Gelimang Trofi Tidak Ada dalam Sejarah Tottenham

Satu ucapan paling ikonik dari Sir Alex Ferguson, eks manajer legendaris Manchester United, tentang Tottenham.

"Lads, its Tottenham" yang punya arti "Ayolah tim, hanya Tottenham". Simpel tapi dengan arti yang sangat dalam dan pahit untuk Tottenham. Tapi begitulah adanya.

Sejak didirikan pada 1882, rival sekota Arsenal itu hanya dua kali memenangi titel First Division (format lama sebelum Premier League), delapan Piala FA, dua Piala Eropa (Liga Europa). Itu semua terjadi kala Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo belum terlahir di dunia ini.

Wajar saja jika Tottenham terus diejek tiap kali tampil bagus, menampilkan performa bintang lama, karena publik tahu sebagus apapun Tottenham, mereka tidak akan meraih trofi di akhir musim ini.

Mauricio Pochettino mengembangkan Tottenham dalam empat tahun terakhir

Itulah kenapa Pochettino tak mau muluk-muluk bermimpi dan membiarkan segalanya berjalan bagaikan air di sungai. Walaupun begitu, publik juga tidak begitu saja menutup mata akan kehebatan Pochettino menyulap Tottenham dari sekedar tim peramai papan atas menjadi kuda hitam petarung titel Premier League.

Selama empat tahun Pochettino mengorbitkan nama-nama pemain muda berbakat di Eropa dan tidak khawatir memberi mereka kesempatan bermain. Eropa tidak akan mengenal Dele Alli, Harry Kane, Eric Dier, jika bukan karena Pochettino.

Menikmati performa Tottenham sungguh menghipnotis. Sampai-sampai Gordon Strachan, manajer asal Skotlandia yang pernah melatih Southampton dan Middlesbrough, menilai menjaga performa Tottenham saat ini lebih baik dari raihan trofi.

"Orang-orang berkata mereka (Tottenham) harus menyeimbangkannya (performa) dengan raihan trofi, tapi trofi apa? Apakah Piala Liga sebagus apa yang mereka tampilkan tiap pekan? Semua orang berbicara soal konsistensi dan selama empat tahun terakhir, mereka sangatlah konsisten," papar Strachan.

Bagaimana dengan Anda, fans Tottenham, lebih setuju terus tampil bagus dan konsisten tapi tak pernah meraih trofi? Atau tampil biasa saja tapi pada akhirnya meraih trofi?

Lanjut Baca lagi