Dalam empat musim Premier League di bawah Frank, Brentford finis di peringkat ke-13, ke-9, ke-16, dan ke-10, dan musim lalu mereka mampu mencetak 66 gol, hanya empat tim yang mencetak lebih.
"Saya merasa mungkin sudah waktunya untuk menantang diri sendiri, dan ketika klub sebesar Tottenham datang, saya ingin menjadi bagian darinya," kata Frank.
Pelatih asal Denmark itu menyampaikan empati kepada pendahulunya dari Australia, Postecoglou, yang dipecat meski berhasil meraih trofi besar pertama mereka dalam 17 tahun dengan kemenangan di final Liga Europa.
"Pertama dan terpenting, Ange akan selamanya menjadi legenda di Tottenham. Salah satu dari hanya tiga orang yang telah memenangkan trofi Eropa di sini, dan yang pertama dalam 41 tahun," tambahnya.
Pada musim pertamanya sebagai pelatih Tottenham, Frank menegaskan ingin membawa tim asuhannya bisa bersaing di semua kompetisi.
"Tujuan pertama kami adalah mampu bersaing di keempat kompetisi. Itu harus menjadi tujuan kami," ujar Frank.
Tottenham merupakan salah satu klub yang sering melakukan pergantian pemain.
Untuk hal ini Frank mengaku menyadari risiko yang akan dihadapinya.
"Saya suka menantang diri sendiri. Saya belum pernah dipecat sebelumnya, jadi itulah salah satu alasan saya menerima pekerjaan ini, agar saya bisa mengambil lebih banyak risiko dalam kehidupan saya," tambahnya.
"Saya suka ambisi dan semua yang saya lakukan, setiap keputusan yang saya buat sejauh ini, semuanya untuk jangka panjang."