Terjatuh dan Bangkit Lagi

Hampir seluruh pemain di tim nasional kursi roda basket Indonesia memulai dari cabang olahraga lain. Danu Kuswantoro satu di antaranya. Ia sebelumnya lebih menekuni bulu tangkis sebelum bermain basket.

Danu merasa terpanggil bermain basket setelah melihat bagaimana perjuangan Donald. Semua dimulai Danu dari nol hingga akhirnya bisa tampil pada Asian Para Games 2018.

"Sempat ada keraguan dalam diri apakah saya bisa bermain basket? Hal tersebut hilang setelah melihat Donald," ujar Danu.

"Donald begitu semangat dan yakin bisa membentuk tim kursi roda basket. Saat itu saya berpikir untuk membantu dia mewujudkan mimpi itu," sambungnya.

Bermain basket dengan kursi roda tentu bukan perkara mudah. Insiden terjatuh di lapangan sering kali dialami Danu.

Perasaan malu menghinggapi Danu saat selalu terjatuh di lapangan. Lambat laun perasaan itu justru hilang dan berubah menjadi kebanggaan.

"Awalnya tentu malu kalau terjatuh di lapangan. Seperti tidak bisa berbuat apa-apa dan merasa payah sekali," tutur Danu.

"Akan tetapi, teriakan dan sorakan penonton yang menyemangati saya untuk bangkit menjadi motivasi. Sekarang sudah tidak ada lagi rasa malu. Terjatuh di lapangan itu hal yang biasa," ujar pria kelahiran 1966 itu.

Danu merupakan pemain yang perkembangannya paling pesat di dalam tim. Meski memiliki dasar olahraga bulu tangkis, Danu bisa cepat belajar bagaimana cara bermain basket yang baik.

"Danu itu perkembangannya paling pesat. Dulu menembak saja tidak bisa, sekarang dia sudah berani membawa bola di samping Donald dan membantu serangan," ujar Fajar.

Perjuangan tim nasional kursi roda basket Indonesia belum berakhir meski Asian Para Games 2018 telah berakhir. Donald dkk. kini mengalihkan fokus ke ASEAN Para Games 2019 di Filipina.

"Kami coba perlahan. Berikutnya adalah ASEAN Para Games pertama bagi kami. Semoga hasilnya bisa lebih baik dari di sini," tutur Fajar.