Dimas Ekky Pratama masih sangat kesulitan di Moto2 musim ini...

Dimas sudah melewati usia puncak untuk memulai debut di Moto2. Kecuali dia sudah menjadi juara di Kejuaraan-kejuaraan lain. Mungkin tidak masalah.

Level persaingan di Moto2 memang sangat tinggi...

Contoh paling bagus Anthony West. Di ARRC, levelnya berada di atas pembalap-pembalap Asia. Tapi di Moto2, ia masih kesulitan. Yang sudah juara di ARRC saja seperti Azlan Shah atau Zaqhwan Zaidi saat naik kelas ke Moto2, posisinya sangat jauh. Apalagi yang di ARRC masih peringkat lima ke bawah.

AM Fadly
Pembalap Manual Tech, AM Fadly (Istimewa)

Di kelas AP250 ajang ARRC 2019, tim Manual Tech punya kesempatan besar untuk mengakhiri dominasi Astra Honda Racing Team.

Regulasi AP250 tahun ini ada perubahan. Dua pembalap kami sudah kena aturan rev limiter diturunkan 500 RPM. Semua pembalap yang selisih poin dengan peringkat kelima mencapai 25 poin atau lebih terganjal regulasi ini.

Namun saya nilai skill pembalap kami, Andy Muhammad Fadly di atas rata-rata pembalap AP250. Jadi persaingan bakal sangat ketat.

Anda pernah bilang kelas AP250 tidak bagus untuk menguji dan menggembleng skill pembalap...

Kelas AP250 sedikit merepotkan karena ada perbedaan spesifikasi bawaan motor. Jadi para juara yang naik CBR250 dimanjakan dengan kelebihan motor. Sehingga saat naik ke kelas yang lebih tinggi jadi kaget.

Buktinya, pembalap Thailand (Peerapong) yang tahun lalu di AP250 tidak pernah di depan, begitu naik kelas ke 600 cc, ia juara terus. Sedangkan pembalap yang mengendarai CBR250 dan juara AP250 tahun lalu (Rheza Danica Ahrens) kesulitan untuk bersaing di baris depan.*