4 Alasan Manchester United Sudah Saatnya Memecat Ole Gunnar Solskjaer
BolaSkor.com - Manchester United gagal meraih kemenangan dalam tiga pertandingan terakhir. Akibatnya, posisi Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer dikabarkan tidak aman.
Ole Gunnar Solskjaer belum bisa membuat Manchester United stabil di papan atas klasemen. Man United kerap kehilangan poin ketika bersua lawan yang memiliki level satu tingkat di bawah.
Baca juga:
14 Klub yang Nasibnya Ditentukan pada Matchday Pamungkas Fase Grup Liga Champions 2019-2020
Joao Felix dan 9 Pemenang Golden Boy dalam 10 Tahun Terakhir

Pada beberapa kesempatan, para petinggi Setan Merah membela Solskjaer dengan menyebut Manchester United sedang dalam masa transisi dan fokus membangun tim bertumpu pada pemain muda.
Masalahnya, sampai kapan Manchester United berstatus tim papan tengah? Memecat Ole Gunnar Solskjaer diyakini adalah satu di antara cara tepat membuat posisi The Red Devils menjadi lebih baik.
Berikut ini empat alasan kenapa Manchester United sudah waktunya memecat Ole Gunnar Solskjaer:

Bukan Pelatih yang Akrab dengan Gelar
Manchester United membutuhkan pelatih yang terbiasa meraih gelar bergengsi. Sayangnya, hal tersebut tidak ada pada diri Ole Gunnar Solskjaer.
Sejatinya, Ole Gunnar Solskjaer adalah manajer yang belum teruji benar kemampuannya. Ia hanya melatih tim nasional Cardiff dan Molde FK sebelum menuju Manchester United. Meski meraih titel bersama Molde FK, namun itu belum cukup bila disandingkan dengan ketatnya persaingan di Premier League.
Padahal, satu yang dibutuhkan Manchester United adalah manajer yang terbiasa menjadi yang terbaik. Dengan begitu, sang manajer bisa menularkan pengalamannya kepada pemain yang berlaga.
Tak Punya Banyak Variasi Taktik
Pada beberapa kesempatan, Ole Gunnar Solskjaer terlihat tidak memiliki banyak variasi taktik. Ketika dalam kondisi terdesak, sang manajer tak melakukan perubahan yang berdampak positif.
Biasanya, manajer asal Norwegia itu menggunakan formasi 4-3-3. Alternatif dari taktik tersebut adalah 4-2-3-1 dengan mendorong Anthony Martial sebagai penyerang tunggal.
Namun, Solskjaer tidak bisa berbuat banyak ketika sebagian pemain penting Man United mengalami cedera. Ia gagal menemukan formula yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Selain itu, pada beberapa laga, terlihat lawan bisa mengantisipasi taktik Solskjaer dengan baik. Biasanya, mereka akan menugaskan pada beberapa pemain untuk membatasi ruang gerak Marcus Rashford dan Daniel James. Kalau sudah seperti itu, Solskjaer terlihat kesulitan.

Tidak Punya Daya Tarik Mendatangkan Pemain Bintang
Bursa transfer musim panas kemarin adalah kesempatan besar bagi Solskjaer mendatangkan pemain yang diinginkannya. Harry Maguire, Aaron Wan-Bissaka, dan Daniel James adalah sederet armada baru The Red Devils.
Namun, dari barisan pemain tersebut, minim yang menjadikan Ole Gunnar Solskjaer sebagai alasan bergabung dengan Man United. Sang manajer belum punya karisma yang bisa menjadi daya tarik mendatangkan pemain bintang.
Sebagai perbandingan, posisi Pep Guardiola sebagai manajer sangat menguntungkan Manchester City dalam negosiasi. Ketika punya beberapa pilihan, biasanya pemain akan menjadikan faktor pelatih sebagai satu di antara pertimbangan. Pada saat itu, Guardiola mencuat karena punya rekam jejak syarat dengan prestasi dan membangkitkan kemampuan pemainnya.
Prestasi Jalan di Tempat
Manchester United jelas sudah menurunkan targetnya dengan hanya menjadikan lolos ke Liga Champions sebagai tujuan tim. Namun, dengan penurunan target seperti itu pun, Solskjaer masih kesulitan mencapainya.
Meski hanya menukangi Manchester United dari Desember pada musim kemarin, namun tidak serta-merta Solskjaer tak punya andil di balik kegagalan Paul Pogba dan kawan-kawan menembus empat besar. Pada musim lalu, Man United hanya menempati posisi keenam.
Situasi serupa juga terjadi pada musim ini. Manchester United masih belum bisa berada pada posisi empat besar. Saat ini, The Red Devils menduduki peringkat kesembilan dengan selisih delapan poin dari peringkat keempat.
Meski musim belum berakhir, namun dengan jarak delapan poin, Man United perlu kerja ekstra untuk bisa menembus zona Liga Champions. Masalahnya, apakah Solskjaer adalah manajer yang bisa melakukan hal tersebut? Apalagi, pada musim lalu pun ia punya catatan kegagalan.