SitiSiti Masithah (tengah) bersama Febriyanti, dan Celsy Silviana. (MP Media/BolaSkor.com/Kanugrahan)

Sebenarnya Woodball ini hanya karena hanya diikuti empat negara: Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura, keempat-empatnya juga sebenarnya perlu diwaspadai. Kalau saya, saya bilang ke anak-anak gitu ya. Walaupun maksud saya gini, kadang-kadang kalau kita bilang hati-hati sama Thailand, ternyata nanti Malaysia nyalip di tikungan akhir kan.

Jadi saya melihat, satu keberuntungan hanya empat negara, walaupun agak sayang gitu ya. Tapi kita sudah terbiasa di International Series yang diikuti oleh minimal 8 sampai dengan 12, 15 bahkan di World Cup itu—sori, di Asian Cup—itu ya hampir 12 negara kalau saya enggak salah masalah. Jadi sudah terbiasa ketemu banyak lawan gitu.

Jadi kalau menurut saya, tiap negara berbeda-beda. Tuan rumah (Thailand) itu hal pasti harus diwaspadai karena tuan rumah, mereka sudah terbiasa dengan lapangannya, dan pasti mereka udah latihan jauh-jauh hari di lapangan yang sama dengan trek yang ini, itu keunggulannya tuan rumah lah.

Di sisi lain, kuda hitam itu Singapura. Singapura sendiri atletnya sebenarnya sudah berumur. Kalau kita lihat kemarin saya mengecek, Singapura itu rata-rata usianya tuh udah di atas 40 tahun, ada yang 70 tahun malah gitu kan. Tapi, yang menarik, waktu ada Singapore Open, mereka bisa menjuarai lumayan banyak nomor.

Jadi atlet Singapura juara banyak di Singapore Open gitu. Ya mungkin mereka bukan jago kandang. Jadi tetap harus diwaspadai karena ternyata mereka punya, walaupun hanya di satu series doang mereka tampil maksimal, tapi tetap harus diwaspadai.

Kalau Malaysia sendiri sekarang sebenarnya sedang peralihan. Jadi mereka melihat Indonesia dengan atlet yang muda, jadi lagi ada peralihan antara atlet senior ke atlet mudanya.

Eh, saya melihat kita hasilnya sangat signifikan waktu Malaysia Open. Hampir semua medali di sana kita sikat, gitu. Tapi peralihan dari atlet senior ke muda ini perlu diwaspadai karena kita belum tahu pola permainannya mereka seperti apa.

Jadi kalau menurut saya, masing-masing harus diwaspadai cuma beda-beda skalanya. Jadi kita harus lihat dari diferensiasi yang berbeda. Nah, saya enggak mau anak-anak cuma fokus ke satu negara, nantinya kecolongan di negara lain. Jadi buat saya, siapapun lawan Anda, sikat libas habis gitu.

Woodball Indonesia incar juara umum di SEA Games 2025, berapa medali emas yang ditargetkan?