Bundesliga Menjadi Tujuan Para Pemain Muda Inggris, Mengapa Demikian?
BolaSkor.com - Publik Inggris takkan melupakan tahun 2017 sebagai tahun yang bersejarah bagi mereka. Bukan karena tim Inggris menjuarai Liga Champions, bukan. Melainkan hattrick trofi pada level timnas junior Inggris di turnamen internasional.
Ketiga trofi itu adalah titel Piala Dunia U17, Piala Dunia U20, dan Piala Eropa U19. Kesuksesan itu diikuti performa hebat tim yang berpatisipasi di Turnamen Toulon. Semua ini seharusnya membuat masyarakat Inggris bangga, mereka mungkin berpikir, "Masa depan Inggris cerah".
Mimpi untuk kembali meraih titel Piala Dunia sejak terakhir meraihnya pada tahun 1966 pun bukan sekedar impian belaka. Asal para pemain muda tersebut digembleng dengan tepat, berkembang ke arah yang benar, dan tentunya, semakin matang dengan banyaknya jam terbang yang mereka lalui.
Berbicara jam terbang para pemain muda Inggris, di sinilah letak permasalahannya. Seperti yang telah diketahui, kebanyakan pemain muda Inggris menemui kesulitan untuk tampil reguler bersama klubnya masing-masing, khususnya bagi mereka yang bermain untuk klub Premier League.
Premier League merupakan salah satu liga terbaik dunia. Namun ironisnya, pemain-pemain lokal justru sulit berkembang, karena manajer klub Premier League lebih memilih pemain asing yang berpengalaman serta matang untuk mewujudkan ambisi, atau target yang dicanangkan petinggi klub.
Oleh karenanya, wajar jika para pemain muda Inggris sulit berkembang karena tidak bermain di pertandingan kompetitif, melainkan tim muda atau cadangan klub - tanpa tekanan yang sesungguhnya.
Beberapa di antara mereka pun akhirnya memutuskan berkarier di luar negeri, kebanyakan di Jerman seperti: Kaylen Hinds, Jadon Sancho, Reece Oxford, Ademola Lookman, Mandela Egbo, dan Ryan Kent yang sempat bermain di Freiburg, sebelum dipinjamkan Liverpool ke Bristol City pada Januari lalu.
Sejauh ini, Jerman, khususnya klub-klub Bundesliga, menjadi tujuan pasti bagi para pemain muda Inggris. Mengapa demikian?
Tanpa Batas Tertentu
Menurut studi dari CIES Football Observatory, hanya sedikit pemain asal Inggris yang bermain di tim utama Arsenal, Manchester City, dan Chelsea pada musim 2016/17 dengan detail: 23 persen di Arsenal, 17 persen di Man City, dan 16 persen di Chelsea. Plus, hampir 70 persen pemain di Premier League merupakan pemain asing.
Hal tersebut memperlihatkan, bahwa Premier League diinvasi secara tidak langsung oleh pemain asing, yang tentunya menguntungkan timnas negara lain jika mereka terus bermain di tim utama. Bagi fans, Premier League memang hiburan terbaik yang pernah disaksikan di dunia. Namun bagi pemain muda Inggris, Premier League merupakan "penghambat" untuk mengembangkan karier.
Berbeda dengan Premier League, di Bundesliga, Jerman, justru sebanyak 49 persen memberi kepercayaan pemain muda non-Jerman untuk bermain di tim reguler. Tidak ada batas untuk memainkan para pemain muda tersebut dengan alasan mencari kesuksesan seperti halnya di Inggris.
Melihat statistik tersebut, pemain-pemain muda Inggris mana yang tidak ingin bermain di Bundesliga. Bagi mereka, Bundesliga merupakan surga untuk mengembangkan karier.
Jalur Menuju Puncak Dunia
Bagaimana bisa seorang pemain bermimpi mencapai puncak dunia, jika tak pernah atau jarang bermain reguler. Impian itu akan selamanya menjadi mimpi. Tak ayal ketika klub-klub Bundesliga memberikan kesempatan bermain untuk pemain muda Inggris, maka sulit bagi mereka untuk berkata tidak.
Kendati tidak ada jaminan mereka akan sukses menjadi bintang di masa depan, paling tidak mereka berada di jalan yang tepat untuk menuju ke sana jika bermain reguler. Contoh terkini bisa dilihat pada diri Lookman yang dipinjamkan Everton ke RB Leipzig.
Pada pekan 21 Bundesliga, Lookman yang baru sebagai pemain pengganti, mencetak gol penentu kemenangan Leipzig atas Borussia Monchengladbach. Ini merupakan bukti, bahwa Lookman tidaklah buruk jika dibandingkan dua penyerang Everton yang baru datang Januari lalu, Cenk Tosun dan Theo Walcott. Lookman hanya butuh jam bermain yang lebih banyak lagi, dan semua itu bisa didapatnya di Bundesliga.
Semakin banyak bermain, Lookman dan pemain muda Inggris lainnya yang bermain di Bundesliga, bisa menjadi tulang punggung The Three Lions di masa depan.
Kepercayaan dan Reputasi
Bundesliga selalu jadi tempat yang tepat untuk mengembangkan bakat pemain muda. Lihat saja bagaimana berkembangnya Andreas Christensen saat ini di Chelsea, setelah dua tahun dipinjamkan ke Gladbach. Contoh keberhasilan Christensen dijadikan pembelajaran bagi Oxford, yang saat ini dipinjamkan West Ham United ke Gladbach.
"Andreas Christensen melakukannya (berkembang) dengan baik. Dia ada di sini selama dua tahun. Saya pernah sekali melawannya dan dia pemain yang sangat bagus. Sekarang, dia kembali ke Chelsea. Jadi, semoga saja saya dapat mengikuti jejaknya dan membantu tim berkembang," ucap Oxford.
Jadi, Bundesliga memang sudah teruji sebagai liga yang tepat bagi pemain muda. Bahkan Sancho, sampai langsung diberikan nomor punggung 7 di Borussia Dortmund, yang sebelumnya dikenakan Ousmane Dembele. Jelas ini menjadi bukti kepercayaan klub kepadanya. Pemain manapun dapat mengeluarkan potensi terbaiknya jika dipercaya bermain oleh pelatihnya, hal ini juga berlaku untuk pemain muda.
Tidak Kalah Heboh Dibanding Premier League
Premier League jelas masih yang terbaik karena persaingan ketat yang berada di dalamnya. Namun, berbicara menyoal atmosfer, fanatisme penonton, dan laga-laga yang kompetitif, Bundesliga tidak kalah hebat - meski Bundesliga itu identik dengan istilah "liganya Bayern Munchen".
"Bundesliga mungkin liga terdekat dengan Premier League, berjalan dengan intensitas tinggi, dan tim-tim sebagus tim Premier League," ucap Oxford. Dalam kondisi tersebut, otomatis para pemain muda mendapatkan tempaan yang tepat untuk menguji mental mereka.
Ujian mental melengkapi perkembangan teknik serta jam terbang yang dapat didapatkan para pemain muda Inggris di Jerman, tepatnya di Bundesliga. Tak salah memang, jika talenta asal Negeri Ratu Elisabeth memilih melanjutkan karier di Bundesliga.