Analisis Feature Inggris Berita

4 Alasan Liverpool Tidak akan Ulangi Kesalahan Lima Tahun Silam saat Melawan Chelsea di Anfield

Arief Hadi - Minggu, 14 April 2019

BolaSkor.com - Ketika mengetahui Liverpool akan menjamu Chelsea di Anfield dalam lanjutan pekan 34 Premier League, Minggu (14/4) pukul 22.30 WIB, publik dan media-media Inggris langsung mengarah pada satu momen: pertarungan Liverpool vs Chelsea di Anfield pada 2014.

Uniknya, situasi saat ini sama eperti lima tahun silam: Liverpool dalam jalur perebutan titel Premier League, Chelsea berstatus non-unggulan, dan pertandingan berlangsung di Anfield. Bedanya hanya ada pada skuat dan manajer kedua tim.

Lima tahun lalu di musim 2013-14, Liverpool secara mengejutkan kalah 0-2 kala ada satu momen yang ikonik, saat Steven Gerrard terpeleset dan memberikan jalan kepada Demba Ba untuk mencetak gol. Kekalahan itu menjadi titik poin gagalnya Liverpool meraih titel Premier League yang diraih pada tahun 2014.

Baca Juga:

Prediksi Liverpool Vs Chelsea: Tuah Anfield dan Mimpi Buruk The Reds

Lawan Chelsea, Jurgen Klopp: Lupakan Kenangan Pahit di Tahun 2014

Punya Peluang Ganjal Liverpool, Hazard Cuma Fokus Bawa Chelsea Pastikan 4 Besar

"Tidak penting membicarakan soal apa yang telah terjadi (soal terpelesetnya Gerrard di tahun 2014). Itu sudah lama berlalu," ujar Jurgen Klopp, manajer Liverpool, dikutip dari Goal.

"Kami punya cukup alasan untuk positif mengenai diri kami sendiri. Musim ini telah berbeda ketika kami kembali bermain, karena hal-hal negatif yang kami alami di laga terakhir di musim lalu," lanjutnya.

Klopp sudah meminta fans melupakan kenangan pahit lima tahun silam. Fans Liverpool pun seharusnya tidak perlu khawatir berlebihan berpikir tim mereka akan mengalami kesulitan berbeda dibanding lima tahun lalu.

Berikut empat alasan potensi besar Liverpool tidak akan mengulang kesalahan saat melawan Chelsea di Anfield:

1. Skuat dan Manajer Berbeda

Jurgen Klopp

Klopp telah menggantikan Brendan Rodgers dan dari skuat yang tersisa lima tahun silam, hanya ada beberapa pemain yang masih ada saat ini: Jordan Henderson, Simon Mignolet, dan Daniel Sturridge. Sisanya sudah berubah drastis - khususnya di lini belakang.

Begitu juga dengan skuat Chelsea. Jadi, pertarungan nanti bukan lagi pertandingan Liverpool vs Chelsea di tahun 2014, melainkan pertarungan baru di tahun 2019. Hanya sedikit pemain di kedua tim yang masih mengingat salah satu pertandingan bersejarah di Inggris itu.

2. Pertahanan Terbaik di Premier League

Virgil van Dijk dan Alisson

Liverpool baru kebobolan 20 gol dari 33 laga Premier League musim ini dan berstatus penilik pertahanan terbaik. Alisson dan Virgil van Dijk menjadi kunci kekuatan tangguhnya lini bertahan Liverpool. Tidak salah Liverpool merogoh kocek dalam untuk keduanya.

Van Dijk dibeli sebesar 75 juta poundsterling dari Southampton pada Januari 2018, sementara Alisson datang dari AS Roma musim ini sebesar 66,8 juta poundsterling. Mereka berdua tidak akan memikirkan momen lima tahun silam karena mereka memang belum bermain di Anfield.

Pertahanan yang kokoh sedianya memberikan jaminan keamanan yang lebih baik bagi Liverpool dan juga fans. Pasalnya, Chelsea memiliki banyak pemain-pemain ofensif berkualitas, khususnya di area sayap permainan.

3. Chelsea Tidak Lagi Dilatih Jose Mourinho

Jose Mourinho di Anfield tahun 2014

Percaya atau tidak, faktor Jose Mourinho bisa jadi pembeda di laga nanti. Maurizio Sarri - tanpa mengurangi rasa respek - bukan Mourinho yang tahu bagaimana caranya menarik perhatian publik dengan kontroversi, ucapan, atau taktik yang diterapkannya.

Pada 2014, The Special One tahu persis timnya tidak terlibat dalam perburuan titel Premier League, tapi ia juga tahu Chelsea bisa menentukan pemenang titel Premier League. Mourinho, dengan taktik pragmatisnya, mampu membawa Chelsea menang 2-0 di Anfield kala itu.

Mourinho 'seolah' senang menggoda Liverpool agar gagal meraih titel Premier League dan di satu momen, menahan bola yang ingin diambil Steven Gerrard dan Jon Flanagan - tipikal Jose Mourinho.

Sarri jelas berbeda. Manajer asal Italia relatif tidak akan memicu kontroversi dan tetap akan meminta Chelsea bermain ofensif - tanpa niatan merusak impian titel Premier League Liverpool, meski tahu Liverpool sangat berbahaya dari serangan balik.

4. Liverpool Lebih Kolektif

Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Sadio Mane

"Cara kami bermain sekarang, setelah enam tahun berada di klub, sepenuhnya berbeda dari waktu itu (2014). Kami kala itu punya kesempatan besar (meraih titel Premier League), tapi kami terlalu bergantung dengan kualitas mencetak gol Luis Suarez dan sekarang kami lebih bersatu."

"Kami tidak kebobolan banyak gol dan ancaman datang dari banyak arah ketimbang hanya satu pemain. Dari sisi itu, kami jauh lebih solid dibanding masa lalu, ketika kami bergantung kepada kualitas individu dan individu pemain."

Mignolet mengutarakan pendapatnya itu kepada Sky Sports. Kiper asal Belgia merupakan saksi perjalanan Liverpool dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Jadi, dia tahu persis perbedaan skuat terkini dibanding masa lalu.

Ucapannya tidak salah. Pembagian gol Liverpool musim ini memang tidak bergantung kepada satu pemain, seperti Suarez di musim 2013-14, dan merata di lini depan. Mohamed Salah menorehkan 18 gol, Sadio Mane 17 gol, dan Roberto Firmino 12 gol.

Pembagian gol yang lebih merata dan gol yang dapat datang dari berbagai arah itu berbeda dari skuat Liverpool di tahun 2014.

Bagikan

Baca Original Artikel