30 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin

Hal itu dikarenakan besarnya jurang perbedaan ekonomi dan sosial antara timur dan barat. Sedangkan di sisi sepak bola, Hertha berhasil promosi kembali ke Bundesliga musim itu. Sedangkan Union tidak kebagian jatah.

Ketika kedua sistem liga digabungkan seiring dengan reunifikasi, Union yang ada di peringkat tiga Liga Jerman Timur membuat mereka promosi. Namun, keuangan klub menjadi masalah serius.

Meskipun sudah menjual pemain andalan untuk tetap bertahan, Union mencapai Bundesliga 2 pada 2001. Pada tahun yang sama mereka menjadi runner-up di Piala Jerman.

Dekade berikutnya seperti rollercoaster. Tiga musim di level kedua diikuti degradasi beruntun. Union kesulitan untuk mendapatkan 1,46 juta euro dalam kas mereka sebagai syarat ikut kompetisi profesional. Bahkan para suporter harus menjual darah mereka untuk membantu klub.

Union kemudian kembali ke Bundesliga 2 pada 2009. Baru sepuluh tahun kemudian Union bisa tampil di Bundesliga.

Menurut kepala Hertha saat ini, Ante Covic, klub ini adalah "klub untuk seluruh Berlin. Anda bisa lihat, kenyataannya kami berlatih di semua 12 distrik di Berlin".

Itu berbeda dengan basis penggemar Union di lingkungan Kopenick, yang secara tradisional terdiri dari pendukung kelas pekerja. Perbedaan sosial inilah yang membuat hubungan kedua klub menjadi sangat dingin.

Fans melihat persaingan sebagai konsep yang digembar-gemborkan media. Bagi mereka persaingan ini tidak sampai ke level kebencian yang berlebihan, seperti di derby lainnya.

Promosi pertama Union ke Bundesliga juga terjadi pada saat yang tepat bagi banyak orang. Pasalnya ini bertepatan dengan peringatan 30 tahun jatuhnya Tembok Berlin. Bahkan semula sempat muncul rencana pertandingan akan digelar pada 9 November, hari peringatan jatuhnya tembok.

Namun presiden Union Dirk Zingler, melihat hal-hal secara berbeda. "Bagi saya itu adalah derby, itu berarti persaingan, demarkasi, dan perang kelas sepak bola. Saya pikir konyol mengaitkan laga ini sebagai simbol persatuan."

Dua pernyataan yang bertolak belakang ini menunjukkan pentingnya derby bagi Berlin, dan juga Jerman bersatu.

Duel ini disebut-sebut sebagai derby Berlin pertama di Berlin antara Timur dan Barat. Ada aspek historis dan politis yang mendasari membuat pertandingan ini begitu istimewa.

Derby ini adalah gambaran dari persahabatan yang dibangun di atas solidaritas yang telah berkembang menjadi persaingan di ibu kota.