Josef Martinez: Striker Hanya Seharga Rp 83 Miliar, Namun Satu Tingkat di Atas Zlatan Ibrahimovic
BolaSkor.com - Zlatan Ibrahimovic kerap menjadi pusat perhatian di klub yang dibela. Contohnya, Ibra lebih bersinar dari pemain lainnya saat masih memperkuat Juventus, Inter Milan, AC Milan hingga Manchester United. Bahkan, saat memperkuat Barcelona, Ibrahimovic mampu menandingi sang megabintang, Lionel Messi. Namun, di MLS, Ibrahimovic masih belum menyamai level penyerang milik Atlanta United, Josef Martinez.
Zlatan Ibrahimovic memutuskan menuju Los Angles Galaxy pada pertengahan musim kemarin. Saat itu, beberapa pihak menilai keputusan Ibra dilandasi dari kemampuannya yang mulai menurun. Selain itu, Ibrahimovic mulai kesulitan menembus skuat utama Manchester United.
Akan tetapi, penilaian tersebut dibantah Ibra melalui aksi di lapangan. Meski sudah berusia 37 tahun, namun pemain asal Swedia itu mampu menceploskan 22 gol.
Ibra juga tetap menjadi sorotan sepak bola Eropa dengan pernyataannya yang kerap memantik sensasi. Selain itu, Ibrahimovic juga dikabarkan akan kembali ke pelukan AC Milan pada bursa transfer musim dingin 2019.
Baca juga:
Pengakuan Luka Modric: Merendah di Antara Ronaldo-Messi, Ditolak Wenger, dan Ramalan Zidane
Paulo Dybala, Permata Muda Pewaris Takhta Lionel Messi

Di atas semua itu, pada kenyataanya, Ibrahimovic bukanlah pemain paling bersinar di MLS. Selain Wayne Rooney, MLS juga punya pemain bintang lainnya yakni Josef Martinez.
Josef Martinez lahir di Valencia, Venezuela, 25 tahun lalu. Ia memulai kariernya di klub lokal yakni Caracas FC pada 2010. Dua tahun berselang, Martinez menuju Young Boys, klub yang mendapatkan atensi pada tahun ini karena berlaga melawan Juventus dan Manchester United di Liga Champions.
Karier Martinez mengalami kemajuan setelah hengkang ke Torino pada 2014. Saat itu, klub asal kota Turin tersebut menggelontorkan dana 2,7 juta pounds.
Akan tetapi, Serie A bukanlah ladang yang subur bagi Martinez. Ia hanya mengemas 13 gol plus enam assist dalam 76 laga bersama Il Toro.
Situasi tersebut membuat Martinez mulai mencari destinasi anyar. Gayung bersambut, pemilik Atlanta United, Darren Eales, yang sedang mencari penyerang anyar mendapatkan rekomendasi dari mantan rekan satu tim Martinez di Torino, Joe Hart.
"Martinez benar-benar pria yang baik. Kepribadiannya ramah di dalam dan luar lapangan. Dia pemain berbahaya dan penuh energi. Dia akan menjadi rekrutan yang bagus," tulis Hart dalam secarik kertas untuk Eales.
Setelah menimang-nimang keputusan, Eales akhirnya bergerak mengamankan Martinez dengan mahar 4,05 juta pounds atau Rp 83 milar. Saat ini, keputusan tersebut berbuah manis bagi Atlanta United.
Pada musim keduanya, Martinez dinobatkan sebagai pemain terbaik MLS. Selain itu dia juga menjadi pencetak gol terbanyak dengan 31 gol dalam 34 pertandingan.
"Ini adalah hari istimewa bagi saya, keluarga, rekan satu tim dan juga kota ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para penggemar atas dukungan yang luar biasa pada tahun ini," tegas Martinez dalam acara pemberian penghargaan.
"Saya berharap bisa memotong piala ini dan memberi mereka masing-masing bagiannya," lanjut sang bomber.
Seiring penampilannya yang terus menanjak, Martinez pun dikaitkan dengan sejumlah klub Eropa. Namun, ia masih ingin bertahan membela panji Atlanta United.

"Saya telah mengatakan sebelumnya, saya senang di sini. Saya merasa ada di rumah. Saya mendapatkan dukungan yang luar biasa. Semua kemenangan ini menjadi milik tim. Banyak hal besar terjadi karena dukungan luar biasa dari para suporter," ungkap Martinez.
Satu di antara keinginan Martinez yang belum tercapai adalah membawa Venezuela berlaga di Piala Dunia. Apalagi, Venezuela merupakan satu-satunya negara di Conmebol yang belum pernah tampil di Piala Dunia.
"Saya merasa seperti berada dalam misi membawa Venezuela ke Piala Dunia sejak hari pertama mengenakan seragam. Itu adalah mimpi anak laki-laki. Setiap orang Venezuela ingin hidup untuk melihat timnas ke Piala Dunia. Jadi, setiap pemain yang mengenakan jersey timnas punya tanggung jawab," ujar Martinez.
Josef Martinez membuktikan jika harga bukanlah tolak ukur. Ibrahimovic boleh saja datang dengan segala sorotan media saat pertama kali menuju MLS, namun nyali Martinez tak sedikit pun mengendur.