Analisis Feature Inggris Berita

3 Fakta Menarik Laga Arsenal Vs Man United, Bukti Kejeniusan Unai Emery

Arief Hadi - Senin, 11 Maret 2019

BolaSkor.com - Arsenal menghentikan laju kemenangan Manchester United di Premier League. Menjamu sang rival di pekan 30 Premier League, The Gunners menang 2-0 melalui gol yang diciptakan Granit Xhaka dan penalti Pierre-Emerick Aubameyang.

Arsenal-nya Unai Emery jadi tim kandang pertama yang mengalahkan Man United asuhan Ole Gunnar Solskjaer, plus jadi tim kandang pertama yang mencatatkan clean sheets melawan tim yang sama. Itu jadi kekalahan pertama Man United dari 13 laga Premier League di bawah arahan Solskjaer.

Setan Merah menang 10 kali, imbang dua kali, dan kalah untuk kali pertama ketika melawan Arsenal. Kini, Arsenal ada di urutan empat klasemen dan terpaut dua poin dari Man United di peringkat lima. Sementara Chelsea di peringkat enam dan baru memainkan satu laga lebih sedikit.

Baca Juga:

3 Pemain yang Belum Maksimal, namun Pantang Dilego Manchester United

Solskjaer Beberkan Efek Laga di Paris atas Kekalahan Man United dari Arsenal

Arsenal 2-0 Man United, The Gunners Gusur Setan Merah dari 4 Besar

Begitu banyak cerita yang bisa dibahas dari pertandingan Arsenal kontra Man United di Emirates Stadium. Tiga di antaranya kami bahas melalui penjabaran di bawah ini:

1. Kejeniusan Unai Emery

Unai Emery

Selepas laga berakhir, Sam Allardyce, pandit sepak bola Inggris, mengatakan dalam siaran langsung BeIN Sports bahwa Emery melakukan hal yang tidak akan pernah dilakukan oleh Arsene Wenger dari segi gaya bermain tim.

Emery belajar dari pengalaman ketika disingkirkan Man United di Piala FA musim ini dengan skor 1-3. Dia tahu tim tamu akan kembali mengandalkan serangan balik sebagai senjata utama, oleh karenanya Arsenal kali ini tidak ngotot menguasai bola.

Arsenal bermain dengan bijak: membangun serangan ketika mengontrol bola dengan hati-hati untuk mengantisipasi serangan balik United. Gol cepat dari Granit Xhaka di menit 12 semakin memudahkan Arsenal untuk mengontrol pertandingan.

Xhaka melepaskan tendangan jarak jauh yang memang menjadi salah satu keahliannya, mengejutkan David De Gea dan bola masuk ke dalam gawang United. Selepas momen itu, Man United menguasai bola dan bertubi-tubi menyerang.

Peluang dari Romelu Lukaku, Fred, Marcus Rashford, semuanya kandas di pertahanan lawan dan kiper yang bermain bagus, Bernd Leno. Lalu di satu momen pada menit 68, serangan balik Arsenal berbuah gol kedua.

Alexandre Lacazette dijatuhkan Fred di kotak terlarang dan Pierre-Emerick Aubameyang mengonversi peluang menjadi gol. Sisanya, Arsenal hanya menangkal tiap serangan yang dibangun Man United.

Singkat kata: Manchester United merasakan senjata makan tuan dari permainan mereka sendiri tiap kali berjumpa dengan Arsenal.

Arsenal tidak masalah tertinggal penguasaan bola 46 berbanding 54 persen Man United. Hasil di papan skor telah membuktikan jika Emery tidak keberatan bermain defensif dan mengandalkan serangan balik selama mampu meraih kemenangan, yang di liga sama artinya dengan tiga poin.

"Saat ini, saya pikir kami bermain lebih percaya diri di tiap laga dan hari ini kami telah memperlihatkannya. Tapi kami harus tetap tenang, sabar, dan terus berkembang. Mengontrol emosi sangat penting. Menjaga konsistensi ini sangat penting dalam pikiran kami," tutur Emery.

2. Mesut Ozil dan Aaron Ramsey

Mesut Ozil

Kedua gelandang ini, jika bermain dalam kondisi terbaiknya, mampu menjadikan Arsenal sebagai salah satu tim dengan lini tengah terbaik di Eropa. Aaron Ramsey, yang akan hengkang akhir musim ini ke Juventus, melakukan delapan tekel kontra Man United.

Ramsey menggantikan tugas Lucas Torreira sebagai penyeimbang lini tengah Arsenal. Tipikal bermainnya itu cuma salah satu dari banyaknya kemampuan Ramsey yang dapat bermain di banyak posisi di lini tengah.

Sementara untuk Ozil, pemain berpaspor Jerman selalu jadi pembeda bagi timnya ketika dipercaya bermain dan tampil dalam kondisi prima. Ozil menjadi pengatur serangan yang lebih baik dari Paul Pogba di laga tersebut.

Ozil melakukan percobaan 34 operan, 31 di antaranya sukses, mengoper bola 21 kali di pertahanan lawan, dan menciptakan empat peluang. Dia jadi satu-satunya pemain yang memulai laga dengan tingkat akurasi 90 persen.

3. Menghidupkan Persaingan di Zona Liga Champions

Arsenal buat persaingan zona Liga Champions kian memanas

Dua tempat tersisa dalam perebutan zona Liga Champions di empat besar Premier League semakin berjalan seru. Tottenham Hotspur, Arsenal, Manchester United, dan Chelsea, menjadi empat tim yang akan bertempur merebutkannya.

Tottenham di peringkat tiga dengan raihan 61 poin, diikuti Arsenal (60 poin), Man United (58 poin), dan Chelsea (57 poin). The Blues bisa kapan pun merangsek masuk ke dalam empat besar karena unggul memainkan satu laga lebih sedikit.

Chelsea bisa mengintip kans masuk ke peringkat tiga atau empat apabila Tottenham dan Arsenal kalah atau kehilangan poin. Tak ayal, selain serunya perebutan titel Premier League antara Manchester City melawan Liverpool, perebutan tempat di zona Liga Champions juga berlangsung seru.

Bagikan

Baca Original Artikel