Ragam Feature Timnas Indonesia Berita

5 Alasan Shin Tae-yong Harus Out

Tengku Sufiyanto - Jumat, 02 Februari 2024

BolaSkor.com - Shin Tae-yong, belakangan ini menjadi topik utama perbincangan pencinta sepak bola Indonesia. Semua membahasa masa depan pelatih asal Korea Selatan tersebut.

PSSI belum menggaransi perpanjangan kontrak untuk Shin Tae-yong. Padahal kontrak pelatih berusia 53 tahun itu akan berakhir pada Juni 2024.

PSSI ingin melihat target kedua bisa dicapai Shin Tae-yong atau tidak. Di mana, Shin Tae-yong harus bisa membawa Timnas Indonesia U-23 lolos ke babak 8 besar Piala Asia U-23 2024, 15 April sampai 3 Mei mendatang. Di mana Garuda Muda tergabung di Grup A bersama Qatar, Australia, dan Yordania.

Baca Juga:

Sempat Unfollow, Shin Tae-yong Kembali Follow Erick Thohir di Instagram

Shin Tae-yong Dikaitkan Bakal Jadi Pelatih Baru Timnas China

4 Alasan Shin Tae-yong Wajib Stay di Timnas Indonesia

Target tersebut menjadi kesepakatan antara PSSI dan Shin Tae-yong, selain membawa Timnas Indonesia ke 16 besar Piala Asia 2023, yang sudah terpenuhi. Parameter ini bisa menjadi bahan PSSI untuk mempertimbangkan perpanjangan kontrak dengan Shin Tae-yong.

Situasi masa depan Shin Tae-yong kian memanas setelah sang pelatih blak-blakan saat wawancara dengan media Korea Selatan, Sports Kyunghyang, telah mendapat tawaran melatih tim nasional negara lain. Lalu Shin Tae-yong pada hari ini, Jumat (2/2), me-unfollow Ketum PSSI Erick Thohir, lalu me-follow-nya lagi.

Banyak fans garis keras berpendapat Shin Tae-yong harus stay. Tetapi, ada juga yang berpendapat Shin Tae-yong harus out. Nah, setelah mengulas alasan Shin Tae-yong harus stay, BolaSkor.com mencoba untuk mengulas alasan Shin Tae-yong harus out, apa saja itu? Berikut ulasannya:

1. Statistik Bicara STY Hanya Level Asia Tenggara

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong saat memberikan instruksi menghadapi Vietnam. (PSSI)

Shin Tae-yong terbukti hanya bisa bersaing di level Asia Tenggara dan menang atas timnas negara-negara yang kekuatannya rendah. STY sudah meraih 21 kemenangan, 16 kekalahan, dan 10 hasil imbang dalam 4 tahun membesut Timnas Indonesia.

Shin Tae-yong hanya bisa membawa Skuad Garuda meraih kemenangan atas Brunei Darussalam (3 kali), Timor Leste (2), Kamboja (2), Taiwan (2), Curacao (2), Myanmar (1), Laos (1), Malaysia (1), Singapura (1), Kuwait (1), Nepal (1), Filipina (1), Burundi (1), Turkmenistan (1), dan Vietnam (1).

Dari kemenangan di atas, hanya Kuwait saat Kualifikasi Piala Asia 2023, yang terbilang pencapaian bagus. Vietnam saat Piala Asia 2023, Timnas Indonesia hanya menang lewat tendangan penalti, dan 7 pemain inti The Golden Stars absen.

2. Belum Raih Trofi

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, hadir dalam konferensi pers jelang laga 16 besar Piala Asia 2023 kontra Australia. (PSSI)

Trofi menjadi sebuah wujud nyata untuk pemain atau pelatih dalam hal meraih prestasi. Shin Tae-yong belum sekalipun memberikan gelar juara untuk Timnas Indonesia Senior dan U-23.

Prestasi terbaiknya hanya meloloskan Timnas Indonesia Senior dan U-23 ke Piala Asia. Lalu membawa Garuda memetik tiket 16 besar Piala Asia untuk pertama kalinya.

Shin Tae-yong seharusnya membuktikan bisa meraih trofi sebagai wujud kesuksesan menjadi seorang pelatih.

3. Permainan Pragmatis Banyak Kesalahan

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (PSSI)

Shin Tae-yong selama membela Timnas Indonesia selalu menampilkan sepak bola pragmatis. Tidak ada proses dalam bermain.

Melawan Kamboja, Timnas Indonesia yang dulu pasti memegang kendali permainan, sekarang justru seimbang. Ini menandakan lemahnya permainan taktis lini tengah Timnas Indonesia.

Di Piala Asia 2023, Timnas Indonesia selalu bermain pragmatis di 4 laga. Skuad Garuda sudah melakukan permainan pragmatis, namun kesalahan tetap saja terjadi.

Ini sebuah kemunduran di mana saat Piala Asia 2007, Timnas Indonesia dapat memperagakan permainan menghibur melawan Bahrain, Arab Saudi, dan Korea Selatan.

4. Taktik yang Membingungkan

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong saat menghadapi Australia. (PSSI)

Satu hal yang membuat orang bertanya-tanya soal taktik Shin Tae-yong adalah ketika melawan Australia. STY hanya menggunakan 2 pergantian pemain.

Dia tidak memasang striker atau pemain lebih menyerang untuk mengejar ketertinggalan. Hanya Witan Sulaeman yang termasuk pemain tipikal menyerang.

Satu nama lagi Rizky Ridho, pemain tipikal bertahan. Padahal, Australia menggunakan seluruh pergantian pemain alias lima pemain.

Lalu soal Shayne Pattynama yang tidak diganti. Padahal, 4 gol Australia lahir dari penyerangan di sisi kiri pertahanan Australia.

Shayne tidak turun dalam 3 laga penyisihan grup. Pratama Arhan yang mengisi pos bek kiri. Otomatis Shayne masih kurang memahami situasi lapangan.

5. Etika Berkurang

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memberikan instruksi saat Timnas Indonesia melawan Kamboja di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (23/12) sore WIB. (BolaSkor.com/Paulus Dwi)

Shin Tae-yong baru-baru ini sempat membuat kehebohan dengan mengaku mendapat penawaran melatih timnas negara lain. Hal itu dikatakan pelatih berusia 53 tahun tersebut saat wawancara bersama media Korea Selatan, Sports Kyunghyang.

Kabarnya, Shin Tae-yong menjadi opsi pelatih baru timnas China, jika Aleksandar Jankovic dipecat, usai gagal membawa Tim Tirai Bambu lolos dari fase grup Piala Asia 2023.

Jelas ini melanggar sebuah etika kontrak antara PSSI dengan Shin Tae-yong. Seharusnya menjaga etika untuk sama-sama fokus menghormati kontrak.

Bagikan

Baca Original Artikel