Inggris

Kisah di Balik Rivalitas Mourinho dan Guardiola

Yusuf Abdillah - Sabtu, 09 Desember 2017

BolaSkor.com - Sejatinya derby Manchester selalu berjalan sengit, terutama dalam beberapa tahun terakhir setelah Manchester City mendapat suntikan dana dari Abu Dhabi. Namun, hadirnya Jose Mourinho dan Pep Guardiola di pinggir lapangan makin menambah bumbu derby.

Bukan rahasia lagi, Mourinho dan Guardiola adalah dua sosok jenius yang selalu berseberangan. Rivalitas keduanya bahkan sudah membagi dua kelompok di pecinta sepak bola. Kubu pencinta sepak bola menyerang nan atraktif dan di sisi lain pengusung sepak bola pragmatis. Secara umum, Guardiola disebut sebagai tokoh protagonis sosok penyelamat sepak bola indah, sedangkan Mourinho adalah tokoh antagonis perusak sepak bola.

Tiap kali Mourinho jumpa Guardiola, media selalu mengangkat soal panasnya rivalitas keduanya. Bagaimana sengitnya perang urat syaraf sebelum laga. Namun, sebenarnya kedua manajer tak melulu bermusuhan. Bahkan, keduanya, paling tidak pernah, memiliki hubungan yang dekat.

Mourinho dan Guardiola memulai hubungan saat keduanya membela Barcelona. Mourinho yang menjadi penerjemah dan tangan kanan pada era Bobby Robson dan Louis van Gaal dikenal dekat dengan pemain, tak terkecuali Guardiola. Hubungan keduanya makin erat ketika Guardiola menjadi kapten Barca.

Saat final Piala Winners 1997, Barcelona berhasil mengalahkan Paris Saint-Germain berkat gol semata wayang Ronaldo Luis Nazario de Lima. Usai laga Guardiola terlihat berpelukan erat dengan salah seorang staf memakai jaket Barca. Benar, orang tersebut adalah Mourinho.

Hingga saat ini Mourinho masih menyimpan foto pelukan tersebut, meski tak dipajangnya. "Iya, saya masih memiliki foto itu. Kami dulu sangat dekat," ujar Mourinho tahun lalu seperti dikutip Daily Mail.

Bicara foto, Mourinho dan Guardiola memang sering menjadi sasaran juru foto. Karena mereka memang sering bersama saat di Barca.

Meregangnya Hubungan

Meregangnya Hubungan

Mourinho memutuskan meninggalkan Barca untuk mencoba berkarier di dunia kepelatihan pada tahun 2000. Saat itu, hubungan keduanya masih harmonis. Mereka tetap behubungan meski terpisah jarak.

Bukti dari masih dekatnya hubungan keduanya adalah saat Guardiola memutuskan pensiun pada 2006. Saat itu Mourinho menjadi salah satu orang pertama yang dihubungi Guardiola yang berpikir untuk mengikuti jejak Mourinho menjadi pelatih.

Mourinho yang sudah dipandang sebagai pelatih top menjadi incaran Barcelona yang mencari sosok untuk menggantikan Frank Rijkaard pada 2008. Bahkan Barca sempat menemui Mourinho yang juga menyatakan tertarik kembali ke Barcelona. Bukan rahasia lagi, melatih Barca adalah impian Mourinho. Konon, Mourinho sudah meminta Barca menjadikan Guardiola, yang saat itu memegang Barcelona B, sebagai pendampingnya.

Namun, semua rencana Mourinho buyar. Maoyoritas petinggi Barca mengikuti saran Johan Cruyff untuk memilih pelatih asli Barcelona. Hingga akhirnya muncul nama Guardiola yang sukses menukangi Barcelona B. Di sinilah keretakan hubungan Guardiola dan Mourinho dimulai.

Pada tahun 2009, Mourinho yang menjadi arsitek Inter Milan berjumpa Guardiola yang menukangi Barca. Keduanya bertemu ketika kedua klub berada dalam satu grup di Liga Champions. Kala itu pertemuan pertama berakhir 0-0 dan pada laga kedua Barcelona menang 2-0. Saat itu, belum terlihat adanya "permusuhan" antara keduanya.

Selang satu tahun kemudian, barulah dimulai rivalitas panas dan berakhirnya hubungan harmonis. Inter dan Barcelona kembali bertemu di Liga Champions, kali ini di babak semifinal. Inter menang 3-1 di leg pertama. Pada leg kedua, Mourinho memperkenalkan apa yang saat ini disebut sebagai taktik parkir bus. Inter kalah 0-1 tapi tetap lolos ke final karena agregat gol. Dan, Inter pun kemudian menjadi juara sekaligus mencatat treble.

Usai sukses bersama Inter, Mourinho kemudian "mengkhianati" Barcelona dengan bergabung dengan Real Madrid. Di sinilah rivalitas makin mendidih dan hubungan Mourinho dan Guardiola yang dulunya harmonis menjadi seperti kucing dan anjing. Meski tak lagi memiliki hubungan manis, keduanya masih saling menghormati. Paling tidak itu yang pernah diucapkan Guardiola musim lalu.

"Berulang kali saya katakan. Saya sangat respek kepada Mourinho. Dia (Mourinho) adalah pelatih saya. Dia asisten Sir Bobby Robson. Memang saat saya melatih Barcelona situasi tak menyenangkan buat kami berdua. Tapi kami masih saling menyapa dan menghormati," kata Guardiola.

Apapun situasi hubungan kedua manajer itu saat ini, yang pasti laga derby Manchester patut dinantikan. Rivalitas Mourinho dan Guardiola adalah bumbu yang membuat sajian di Old Trafford makin sedap.

Bagikan

Baca Original Artikel