Analisis Taktik Juventus pada Debut Cristiano Ronaldo
BolaSkor.com - Cristiano Ronaldo membuka lembaran baru dalam kariernya setelah menjalani laga debut bersama Juventus. Pada laga tersebut, terdapat perbedaan dalam taktik I Bianconeri.
Juventus nyaris menelan kekalahan pada laga debut Cristiano Ronaldo. Dalam lawatan ke markas Chievo di Stadion Marc Antonio Bentegodi pada Sabtu (18/8) itu, drama lima gol terjadi dengan kemenangan 3-2 untuk I Bianconeri.
Dalam pertandingan tersebut, Juventus tampil dengan formasi 4-2-3-1. Cristiano Ronaldo menjadi ujung tombak di depan trio Juan Cuadrado, Paulo Dybala, dan Douglas Costa.
Keputusan pelatih Massimiliano Allegri memasang Cristiano Ronaldo sebagai ujung tombak Juventus terasa mengejutkan. Apalagi, Allegri sempat mengisyaratkan Ronaldo tidak akan menjadi penyerang utama.
Akan tetapi, justru di sini letak keunikan peran Cristiano Ronaldo di Juventus. Alih-alih menjadi penyerang tengah klasik seperti Gonzalo Higuain, kapten timnas Portugal itu justru mengingatkan akan sosok Mirko Vucinic.
Seperti Vucinic yang kerap turun mencari bola, Cristiano Ronaldo pun tidak sekadar menunggu umpan di depan. Kombinasi Ronaldo dan Paulo Dybala seperti Vucinic ketika berpartner dengan Francesco Totti di AS Roma atau Sebastian Giovinco di Juventus.
Dalam pola 4-2-3-1, keempat penyerang Juventus saling bertukar posisi untuk mencari tempat terbaik. Sayang, strategi tersebut belum berjalan dengan baik saat menghadapi Chievo.
Wajar, Cristiano Ronaldo baru sekitar satu pekan berlatih dengan para pemain Juventus lainnya. Namun, kombinasi para penyerang I Bianconeri cukup memberikan ancaman.
Perubahan pada babak kedua terjadi ketika Allegri memainkan Mario Mandzukic. Saat itu, Cristiano Ronaldo digeser ke posisi aslinya sebagai penyerang sayap kiri.
Meski begitu, pada prakteknya lagi-lagi Cristiano Ronaldo dan Mandzukic bergantian posisi. Penyerang berusia 33 tahun itu juga terlihat menikmati bermain dari sayap kiri.
Situasi tersebut membuat Chievo memfokuskan pertahanan di sisi kanan pertahanan. Hasilnya, Cristiano Ronaldo dan Mandzukic memang kesulitan menggempur kotak penalti tim tuan rumah.
Namun, rupanya petaka justru datang dari sisi kanan penyerangan Juventus yang dihuni Federico Bernardeschi. Eks pemain Fiorentina itu masuk menggantikan Cuadrado pada babak kedua.
Meski belum tampil sempurna pada pertandingan pertamanya, Cristiano Ronaldo menunjukkan kedatangannya mampu memberikan dimensi yang baru untuk Juventus.
Pada masa lalu, Juventus identik dengan seorang penyerang tengah klasik yang bertugas memantulkan bola selain mencetak gol. Sebut saja nama-nama seperti Alessandro Matri, Fernando Llorente, hingga Gonzalo Higuain.
Praktis, Juventus tidak memiliki ujung tombak yang bisa melakukan pergerakan dari bawah sejak kepergian Mirko Vucinic. Kehadiran Cristiano Ronaldo membawa dimensi baru untuk lini serang La Vecchia Signora.
Akan tetapi, lagi-lagi tidak ada gading yang tak retak. Taktik tersebut menyembunyikan masalah tersendiri untuk penyerangan Juventus.
Seperti terlihat pada babak pertama, para pemain Juventus belum terbiasa bermain dengan skema tanpa penyerang tengah murni. Skuat asuhan Allegri seolah kebingungan dalam membangun serangan tanpa sosok seperti Llorente atau Higuain.
Permainan Juventus baru terlihat berjalan natural sejak Mandzukic tampil pada pertengahan babak kedua. Tentunya hal tersebut perlu menjadi catatan tersendiri untuk Allegri.
Beruntung bagi Juventus, masalah seperti ini sudah terlihat sejak awal musim. Dengan begitu, Allegri masih memiliki waktu untuk menemukan skema terbaik bersama Cristiano Ronaldo di lini depan skuat asuhannya.
Patut dinanti, apakah Massimiliano Allegri sukses menemukan solusi untuk memaksimalkan Cristiano Ronaldo? Atau justru eks pemain Manchester United itu justru membawa bencana untuk Juventus?