan bermain dengan kelompok usia 2 tahun lebih tua. Kami yakin ia akan menjadi pemain penting bagi Valencia di masa depan," sebut direktur Valencia, Mateu Alemany, seperti dinukil Marca.
Kini, Lee perlu menata kariernya dengan baik untuk mencapai level tertinggi. Sang pemain punya potensi untuk menjadi budaya populer dari Korea Selatan seperti halnya Boyband dan Girlband.