Feature Piala Dunia

8 Kontroversi yang Mewarnai Sejarah Piala Dunia

Yusuf Abdillah - Sabtu, 16 Juni 2018

BolaSkor - Sepanjang sejarah gelaran Piala Dunia, kita telah melihat beberapa momen besar dan historis. Selain itu, dalam sejarah sepak bola juga tidak pernah kebal dari momen-momen kontroversial.

Mulai Diego Maradona, hingga keputusan penunjukkan tuan rumah kepada Rusia untuk 2018 dan Qatar 2022. Di dalam buku sejarah sepak bola, Piala Dunia mencatat momen-momen kontroversial yang menjadi perdebatan.

Berikut BolaSkor.com mengumpulkan beberapa insiden di Piala Dunia yang menjadi kontroversi besar.


Hand of God (1986)

Tak disangkal lagi, ini merupakan momen paling luar biasa dalam sejarah Piala Dunia. Gol handball terang-terangan Diego Maradona hingga kini masih melekat dalam memori penggila sepak bola, khususnya yang berasal dari Inggris.

Foto aksi Maradona meninju bola melewati penjaga gawang Inggris Peter Shilton yang membuat Argentina unggul 1-0 di perempat final Piala Dunia 1986, menjadi sangat ikonik.

Hal ini menjadi kontroversi karena seolah-olah semua orang di tim Inggris dan mayoritas penonton di stadion yang melihat Maradona menggunakan tangannya. Namun, satu orang terpenting dalam laga itu tak melihatnya, sang wasit.

Maradona sendiri kemudian mencetak gol yang disebut-sebut sebagai salah satu gol terbaik dalam sejarah Piala Dunia. Namun, gol usai Maradona usai meliuk-liuk melewati separuh tim Inggris itu pun kalah pamor oleh gol "tangan Tuhan"-nya.


Tiga Kartu Kuning, Satu Pemain (2006)

Pada Piala Dunia 2006, wasit asal Inggris, Graham Poll, melakukan hal semestinya tak bisa terjadi dalam sepak bola. Dalam laga Kroasia kontra Australia, sang wasit memberikan tiga kartu kuning untuk pemain yang sama, Josip Simunic.

Pada menit ke-61, Simunic diberi kartu kuning karena melakukan pelanggaran terhadap Harry Kewell. Kemudian di menit ke-90 Simunic membuat pelanggaran yang berbuah kartu kuning. Ajaibnya, Poll tidak memberi Simunic kartu merah sebagai akumulasi dua kartu kuning dan sang pemain terus melanjutkan pertandingan. Hingga akhrnya Simunic benar-benar dikeluarkan Poll pada menit ke-93, setelah menerima tiga kartu kuning.

Kejadian ini sontak menjadi kontroversi. Pasalnya, sejatinya wajar jika Poll lupa sudah memberikan dua kali kartu kuning. Yang menjadi pertanyaan mengapa tak ada yang memberitahu Poll, termasuk dua asisten wasit dan pengawas pertandingan.


Kolusi Menyingkirkan Aljazair (1982)

Apa yang terjadi di Piala Dunia 1982 kemudian lebih dikenal dengan sebutan "Anti-Football", yang sama sekali tak menghormati sportivitas.

Aljazair untuk pertama kalinya tampil di Piala Dunia dan mampu mengejutkan dunia ketika mereka mengalahkan tim favorit Jerman Barat 2-1. Aljazair pun memiliki peluang maju ke fase berikutnya.

Namun sesuatu yang aneh terjadi pada pertandingan grup terakhir antara Jerman Barat kontra Austria. Saat itu, laga terakhir grup dilakukan pada waktu berbeda, tidak seperti saat ini yang dilakukan pada waktu bersamaan.

Jerman Barat menyadari bahwa kemenangan 1-0 akan membuat mereka dan Austria sama-sama lolos dan Aljazair akan dieliminasi.

Saat laga berjalan sepuluh menit, Jerman mencetak lewat Horst Hrubesch. Usai gol, apa yang terjadi di atas lapangan sangatlah memalukan. Kedua tim seperti tak melakukan apa-apa di atas lapangan. Mereka seperti berlatih mengumpan tanpa ada usaha menyerang pertahanan lawan. Alhasil, sesuai skenario, Jerman Barat dan Austria lolos, sedangkan Aljazair harus berkemas pulang.

Aljazair mengeluarkan protes, tetapi tidak berhasil. Mulai saat itulah, pertandingan grup terakhir semua dimainkan pada saat yang bersamaan.


Terjangan Schumacher (1982)

Insiden kontroversial lain masih di Piala Dunia 1982, dan juga melibatkan Jerman Barat. Kali ini kejadian yang terjadi bisa membuat ngilu yang melihatnya.

Pada semifinal Piala Dunia antara Jerman Barat dan Prancis, pemain pengganti Les Bleus, Patrick Battiston mencoba mengejar bola yang mengarah ke area penalti Jerman. Saat itu kiper Jerman, Harald 'Toni' Schumacher juga berlari ke arah bola. Dan, apa yang terjadi? Schumacher seperti banteng menerjang sembari melompat dan menghantam Battiston. Seketika pemain Prancis itu terkapar tak sadarkan diri.

Semua orang yang menyaksikan mengakui itu Schumacher sudah bermain kotor dan melakukan itu secara sengaja. Battiston mengalami cedera parah, patah tulang dan dua giginya tanggal. Battiston hampir kehilangan nyawanya. Luar biasanya, Schumacher tak menerima hukuman apapun. Kejadian itupun hanya menghasilkan sepakan gawang.


Gol Batal Frank Lampard (2010)

Satu lagi kejadia luar biasa ajaib terjadi di Piala Dunia. Kali ini pada gelaran Piala Dunia 2010, tepatnya pada laga perempat final antara Inggris melawan Jerman.

Saat skor 2-1, Frank Lampard melepaskan sepakan jarak jauh yang membentur mistar gawang bagian bawah. Bola memantul dan kemudian ditangkap kiper Jerman Manuel Neuer. Bisa dibilang semua orang yang menyaksikan pertandingan berpendapat itu adalah gol karena bola memantul jauh di bagian dalam gawang.

Lewat tayang ulang dan foto, jelas terlihat sudah terjadi gol. Sejak itulah teknologi video dalam sepak bola makn gencar disuarakan. Jerman sendiri memenangi laga itu 4-1.


'Permainan' Korea Selatan (2002)

Apa yang terjadi pada Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korsel tidak akan pernah dilupakan oleh publik Italia. Bisa dikatakan, apa yang terjadi ini sudah menodai prestise Piala Dunia.

Sebagai tuan rumah, Korea Selatan beberapa diuntungkan oleh keputusan wasit. Yang paling kotroversial terjadi babak 16 besar ketika tuan rumah melawan Italia.

Pada laga itu wasit Byron Moreno dari Ekuador menganulir gol dan mengusir bintang Italia Francesco Totti. Sepanjang pertandingan protes acap dilancarkan oleh para pemain Italia. Penonton netral pun bisa melihat bagaimana wasit menguntungkan Korea Selatan yang akhirnya menang 2-1 melalui gol emas Ahn Jung-Hwan.

Dan kejadian serupa kembali terulang di babak berikutnya saat Korsel melawan Spanyol. Kali ini wasit asal Mesir, Gamal Al-Ghandour menganulir dua gol Spanyol yang semestinya sah. Tuan rumah akhirnya menang 5-3 lewat adu penalti untuk melaju ke semi final.

Usai Piala Dunia 2002, kedua wasit dipaksa untuk pensiun.


Gol Hantu Inggris (1966)

Pada Piala Dunia 1966 atau 44 tahun setelah dianulirnya gol Frank Lampard ke gawang Jerman, situasi serupa terjadi.

Banyak yang menyebut momen ini yang membuat Inggris menjadi juara dunia. Peristiwa terjadi dalam laga final antara Inggris dan Jerman Barat. Pada menit ke-101, striker Inggris Geoff Hurst melepaskan tembakan dan bola menghantam mistar yang memantul ke bawah, lalu keluar gawang.

Wasit asal Swiss, Gottfried Diest tidak yakin jika bola melewati garis, tetapi hakim garis asal Uni Soviet, Tofik Bakhramov mengisyaratkan bahwa gol sudah terjadi. Inggris pun unggul 3-2 dan kemudian menutup laga dengan skor 4-2 untuk menjadi juara di rumah sendiri.

Hingga kini, apakah itu merupakan gol atau tidak masih banyak yang diperdebatkan. Yang menarik, gol 'haram' tersebut belakang disebut sebagai penyebab buruknya prestasi Inggris di Piala Dunia. Tak sedikit Inggris sudah mendapatkan kutukan Jerman.


Battle of Santiago (1962)

Salah satu pertandingan paling terkenal dalam sejarah Piala Dunia, 'Battle of Santiago' terjadi pada 1962 saat Cile berhadapan melawan Italia.

Jelang pertandingan, ketegangan sudah dirasakan. Tulisan jurnalis Italia yang menyebut Santiago sampah makin memperkeruh suasana. Saat itu, Kota Santiago masih belum pulih dari gempa hebat.

Di atas lapangan, kedua belah pihak menyerang satu sama lain dalam berbagai cara. Bayangkan, pelanggaran pertama terjadi saat laga baru berjalan 12 detik. Sedangkan pengusiran pemain pertama terjadi pada menit ke-12.

Permainan sepak bola pada laga itu sudah seperti ajang tarung bebas. Pukulan, tendangan, dan benturan lain terjadi sepanjang laga. Darah pemain pun ikut membasahi lapangan.

Saking brutalnya, polisi harus turun tangan. Tak hanya sekali, sebanyak tiga kali polisi dilibatkan selama pertandingan. Pertarungan ini sendiri dimenangkan Cile 2-0.

Bagikan

Baca Original Artikel