MotoGP Sports Berita

Kilas Balik MotoGP Jerman: Sempat Dihentikan Selama Enam Tahun karena Dianggap Berbahaya

Tengku Sufiyanto - Sabtu, 12 Juli 2025

BolaSkor.com - Para pembalap MotoGP akan kembali beradu skill di atas lintasan aspal.

Kali ini, mereka semua akan bersaing demi menentukan siapa yang tercepat di MotoGP digelar Jerman pada Minggu (13/7).

Melihat dari sejarahnya, sudah banyak rivalitas sengit yang terjadi sepanjang penyelenggaraan MotoGP Jerman, mulai dari mulai dari era klasik hingga modern.

Sebut saja salah satunya persaingan antara Valentino Rossi dan Sete Gibernau di musim 2003.

Dalam duel tersebut, Gibernau dapat menaklukkan The Doctor dengan keunggulan setipis kertas, yakni 0,060 detik.

Baca Juga:

Salah Satu Legenda MotoGP Yakin Bagnaia Masih Punya Peluang Juara MotoGP 2025

MotoGP Malaysia 2025 di Petronas Sepang International Circuit Targetkan 13 Ribu Penonton dari Indonesia

Lalu jangan lupakan duel panas yang melibatkan empat pembalap langsung, Rossi, Nicky Hayden, Marco Melandri, dan Dani Pedrosa di musim 2006.

Saking ketatnya duel tersebut, keempat pembalap mencatatkan selisih waktu yang sama. Masing-masing dari mereka hanya terpaut 0,3 detik.

Tidak hanya persaingan panas saja yang tersaji selama perhelatan MotoGP Jerman.

Ternyata seri ini juga pernah menyuguhkan tontonan horror.

Peristiwa ini terjadi di musim 1928. Saat itu sebanyak 140.000 penonton harus menyaksikan kecelakaan fatal.

Sejarah mencatat setidaknya terjadi 41 kecelakaan dalam balapan tersebut.

Dilaporkan palang merah sampai harus turun tangan untuk menangani 21 orang sekaligus.

Khawatir insiden tersebut akan terulang kembali, pihak penyelenggara memilih untuk menghentikan MotoGP Jerman. Berselang beberapa lama kemudian, tepatnya di tahun 1934, seri ini akhirnya kembali digelar.

Diwarnai Ketegangan Politik

Balapan MotoGP Jerman dahulu. (Istimewa)

Selain pernah mendapatkan cap sebagai seri berbahaya, MotoGP Jerman juga pernah diwarnai oleh ketegangan politik.

Hal ini terjadi ketika Jerman masih terpecah menjadi dua negara, yakni Jerman Barat berhaluan liberal-kapitalis dan Jerman Timur dengan paham komunis.

Insiden bermula di tahun 1971 saat pembalap dari Jerman Barat, Dieter Braun meraih kemenangan.

Beberapa suporternya langsung merayakannya dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Jerman Barat.

Hal ini jelas memicu kemarahan otoritas Jerman Timur.

Mereka menganggap aksi yang dilakukan para suporter Dieter sebagai bentuk tekanan politik dari pihak Jerman Barat.

Alhasil di musim-musim selanjutnya, Jerman Timur memutuskan membatasi partisipasi pembalap yang berasal dari wilayah Jerman Barat dan negara sekutunya.

Kemenangan Flag to Flag Marquez

Marc Marquez. (hondaracingcorporation.com)

Jika membicarakan mengenai peristiwa bersejarah di era MotoGP modern, maka mau tidak mau juga harus menyinggung Marc Marquez.

Wajar saja, sebab hingga saat ini rekor kemenangan terbanyak di MotoGP Jerman masih dipegang Marquez.

Tercatat selama berkarir di kelas premier, pembalap asal Spanyol itu berhasil mengoleksi total delapan kemenangan.

Uniknya salah satu kemenangan tersebut diraih dalam kondisi flag to flag pada 2016.

Saat itu balapan dimulai dalam kondisi lintasan basah.

Namun anehnya Marquez justru mengambil resiko dengan memakai ban slick disaat para pembalap lain memilih ban wet.

Melihat hal ini, banyak penonton yang menganggap Marquez gila.

Sebab penggunaan ban slick di saat lintasan masih tergenang air beresiko menimbulkan kecelakaan.

Siapa sangka keputusan yang dipilih Marquez justru tepat sasaran. Seiring berjalannya waktu, kondisi lintasan berangsur mengering. The Baby Alien pun dapat memacu motornya dengan lebih maksimal meninggalkan lawan-lawannya.

Penulis: Bintang Rahmat

Bagikan

Baca Original Artikel