APSSI Bela Ilham Romadhona dan Kurniawan Dwi Yulianto, Suporter PSPS Pekanbaru Sangat Berlebihan
BolaSkor.com - Pernyataan sikap resmi dikeluarkan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) terkait insiden yang terjadi terhadap pelatih kepala PSPS Pekanbaru, Ilham Romadhona, dan Direktur Teknik PSPS, Kurniawan Dwi Yulianto.
Ilham Romadhona dan Kurniawan mendapat kritikan keras dari suporter PSPS Pekanbaru usai hanya bermain imbang 3-3 dengan PSMS Medan di Stadion Kaharuddin Nasution, Sabtu (20/9).
Suporter PSPS langsung menuntut Ilham Romadhona mundur dari jabatannya sambil menunjuk-menunjuk kedua sosok tersebut.
Ilham dan Kurniawan pun langsung merespons tuntutan tersebut dan siap mundur dari posisinya.
Baca Juga:
Hasil Super League 2025/2026: Persib Bandung Kalahkan Arema FC dengan 10 Pemain
Mauricio Souza Tak Berpikir Persija Bisa Juara Super League 2025/2026 dengan Status Tak Terkalahkan
Suporter PSPS Berlebihan
Kurniawan Dwi Yulianto bergabung sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia U-20. (Tangkapan layar Youtube Timnas Indonesia)
APSSI menilai tindakan suporter berlebihan PSPS sangat berlebihan.
Zuchli Imran Putra selaku Pelaksana tugas (Plt) Ketua APSSI yang menaungi para pelatih sepak bola Indonesia pun mengeluarkan pernyataan sikap organisasinya.
“APSSI menyayangkan seraya mengutuk aksi berlebihan yang dilakukan sekelompok pendukung PSPS kepada coach Ilham dan coach Kurniawan. Kami menganggapnya sudah berlebihan karena suporter ‘mengadili’ pelatih tidak pada tempat dan mekanisme yang seharusnya,” kata Zuchli Imran Putra, dalam rilis resminya, Senin (22/9).
“Penyelesaian masalah seperti ini kami pandang sebagai pengadilan lapangan yang tidak saja mencederai martabat pelatih yang bersangkutan, juga akan meninggalkan kesan bahwa profesi pelatih tidak pernah benar-benar dihargai. Apalagi ‘sidang lapangan’ ini disertai umpatan, makian, teror dan tekanan yang sudah mengarah kepada tindakan-tindakan yang tidak menyenangkan,” tegasnya.
APSSI Menyadari Kursi Panas Pelatih, Namun Harus Ada Etika
Kurniawan Dwi Yulianto saat bertugas di Como 1907. (Instagram/kurniawanqana)
Lebih lanjut, Zuchli menuturkan pihaknya memaklumi kekecewaan yang dirasakan para pendukung PSPS.
APSSI pun menyadari bahwa posisi pelatih seperti menduduki kursi panas yang kapan saja bisa terbakar, bahkan berisiko menghadapi tekanan maupun ancaman.
“Namun dalam kontek ini, kami melihatnya jauh lebih luas dari sekadar tuntutan mundur kepada pelatih karena kekecewaan akan hasil yang didapat. Ada preseden buruk, juga potensi hilangnya respek, kehormatan dan perlindungan profesi terhadap pelatih sepak bola, yang bisa saja akan terjadi di tempat-tempat lain,” jelas Zuchli.
“Oleh karena itu, APSSI mengimbau kepada seluruh stakeholder sepak bola, termasuk suporter untuk saling menghormati dan menghargai, serta melakukan upaya konstruktif, sehat dan sesuai mekanisme terhadap segala sesuatu yang tidak berkesesuaian.”
“Adapun jika ditemukan tindakan-tindakan yang sudah mengarah kepada anarkis disertai ancaman, teror, intimidasi verbal maupun fisik, maka APSSI akan sepenuhnya membela dan melindungi anggota, serta akan melaporkan pihak-pihak dimaksud kepada aparat hukum untuk diproses sesuai hukum dan undang-undang yang berlaku,” pungkasnya.