Ketika Pep Guardiola Memarkir Bus dan 'Meninggalkan' Filosofi Penguasaan Bola adalah Segalanya
BolaSkor.com - Manchester City hampir tidak mungkin bermain lebih defensif selama di bawah asuhan Pep Guardiola dibandingkan saat mereka bermain imbang 1-1 melawan Arsenal di Stadion Emirates, Minggu (21/9) malam WIB.
Menghadapi Arsenal, City asuhan Guardiola mengandalkan taktik parkir bus dalam upaya mempertahankan keunggulan.
Upaya Guardiola untuk memarkir bus di London demi membantu Manchester City meraih tiga poin penting hampir membuahkan hasil. Hampir.
Baca Juga:
Manchester City Kepayahan Ladeni Arsenal, Pep Guardiola Keluhkan Jadwal Padat
Namun, gol penyeimbang Gabriel Martinelli di menit ke-93 menyelamatkan hasil imbang 1-1 untuk tuan rumah Arsenal, meskipun kedua tim tidak akan puas karena ambisi menjadi juara Premier League mereka terancam.
Kekecewaan Guardiola tergambar dari ekspresi wajahnya saat laga usai, perlahan bertepuk tangan untuk para pendukung yang datang sebelum menyeret dirinya sendiri ke terowongan dengan bahu terkulai.
Gol Gabriel Martinelli mungkin menjadi berita utama, tetapi taktik City yang sangat tidak biasa, formasi 5-4-1 dengan 10 pemain bermain bertahan, juga menjadi bahan pembicaraan utama.
Rekor Penguasaan Bola Terendah
Pelatih Manchester City Pep Guardiola (Laman resmi Manchester City)
Meski jadwal pertandingan padat, Guardiola memutuskan untuk menurunkan susunan pemain inti yang sama untuk ketiga kalinya berturut-turut, pertama kali sepanjang sembilan tahun di klub.
Bahkan sekitar 20 menit terakhir, Guardiola beralih ke formasi 5-5-0 menyusul ditariknya Haaland dan memasukkan gelandang bertahan Nico Gonzalez, sebuah manuver taktis yang bisa saja langsung terinspirasi dari buku pedoman Jose Mourinho.
Upaya untuk melakukan apa pun demi meraih kemenangan dipertegas oleh fakta bahwa City hanya menguasai bola sebanyak 32,8 persen, angka terendah yang pernah dicatat oleh Guardiola dalam pertandingan liga ke-601 sebagai pelatih.
"Kami tidak berusaha seperti ini, tetapi ketika lawan lebih baik, kami bertahan lebih dalam dan melakukan serangan balik, tetapi itu bukan niat kami," ujar Guardiola dikutip dari BBC Sport.
"Saya lebih suka tidak melakukannya, tetapi Anda harus melakukannya di level ini. Saya mengambil satu poin dan dalam beberapa pertandingan kami harus menyesuaikan diri."
Namun, Guardiola mengakui bahwa dua pertandingan berat, dengan hanya dua hari istirahat di antaranya, telah membebani para pemainnya.
"Kami sangat lelah," tambahnya.
"Pertandingan melawan Napoli sangat emosional dan setelah hari pemulihan itu, kami punya empat atau lima jam lagi untuk pergi ke London."
"Banyak pemain kami kelelahan. Kami juga mengalami banyak cedera," lanjut Guardiola.
Guardiola mengatakan bahwa dia kecewa dengan hasil tersebut, tetapi bangga dengan para pemainnya yang menunjukkan peningkatan performa dari musim lalu.
Sepanjang kariernya sebagai pelatih, Guardiola selalu mengusung pentingnya menguasai bola. Bagi Guardiola, penguasaan bola adalah segalanya.
Guardiola dengan blak-blakan mengakui bahwa dia tidak menikmati menyaksikan City berjuang keras untuk meraih kemenangan.
"Saya menderita. Saya tidak menyukainya," katanya.