Ingat Masyarakat Indonesia Bahwa Ini Timnas U-16, Jangan Bebani Mereka !
BolaSkor.com - Kiprah Timnas Indonesia U-16 di Piala Asia U-16 2018 harus terhenti. Skuat Garuda Asia takluk 2-3 dari Australia U-16 dengan skor 2-3, pada laga perempat final Piala Asia U-16 2018 di Stadion National Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (1/10) sore WIB.
Kegagalan ini sekaligus memupus impian skuat Fakhri Husaini ke semifinal Piala Dunia U-17 2019 di Peru. Tak hanya itu, David Maulana dkk. gagal menuju semifinal Piala Asia U-16 2018.
Ini memang kegagalan, tetapi jangan bebani mereka. Ya, kiprah Timnas U-16 sampai sejauh ini sangat gemilang. Masyarakat pun harus tahu bahwa Timnas U-16 masih berumur belia.
Pembentukan Timnas Indonesia U-16
Fakhri Husaini ditunjuk PSSI sebagai pelatih Timnas U-16 pada awal tahun 2017. Sosok Fakhri Husaini di Timnas U-16 bukan wajah lama. Ia merupakan sosok lama di Timnas kelompok junior. Terakhir kali, ia menjabat sebagai pelatih Timnas U-14 dan U-16 pada periode 2015 lalu.
PSSI tidak membebani target terlalu besar kepada Fakhri Husaini. Pasalnya, Timnas U-16 dipersiapkan untuk jangka panjang sepak bola Indonesia menuju building Piala Dunia 2034, tepatnya masuk ke Olimpiade 2024.
”Kami bersyukur Timnas U-16 Indonesia bisa juara, tetapi perjalanan masih panjang. Tim usia 16 tahun ini akan dipersiapkan untuk turnamen yang lebih besar,” ucap Danurwindo, selaku Direktur Teknik Timnas.
"Kami berharap pemain ini bisa membawa Indonesia bermain di Piala Dunia 2034. Ini bagian dari sepak bola Indonesia untuk maju,” tambahnya.
Seperti dalam konsep FIFA, sepak bola untuk kalangan umur di bawah 16 tahun harus menyerapi fun football. Kesenangan bermain sepak bola, tidak dibebani target tinggi, dengan memulai belajar taktik.
Fakhri Husaini pun memulai seleksi Timnas U-16. Beberapa pemain diambil dari turnamen-turnamen atau kompetisi tingkat yang digelar pihak swasta.
Maklum, PSSI belum mempunyai kompetisi resmi U-16. Baru di pertengahan tahun ini, PSSI menggelar kompetisi Liga 1 U-16.
Salah Kaprah Masyarakat dan Media
Timnas U-16 memulai kiprahnya di turnamen resmi bertajuk Tien Phong Plastic Cup 2017. Skuat Garuda Asia menjadi juara dalam turnamen yang diselenggarakan di Vietnam tersebut.
Masyarakat Indonesia salah kaprah. Pencinta sepak bola Indonesia terlalu berharap tinggi untuk Timnas U-16. Ini tidak sesuai konsep fun football FIFA.
Ekspos media terlalu besar kepada Timnas U-16. Jangan terlalu memuji Timnas U-16, karena pujian bisa menghancurkan performa dan mental pemain. Akan tetapi, jangan terlalu mengkritik Skuat Garuda Asia, karena mereka masih berumur belia.
Alhasil, salah kaprah mendatangkan sebuah bencana. Timnas U-16 gagal di Piala AFF U-15 2017. Datang dengan status juara turnamen bergengsi di Vietnam, Timnas U-16 gagal lolos dari Grup A dengan hanya meraih satu kemenangan dan hasil imbang, serta tiga kekalahan.
Mulai Diperbaiki
Kegagalan tersebut membuat Fakhri Husaini merombak Timnas U-16. Seleksi kembali dilakukan untuk mengikuti Kualifikasi Piala Asia U-16 2018 di Thailand.
Ekspos media dan harapan masyarakat Indonesia memudar. Timnas U-16 bisa fokus menghadapi Kualifikasi Piala Asia U-16 2018 di Thailand.
Skuat Timnas U-16 Kualifikasi Piala Asia U-16 2018 di Thailand akhirnya terbentuk. Skuat Garuda Asia lolos ke Piala Asia U-16 2018 dengan status juara grup melalui sapu bersih kemenangan dalam empat laga. Striker Timnas U-16, Sutan Zico menjadi top skorer dengan raihan 10 gol.
Keberhasilan Timnas U-16 mendapat apresiasi dari masyarakat Indonesia dan media. Namun, pelatih Fakhri Husaini kembali mengingatkan jangan terlalu membebani anak-anak asuhnya dengan ekspos berlebihan.
“Kami harus menjaga para pemain, termasuk juga membatasi mereka untuk melakukan wawancara yang berlebihan. Ekspos yang berlebihan itu berbahaya buat anak-anak ini. Karena tugas saya bukan hanya melatih tetapi menjaga mereka. Mereka aset bangsa ini,” ujar Fakhri Husaini.
“Kita bisa melihat beberapa banyak pemain-pemain muda kita yang hanya lebih hebat di koran dibandingkan di lapangan. Akhirnya, sampai umur 20 tahun sudah selesai main bolanya. Saya tidak akan pernah mengizinkan itu terjadi di tim saya ini selama saya yang menjadi pelatih di tim ini,” tegasnya.
Kembali Salah Kaprah
Timnas U-16 pun bersiap menuju Piala Asia U-16 2018 di Malaysia. Fakhri Husaini kembali menggelar seleksi, meski skuat di kualifikasi tidak mengalami perombakan besar.
Timnas U-16 memulai persiapan dengan mengikuti turnamen bergengsi di Jepang bertajuk Jenesys 2018. Timnas U-16 berhasil menjadi juara usai mengalahkan Vietnam U-16 dengan skor tipis 1-0.
Keberhasilan Timnas U-16 membuat media dan masyarakat Indonesia seperti membebani Skuat Garuda Asia. Ekspos berlebihan kembali terjadi.
Media sosial dipenuhi Timnas U-16. Fakhri Husaini dan jajaran pelatih, serta PSSI membatasi para pemain Timnas U-16 untuk tidak terlalu diekspos berlebihan.
Sampai pada akhirnya, usaha ini berbuah hasil. Timnas U-16 menjadi juara Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo. Timnas U-16 mengalahkan Thailand U-16 dengan skor 1-0. Modal berharga Timnas U-16 menuju Piala Asia U-16 2018 Malaysia.
Meski menjadi juara Piala AFF U-16, Fakhri Husaini kembali mempersiapkan tim dengan matang. Timnas U-16 segrup dengan Iran, India, dan Vietnam di Grup C Piala Asia U-16 2018.
Timnas U-16 berhasil mengalahkan Iran U-16 dengan skor 2-0 pada laga perdana. Masyarakat Indonesia memberikan pujian setinggi langit. Pujian-pujian membanjiri sosial media para pemain Timnas U-16.
Di pertandingan kedua, Timnas U-16 hanya mampu bermain imbang 1-1 kontra Vietnam U-16. Lalu imbang tanpa gol kontra India U-16 pada laga ketiga.
Masyarakat Indonesia mengkritik para pemain Timnas U-16 terlalu bermain individualis. Kritikan memang perlu, tetapi masyarakat Indonesia salah kaprah karena menyerang bertubi-tubi sosial media para pemain.
Ingat, mereka masih berumur belia. Kembali lagi dalam konsep fun football. Tidak seharusnya membebani mereka dengan selalu kemenangan dan gelar juara.
Serangan bertubi-tubi warganet masih terjadi jelang laga Timnas U-16 menghadapi Australia U-16 pada babak perempat final. Fakhri Husaini berpesan agar para pemain menjauhi atau mengabaikan itu semua.
"Kalau mau mendengar kritik, ya kritik dan saran itu harusnya dari saya karena saya ini adalah pelatih mereka. Para pemain harus fokus tak perlu memikirkan komentar di media sosial," tegas Fakhri.
"Saya tahu beberapa pemain memang tidak dalam performa terbaik pada laga melawan India. Namun demikian, sebagai pelatih, saya yang bertanggung jawab dan tahu apa yang akan saya lakukan," tambahnya Fakhri.
Pelajaran paling berharga, masyarakat Indonesia harus mengerti bahwa ekspektasi atau target tinggi harus diberikan kepada Timnas Senior. Bukan untuk Timnas U-16 yang memupuk ambisi dan mimpi masih panjang membawa sepak bola Indonesia mentas di kancah internasional, bahkan menorehkan prestasi.
Pola pikir seperti ini harus dicermati masyarakat Indonesia. Biarkan Amiruddin Bagus Kahfi, Supriadi, sampai David Maulana berkembang dengan pesat.
Kritik membangun yang mereka perlukan. Bukan kritik berkoar-koar layaknya tong kosong nyaring bunyinya. Terima kasih Timnas U-16 atas sajiannya, sampai bertemu di Olimpiade 2024!
Opini ini ditulis oleh Tengku Sufiyanto, pencinta sepak bola Indonesia.